Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kampung Naga Adopsi Hutan Adat demi Menjaga Keseimbangan Alam

23 Agustus 2020   07:50 Diperbarui: 25 Agustus 2020   18:56 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Pemandu wisata Kampung Naga yang memiliki panggilan Uria I Sumber Foto : dokpri

Uria memberikan informasi bahwa masyarakat Kampung Naga merupakan masyarakat yang masih menggunakan peralatan ataupun perlengkapan hidup yang tradisonal, kebutuhan hidup diusahakan tersedia di alam. Kami bersinergi dengan alam disekitar kita termasuk dari hutan adat / desa namun tidak berlebihan.

Tambahnya, seperti untuk memasak, warga Kampung Naga masih menggunakan tungku dengan bahan bakar menggunakan kayu bakar dan untuk membajak sawah menggunakan cangkul kayu. Itu semua berasal dari alam kampung naga dan hutan adat.

Hal lainnya, masayarakat Kampung Naga tidak menggunakan peralatan modern, mereka pun tidak memasang instalasi listrik di rumah. Maksud dari para tetua adat tidak ada nya listrik agar warga Kampung Naga tetap harmonis dan dapat dikontrol.

Adanya listrik ditakutkan memancing rasa iri dan kesenjangan sosial. Aturan ini yang membuat kampung ini unik dan berbeda dengan desa disekitarnya. Tidak salah jika Kampung Naga yang seluas 1,5 hektar ini menjadi salah satu warisan budaya Bangsa dan Pesona Indonesia yang patut dilestarikan.

Deskripsi : Padi lokal yang ditanam oleh warga Kampung Naga memberi ciri khas pada kampung adat ini I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Padi lokal yang ditanam oleh warga Kampung Naga memberi ciri khas pada kampung adat ini I Sumber Foto : dokpri
Uria mengatakan bahwa padi yang ditanam adalah padi lokal (Padi Gugun) yang panen setahun dua kali. Persawahan di Kampung Naga ada yang membentuk mendatar mengelilingi perkampungan dan ada yang berundak-undak atau kita kenal dengan terasering. Bentuk persawahan terasering ini mengingatkan saya pada bentuk persawahan di Ubud Bali yang begitu terkenal di mancanegara. 

Hamparan sawah pun kami lewati, ketika saya menoleh kesebelah kanan, terlihat mengalir sungai dengan airnya yang jernih dan dipenuhi oleh batu gunung dengan disisinya terlihat bentang alam yang merupakan hutan desa yang secara alami sebagai pembatas Kampung Naga. 

Deskripsi : Sungai yang berada disisi perkampungan memberi pembatas antara Kampung Naga dan Hutan Adat I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Sungai yang berada disisi perkampungan memberi pembatas antara Kampung Naga dan Hutan Adat I Sumber Foto : dokpri
Terlihat sungai tersebut sudah diberi pembatas pondasi batu dan semen yang diplester dan terdapat pintu air. Kampung ini berada di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah barat dibatasi oleh hutan keramat dimana terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. 

Di sebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan di sebelah utara dan timur dibatasi oleh sungai Ciwulan yang bermata air dari Gunung Cikuray. 

_

Warga Kampung Naga Adopsi Hutan Demi Mematuhi Pesan Leluhur

Kampung Naga adopsi dua hutan, yaitu hutan keramat dan hutan larangan. Hutan keramat merupakan hutan yang bila masuk ke dalamnya harus melalui ijin ketua kampung. Di dalamnya ada banyak terdapat kuburan leluhur Kampung Naga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun