Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inzaghi Tidak Terlahir Offside, Ini Kata Mereka (Pemain dan Pelatih)

9 Mei 2020   12:45 Diperbarui: 9 Mei 2020   18:54 5729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Super Pippo 'Inzaghi' merupakan striker tajam di jamannya yang tidak terlahir offset I Sumber Foto : merdeka.com

"Aku pernah bermain melawan Ronaldo (Brazil), yang kecepatan, kualitas atletik, dan kemampuan mencetak gol dari bermacam-macam situasi menjadikannya brilian. Aku juga pernah melawan Thierry Henry, seorang penyerang luar biasa: licin, elegan, dan amat sangat cerdik di depan gawang. Penyerang yang paling tidak ingin aku lawan adalah Inzaghi." ujar Oliver Kahn ketika ditanya siapa penyerang yang paling menyulitkan dirinya

Fans AC Milan pastinya mengenal pemain ini yang seringkali di fitnah sebagai Raja Offside. Padahal dirinya saat mencetak gol tidak dianulir offside oleh wasit utama dan wasit garis. Berarti pemain ini tidak terlahir offside tapi pintar dalam penempatan posisi. Pemain legenda AC MIlan ini ialah Super "Pippo" Inzaghi.

Banyak penonton, pemain dan pelatih menganggap diri nya sang raja offside, gara-gara ucapan Sir Alex Ferguson yang mengungkapkan bahwa Dia (Inzaghi) terlahir dalam posisi offside. Bagaimana tidak ! pergerakan Inzaghi dikotak pinalti tanpa bola acapkali merepotkan punggawa Manchester United (MU) yang diasuh oleh Sir Alex Ferguson pada saat striker kurus ini berkostum Juventus maupun AC Milan.

Tidak hanya mampu mengelabui para benteng pertahanan MU, ia pun mampu berbuat cerdik agar tim nya mendapatkan tendangan bebas bahkan pinalti. 

Jaap Stam saat berkostum MU pernah kesal "sedikit saja dia tersentuh, maka dia akan terjatuh seperti terkena peluru".

Bukti bahwa dia tidak terlahir offside diungkapkan oleh Oliver Khan "Dia seseorang yang nyaris tak terlihat; kau bahkan tidak yakin dia bermain tapi di akhir pertandingan papan skor akan menunjukkan 1-0 atau 2-0 untuk kemenangan Inzaghi. Dia penyerang yang sangat menyulitkan dan mungkin satu yang tidak paling tidak ingin aku lawan karena dia sangat tidak terduga." 

Ucapan Khan seperti membantah julukan Si Raja Offside oleh Sir Alex ferguson. Penjaga gawang yang bagaikan singa ini takut dengan kehadiran si Kancil yang lincah dan cerdik yang memiliki nama Inzaghi.

Tambah Khan, begitu dekat Inzaghi dengan offside sehingga bisa saja satu pertandingan berlalu tanpa dia mencetak gol, tapi tidak mungkin satu pertandingan lewat begitu saja tanpa Inzaghi menerobos jebakan offside.

Ketakutan khan atas Inzaghi pun diakui oleh Special One Jose Mourinho  "AC Milan boleh memasang 11 striker asal jangan Inzaghi, karena dia sangat merepotkan" ujarnya. 

Pelatih papan atas ini bagaikan mengenyampingkan pemain depan top AC Milan lainnya di masa Inzaghi bermain seperti Shevchenko, Gilardino, Rivaldo, Jon Dhal Thomasson, Huntellar, Ronaldo, Pato, Ibrahimovic, Cassano, Boateng dan Ronaldinho.

Apa yang diakui oleh Mourinho sama dengan Khan, bahwa Mourinho enggan melawan Inzaghi dibandingkan dengan striker lainnya dijaman dirinya masih bermain. 

Pippo adalah salah-satu penyerang paling dihormati dan di segani di era nya, walupun dirinya tidak mendapatkan pengakuan resmi internasional (Pemain terbaik dunia / eropa atau pemain depan terbaik dunia / eropa).

Apa yang diungkapkan oleh Khan dan Mourinho didukung oleh Jimie Carragher yang pernah dibuat lelah oleh Inzaghi "Gol nya di Final Champions 2007 terjadi karena aku terlalu lelah mengamati pergerakannya, sehingga perangkap offiside yang kami buat tidak sempurna" 

Pada Final Champions 2007 sang mestro ini membuat 2 gol bagi AC Milan ketika berhadapan dengan Liverpool. AC Milan akhirnya meraih piala Liga Champions terakhir kalinya. 

Kemenangan  yang dihadirkan dengan 2 gol Inzaghi di final Liga Champions membuat pelatih AC Milan, Carlo Ancelotti, tidak akan melupakan jasa striker unik ini "Dia adalah pemain kesayangan Saya, Dia lah yang membawa Saya memenangi Liga Champions" ungkapnya

Gol yang paling diingat saat final Champions 2017 ialah bagaimana dirinya mencetak gol melalaui pantulan tendangan bebas yang mengenai dadanya. Gol ini menjadi bukti bahwa Inzaghi dapat mencetak gol dalam berbagai situasi.

Rekan satu tim saat masih bermain di AC Milan, Vikash Dhooraso, berujar "Dia adalah pencetak gol ulung, bahkan dia bisa menerima assist dari tiang gawang". Ungkapan lainnya yang membuktikan Inzaghi tidak terlahir Offside.

Seorang legenda sepakbola sebagai pemain dan pelatih Johan cryuff pernah menyindir kualitas Inzaghi tapi didalamnya ada pujian "Dia tidak memiliki bekal sepakbola, dia hanya berada ditempat yang tepat"

Kualitas yang dimiliki Inzaghi sebagai penyerang memang bagi orang awan dan segelintir penggiat sepakbola tidak special. Masih banyak yang menganggap penyerang yang bagus dilihat dari yang memiliki kecepatan, dribling, membawa bola mampu melewati 2 sampai 5 pemain seperti Ronaldo (Brazil), Ronaldo (Portugal), Messi, Ronaldinho, Arjen Robben, Neymar, Maradona dan Pele.

''Jika Anda tidak terlahir sebagai Ronaldo atau kaka, Anda masih bisa menjadi pemain hebat melalui komitmen, ketenangan, ketekunan, dan cinta dari apa yang anda lakukan'' (Inzaghi)

Pippo Inzaghi menjadi pemain hebat karena dirinya tidak lelah belajar walaupun dari pemain sepakbola lainnya. Adiknya 'Simone Inzaghi' pernah mengungkapkan"Dia tidak pernah berhenti belajar, setiap malam ketika tidak ada pertandingan, dia akan selalu menghabiskan waktunya menonton rekaman pertandingan serie C, sesuatu yang tidak akan pernah dilakukan pemain besar lainnya" ungkapnya.

Gattuso yang pernah bermain bersama Inzaghi melihat bagaimana sang striker ini mempersiapkan diri untuk pertandingan kedepan. "Inzaghi biasa menonton pertandingan lawan dan mempelajarinya berhari-hari," ujar Gennaro Gattuso. "Dia tahu segalanya tentang mereka. Dia terobsesi. Banyak yang berpikir Pippo hanya beruntung, tapi keberuntungan tidak berperan, semuanya berkat kemampuan dan persiapan." 

Pemain depan di era nya amat mengakui kehebatan Inzaghi didepan gawang, bahkan banyak yang menjadikan Inzaghi tempat belajar, khususnya striker yang tidak mengandalkan dribbling (Striker Murni).

Salah seorang striker murni AC Milan, Alberto Gilardino mengakui Inzaghi adalah gurunya "Saya banyak belajar dari dia bagaimana mencetak gol"

Striker tajam lainnya, Radamel Falcao "Saya meminta bantuan kepada Mario Yepes tanda tangan Pippo pada jersey Milan Koleksi saya. Bagi saya Pippo adalah kiblatnya seorang penyerang" pengakuannya.

Rekan-rekannya di AC Milan saat masih bermain merasa Pippo Inzaghi pribadi yang luar biasa. Pemain legenda AC Milan, Andriy Shevchenko, mengakui kualitas rekannya "Dia hidup untuk mencetak gol dan kotak pinalti adalah rumahnya, senang bisa berduet dengannya"

Pemain depan AC Milannya 'Maurizio Ganz' secara tersirat menyebut Pippo sebagai pemain besar "Pippo memiliki gol-gol dalam darahnya, dia selalu ada dipertandingan penting & dia akan selalu ada disana"

Hal tersebut pun diakui oleh bek tangguh AC Milan, Thiago Silva, "Inzaghi adalah pemain besar dan dia memiliki kepribadian yang baik"

Inzaghi sudah pensiun sejak 2012. Penjaga gawang saat ini sangat beruntung tidak menemui striker seperti Super Pippo. Perkembangan taktik tidak memberi tempat kepada tipe penyerang sepertinya yang berada dibelakang persis garis offside. Bahkan mungkin saat ini ada penyerang seperti dia, tetapi dianggap tidak bisa bermain / dimainkan.

Penjaga gawang masa kini tidak perlu khawatir mengawasi striker seperti Inzaghi karena fox in the box seperti Inzaghi bisa dibilang sudah punah di era sepakbola modern yang mengandalkan penyerang dengan driblling yang mempuni atau striker kekar dengan tendangan geledek. 

"Aku rasa dasar permainanku yang paling penting adalah timing yang baik," kata Inzaghi. "Itu sangat penting untuk seorang pemain sepertiku, yang menghabiskan banyak waktu di tepi garis offside, selalu siap melesat ke gawang lawan. Setelahnya, insting sangat membantu untuk menempatkan bola di dalam gawang."

Bersama dua klub terakhirnya itulah Inzaghi paling bergelimang gelar. Bersama Juventus dia menjuarai Serie A, Supercoppa Italiana, dan UEFA Intertoto Cup masing-masing satu kali. Bersama Milan Inzaghi dua kali menjuarai Serie A, Champions League, dan UEFA Super Cup; satu Coppa Italia dan FIFA Club World Cup melengkapi prestasinya.

Di Tim Nasional Italia, Inzaghi menjuarai Piala Eropa U-21 1994 dan Piala Dunia 2006. Sepanjang kariernya Inzaghi mencetak 288 gol untuk klub dan 25 gol untuk tim nasional. 

-----

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email : mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun