Sedangkan hutan larangan, sama sekali tidak ada yang boleh masuk sekalipun itu ketua adat. Para tetua adat ketika memasuki hutan larangan harus memenuhi syarat tertentu. Hutan larangan ini menjadi hutan yang terjaga dari tangan manusia. Ranting yang jatuh pun tidak boleh diambil, apalagi dipatahkan. Adat istiadat ternyata jaga hutan ini tetap lestari.
Ada hal yang menjadi penetapan keterjagaan lingkungan alam Kampung Naga adalah kepatuhan warganya pada adat. Pamali, adalah kata yang sakral dan tidak boleh dilakukan oleh siapa pun. Sekali pamali, maka tidak boleh dilakukan. Pelarangan atau pamali ini lahir secara turun temurun menjadi kesadaran warga untuk menjaga lingkungan kampung Naga.
Mitos yang beredar bukan penduduk kampung yang menghukum pelanggar norma adat, tetapi perbuatan nya sendiri yang akan menimbulkan musibah. Demikian keterangan Uria ketika saya mencari tau apa yang akan dilakukan oleh warga Kampung Naga apabila ada orang yang melanggar ketetapan adat.Â
_
Bangunan Kampung Naga Yang Tidak Hanya Sekedar Susunan Material
Ketika diri saya tiba di Kampung Naga, bangunan-bangunan atapnya berbentuk segitiga dengan berbahan ijuk, dan menghadap ke arah yang sama atau saling berhadap-hadapan kesebelah utara atau ke sebelah selatan dengan memanjang kearah Barat-Timur. Sepertinya ini ditujukan untuk menjaga kerukunan antar warga.
Uria memberi keterangan "terdapat kurang lebih 113 bangunan dalam area 1,5 ha yang terdiri dari 110 rumah warga dan 1 tempat ibadah, selain itu juga terdapat balai pertemuan dan lumbung padi (Leuit) dan Bumi Ageung. Ada satu buah bangunan yang dianggap keramat yaitu 'Bumi Ageung' yaitu tempat pelaksanaan rutinitas upacara adat, tempat ini tidak boleh dimasuki kecuali oleh Ketua Adat atau Kuncen" Â dia pun kemudian mengajak kami masuk ke area perkampungan.Â
Atap rumah dari daun nipah / tepus, ijuk, atau alang-alang. Lantai rumah terbuat dari bambu atau papan kayu. Dinding rumah dari bilik atau anyaman bambu dengan anyaman sasak. Rumah tidak diperkenankan dicat, kecuali dikapur atau dimeni serta bahan rumah tidak boleh menggunakan dari tembok. Penduduk yang ingin memiliki tembok harus dibangun diluar Kampung Naga.
Ada yang khas dari rumah-rumah di Kampung Naga yaitu di buat berundak-undak mengikuti kontur tanah dengan pembatas tumpukan batu sungai yang disusun sedemikian rupa hingga membuat  bangunannya tidak mudah longsor.Â