Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, kebutuhan nasional produk petrokimia sangat besar dan terus mengalami peningkatan rata-rata 5 persen setiap tahunnya.Â
Berdasarkan data dari Pertamina, kebutuhan industri petrokimia nasional seperti, polyethylene 1,8 juta ton per tahun, paraxylene 1 juta ton per tahun, polypropylene sekitar 1,75 juta ton per tahun, Â serta benzene sekitar 350 ribu ton per tahun. Namun untuk kebutuhan tersebut ternyata sebagian masih dipenuhi melalui impor.
Untuk mewujudkan kemandirian industri petrokimia, Pertamina telah membuka ruang untuk dapat bermitra dengan berbagai mitra strategis yang terpercaya dan berpengalaman di industri ini. Total investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan bisnis petrokimia ini diproyeksikan hingga tahun 2026 sebesar US$9,2 miliar.Â
Indonesia pernah berjaya pada era 1990-an, dimana menjadi nomor satu di Asean dalam industri petrokimia. Namun, sejak krisis moneter 1998 tidak ada lagi investasi baru di Industri petrokimia, sementara kebutuhan terhadap produk petrokimia terus tumbuh, sehingga impor produk ini terus naik sampai dengan 60%.
--
Dalam usia ke 75 tahun, Indonesia telah mendapatkan manfaat dari migas yang berada didalam perut bumi negeri ini. Diharapkan pemangku kebijakan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan BUMN yang mengelola industri Migas dapat pula bersinergi dengan industri hulu dan hilir agar Indonesia tidak hanya menjadi produsen bahan baku saja.Â
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email : mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H