Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 104 x Prestasi Digital Competition (69 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kampung Naga Adopsi Hutan Adat demi Menjaga Keseimbangan Alam

23 Agustus 2020   07:50 Diperbarui: 25 Agustus 2020   18:56 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Padi lokal yang ditanam oleh warga Kampung Naga memberi ciri khas pada kampung adat ini I Sumber Foto : dokpri

Deskripsi : letak Kampung Naga di lembah yang subur I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : letak Kampung Naga di lembah yang subur I Sumber Foto : dokpri
Letaknya yang berada di sebuah lembah bukit membuat akses ke Kampung Naga membutuhkan cukup waktu. Terdapat 439 (empat ratus tiga Puluh Sembilan) anak tangga. 

Di titik terakhir anak tangga kami para travellers dihadapkan dengan pemandangan hamparan sawah dengan padi-padi yang hijau royo-royo. Bila dilihat dari kejauhan pun sudah terlihat bahwa Kampung Naga merupakan kampung yang masih lestari dengan hutan berada disekitarnya.

Deskripsi : 38 traveller Backpacker Jakarta yang mengunjungi Kampung Naga I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : 38 traveller Backpacker Jakarta yang mengunjungi Kampung Naga I Sumber Foto : dokpri
Pada saat 38 (tiga puluh delapan) traveller komunitas Backpacker Jakarta berkumpul, di ujung anak tangga, kami diperkenalkan pria muda pemandu wisata berpakaian adat berwarna hitam dengan ikat kepala. 

Saya masih ingat dan catatannya masih saya simpan, pria muda itu pun memperkenalkan dirinya "Nama saya Uria, saya yang akan memandu teman-teman Backpacker Jakarta ke Kampung Naga" Uria memperkenalkan diri.

Uria memberikan penjelasan tentang kenapa dinamakan Kampung Naga "Kampung Naga sangat berbeda dengan namanya, dan jangan dihubungkan tentang hal-hal yang berbau naga, karena tak satupun naga yang pernah berada di sana. Nama Kampung Naga berasal singkatan kata dari Kampung diNa Gawir ( bahasa sunda ) yang artinya kampung yang berada di lembah yang subur. Yang kemudian disingkat menjadi Kampung Naga" ucapnya. 

Deskripsi : Pemandu wisata Kampung Naga yang memiliki panggilan Uria I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Pemandu wisata Kampung Naga yang memiliki panggilan Uria I Sumber Foto : dokpri
Uria melanjutkan ceritanya tentang kampung Naga kenapa hampir semua warga tidak mengenal asal-asul Kampung Naga "Sejarah asal mula Kampung Naga hilang, pada tahun 1956 Kampung naga dibakar DI / TII karena warga kampung memilih NKRI. Pembakaran yang dilakukan DI / TII juga menghanguskan catatan-catatan sejarah Kampung naga" jelasnya.

Lanjutnya disini penduduknya kebanyakan beragama Islam. Tetapi bagaimana kampung adat lainnya mereka sangat taat memegang adat istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya. Ketidaktauan asal-usul ini istilahnya pareum obor atau matinya penerangan sehingga membuat ketidaktauan warga nya sendiri mengenai asal-usul Kampung ini.

Pria muda ini menyampaikan bahwa tetua adat memberi pesan bahwa sejarah asal-asul Kampung Naga tidak begitu penting yang terpenting ialah tradisi atau apa yang dilakukan oleh leluhur itu harus dijaga dan harus terus dilakukan. Untuk menjaga eksistensi atau keberadaan Kampung Naga itu harus menjaga kearifan lokalnya.

Salah-satu kearifan lokal, warga Kampung Naga  adopsi hutan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dan keseimbangan alam. Masyarakat yang tinggal di Kampung Naga jaga hutan secara turun-temurun.

_

Kampung Naga Hidup Tentram Dengan Adopsi Hutan Menghindari Peralatan Modern

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun