Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

75 Tahun Indonesia; Masihkah Migas Sumber Energi Untuk Indonesia?

16 Agustus 2020   13:17 Diperbarui: 20 Agustus 2020   12:29 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Saya (Andri) saat berada di Stasiun Pengumpul Utama Jatibarang milik Pertamina saat bersama SKK Migas melukakan Blog Trip I Sumber Foto : dokpri

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, kebutuhan nasional produk petrokimia sangat besar dan terus mengalami peningkatan rata-rata 5 persen setiap tahunnya. 

Berdasarkan data dari Pertamina, kebutuhan industri petrokimia nasional seperti, polyethylene 1,8 juta ton per tahun, paraxylene 1 juta ton per tahun, polypropylene sekitar 1,75 juta ton per tahun,  serta benzene sekitar 350 ribu ton per tahun. Namun untuk kebutuhan tersebut ternyata sebagian masih dipenuhi melalui impor.

Untuk mewujudkan kemandirian industri petrokimia, Pertamina telah membuka ruang untuk dapat bermitra dengan berbagai mitra strategis yang terpercaya dan berpengalaman di industri ini. Total investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan bisnis petrokimia ini diproyeksikan hingga tahun 2026 sebesar US$9,2 miliar. 

Indonesia pernah berjaya pada era 1990-an, dimana menjadi nomor satu di Asean dalam industri petrokimia. Namun, sejak krisis moneter 1998 tidak ada lagi investasi baru di Industri petrokimia, sementara kebutuhan terhadap produk petrokimia terus tumbuh, sehingga impor produk ini terus naik sampai dengan 60%.

Deskripsi : Saya (Andri) saat berada di Stasiun Pengumpul Utama Jatibarang milik Pertamina saat bersama SKK Migas melukakan Blog Trip I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Saya (Andri) saat berada di Stasiun Pengumpul Utama Jatibarang milik Pertamina saat bersama SKK Migas melukakan Blog Trip I Sumber Foto : dokpri
Indonesia dapat berpotensi bisa menjadi pusat pertumbuhan pada industri petrokimia yang kompetitif  di tingkat ASEAN maupun Asia. Hal ini karena Indonesia memiliki potensi cadangan minyak 3,7 milliar barrel, 2,294 miliar barel mungkin memiliki potensi punya cadangan minyak, 2,063 miliar barel dikategorikan harapan, 150 triliun cubic feet serta cadangan batu bara 30 miliar ton.

--

Dalam usia ke 75 tahun, Indonesia telah mendapatkan manfaat dari migas yang berada didalam perut bumi negeri ini. Diharapkan pemangku kebijakan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan BUMN yang mengelola industri Migas dapat pula bersinergi dengan industri hulu dan hilir agar Indonesia tidak hanya menjadi produsen bahan baku saja. 

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Instagram I Twitter I web I Email : mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun