Urban Farming Hadirkan Ruang Hijau di Gedung Bertingkat
Urban Farming sudah saatnya untuk dibudayakan diberbagai perkantoran di kota-kota yang memiliki gedung bertingkat dengan lahan terbatas. Bertani dilahan terbatas ini merupakan konsep pertanian kota untuk masa depan dimana Indonesia dihadapkan pada masalah regenerasi petani konvensional.
Kota-kota besar di Indonesia menunjukkan geliatnya dengan semakin banyaknya gedung-gedung bertingkat. Gedung-gedung ini menjadi tempat dimana jutaan warga mencari rezeki. Semakin banyak gedung yang terbangun maka semakin banyak jumlah warga berdiam selama jam kerja dikelilingi dinding-dinding.
Berdasarkan data The Skyscraper Center, menyebutkan jumlah gedung bertingkat di ibu kota Jakarta pada tahun 2019 terdapat 107 gedung yang memiliki ketinggian di atas 150 meter dan umumnya digunakan untuk residential (43 %) dan  perkantoran (41 %).
Bila melihat dari data tersebut yang sebagian besar digunakan untuk residential dan perkantoran. Sangat mungkin jumlah gedung bertingkat dibawah 150 meter jumlahnya ribuan di seluruh Indonesia.
Konsep green building yang dipadukan dengan urban farming pada bangunan bertingkat tentunya akan menghadirkan ruang hijau, menyehatkan mental sekaligus bermanfaat bagi ketersedian pangan bagi masyarakat perkotaan.
_
Urban Farming di Gedung Bertingkat Sangat Mungkin di Aplikasikan
Konsep urban farming di gedung bertingkat sangat mungkin diaplikasikan. Pada tahun 2014 Balai Penelitian Tanaman Sayur Kementerian Pertanian mempublikasikan sebuah artikel bagi masyarakat (DI SINI) berjudul rooftop gardening solusi berkebun di perkotaan.
Konsep tersebut saat ini disebut sebagai Slab Roof. Tidak hanya sekedar memanfaatkan ruang, Slab Roof dapat mengurangi konsumsi energi. Suhu panas dari pancaran sinar matahari pada bangunan dapat berkurang karena adanya tanaman sebagai penghalang termal.