Merebaknya virus corona yang mewabah di penjuru dunia yang akhirnya juga melanda Indonesia cukup menyita perhatian dari seluruh lini.
Pandemik Covid-19 telah menjadi entitas penting dan genting yang harus segera ditangani dan diselesaikan pemerintah dan seluruh unsur masyarakat. Dalam 2 (dua) bulan terakhir ini konsentrasi kita tertuju pada kondisi yang sedang terjadi di tanah air.
Semenjak wabah virus corona/pandemi Covid-19 berbagai sendi kehidupan berubah. Setiap orang diharuskan untuk berada dirumah tidak kemana-mana mencegah penyebaran virus corona. Bahkan para pekerja kantoran melaksanakan pekerjaannya di rumah termasuk para ASN (Aparatur Sipil Negara).
Kebijakan work from home (WFH) Covid-19 bisa jadi akan dapat menentukan masa depan ASN setelah wabah ini berakhir. Bahkan kebijakan WFH dapat diteruskan terhadap para ASN pelaksana kecuali, TNI/POLRI, tenaga kesehatan (Nakes) di rumah sakit, tenaga di laboratorium ilmiah, dan tenaga pelayanan langsung masyarakat.
WFH sebetulnya sudah dipikirkan Pemerintah sejak beberapa tahun lalu. Konsep dinas / berkerja di rumah mulai berani dikemukan di tahun 2019 oleh Pemerintah pada awal periode 2 (dua) kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo (Kabinet Indonesia Bersatu).
Pada awal periode Kabinet Indonesia Bersatu (2019), diwacanakan pula oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Maju, Suharso Monoarfa sekitar 1.000 PNS yang akan bekerja secara mobile. Dalam konsep tersebut perkantoran pemerintah berkonsep smart office layaknya perkantoran start up.Â
Konsep ini diusung untuk menyesuaikan dengan pekerja pola hidup modern "Berkerja dimana saja dan kapan saja". Namun ini hanya berlaku bagi pekerja kreatif dan pekerja yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan masyarakat.
Smart Office yang diusung Bappenas adalah dengan tidak mewajibkan pegawai negeri sipil (PNS) atau aparatur sipil negara (ASN) datang ke kantor. Mereka tidak harus disibukkan dengan berangkat pagi dan menghabiskan waktu dijalan. Semua tugas dapat dikerjakan dirumah secara fleksibel dengan pengaturan sebelumnya.
"Itu ada konsep ASN kan kalo kalian kerja ini lebih enak yang fleksibel kan. Nah mungkin generasi-generasi di bawah kalian ke depan juga akan dengan cara-cara seperti itu jadi kenapa nggak kita akomodir," tetang Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Rabu (20/11/2019).
Adapula wacana dari Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana untuk menjadikan Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi "influencer" pemerintah. Penyelenggaraan program ASN influencer ini berdasarkan kondisi dunia yang telah memasuki era digital.
"Setelah perkembangan industri 4.0 ini arahnya ke mana mana. Karena orang bisa sebarkan konten di mana-mana. IKP sekarang jadi badan koordinasi humas Indonesia. Kita ini simpulnya di Kominfo," ungkap Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo, Prof. DR. Widodo Muktiyo, dalam acara media gathering Kominfo, Bogor, Senin (25/11/2019).
Apa yang diwacakan Kominfo ini akan merombak gaya kehumasan di Pemerintah. Dimana setiap ASN yang memiliki follower twitter dan instagram diatas 500 akan menjadi jadi influencer dan corong kebijakan Pemerintah.Â
Dalam gegap gempita influencer berbayar, yang kita ketahui mereka tidak mau dikekang dalam membuat caption/tweet. Mereka lebih senang dengan narasi yang disusun sendiri walaupun melalui arahan sang pemesan. Pekerjaan ini seperti ini bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, seperti para pekerja kreatif swasta pada umumnya.Â
Konsepsi Work From Home
Pada masa darurat pandemi Covid-19, skenario WFH mutlak digunakan untuk mengurangi penyebaran virus. Kebijakan WFH merupakan hal yang baru di Institusi Pemerintah. Manajemen perkantoran yang lekat dengan birokrasi selama ini belum tersentuh dengan opsi WFH.Â
Birokrasi masih memandang produktivitas hanya dapat dilihat secara kasat mata dengan absensi dan kehadiran. Munculnya kejadian luar biasa belakangan ini telah memaksa birokrasi lebih responsif dalam menerapkan kebijakan. Ternyata WFH bisa efektif pada beberapa pekerjaan yang diberlakukan di Institusi pemerintah.
Tidak tanggung-tanggung, Presiden Joko Widodo sendiri yang menginstruksikan supaya para aparatur dapat menjalankan tugasnya dari rumah. Siap tidak siap, manajemen birokrasi harus menyesuaikan diri dengan keadaan, menerapkan WFH secara simultan dan responsif.Â
Tentu nya pula para pemimpin Instansi / badan / lembaga harus siap bila Presiden memberi instruksi bila wabah ini berakhir mendata pekerjaan mana yang efektif dan efesien dengan konsep WFH.
Keuntungan Work From Home bagi Pemerintah
Pemikiran konsepsi WFH pada awal Kabinet Indonesia Bersatu pastinya bukan tanpa sebab, walaupun Bappenas baru akan hanya merencanakan 1000 ASN WFH (Konsep 2019).
Akan ada beberapa keuntungan yang didapat bagi Pemerintah Pusat dan Daerah. WFH akan dapat menekan biaya pembelian inventaris kantor, pemeliharaan inventaris, listrik, air, pembuatan gedung, pemeliharaan gedung, dll.
Berapa bangku, kursi, meja, komputer, yang harus dibeli karena rusak atau pemeliharaan? Ribuan pensil, bulpoint, hapusan pengharum ruangan, freon AC, lampu, air dan lainnya yang harus disediakan setiap tahun? Bila dihitung mungkin trilyunan rupiah yang bisa dihemat.
Selain itu dengan berkurangnya jumlah intensitas orang menuju pusat kota akan membuat kondisi udara lebih baik. Kemacetan pun akan berkurang selaras dengan jumlah kendaraan yang berkurang. Kemacetan menimbulkan kerugian negara dan masyarakat.
Namun WFH pun diimbangi dengan kesiapan di sistem pelaporan digital yang baik. WFH pada masa pandemi Covid-19 bisa menjadi simulasi bagi pemerintah jika WFH diberlakukan pasca wabah ini berakhir.Â
Akankah ASN Ibukota Baru akan menerapakan konsep smart office?.
Keuntungan Work From Home bagi ASN
Pro dan kontra dalam membuat kebijakan pastinya akan terjadi. Ada yang merasa iri dan seperti diberlakukan tidak adil pun akan mencul. Kenapa dia bisa tapi saya tidak bisa akan dikeluhkan oleh beberapa ASN yang tidak mendapat kesempatan WFH.Â
Adil itu tidak selalu sama rata, tetapi sesuai porsi
Para pemimpin pelayanan langsung masyarakat yang akan mendapatkan dilema ini. Itulah kenapa seseorang ditunjuk dan bersedia menjadi sebagai Pemimpin, karena dirinya harus memikul tanggung jawab, mengambil keputusan dan tidak bisa menyenangkan setiap bawahannya.
Ada beberapa keuntungan bagi ASN jika WFH diberlakukan pasca pandemi Covid-19;
1. Pola Hidup ASN WFH Menjadi Lebih Sehat
Pernah mendengar istilah pekerja bergaya batman yang berangkat gelap, pulang gelap? ini yang dialami pekerja di Ibukota yang tinggal di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Akan ada beberapa hal yang terlewatkan saat menjadi pekerja bergaya Batman.
WFH kan membuat ASN menjadi lebih sehat karena orang yang bekerja ke kantor cenderung melewatkan sarapan, makan siang sambil bekerja, atau memesan makanan cepat saji untuk makan malam. Namun, jika Anda bekerja dari rumah, semua itu dapat berubah menjadi pola hidup yang lebih sehat.
Pekerjaan yang bentuknya administratif, keuangan, kreatif, penelitian, analisis, dan data merupakan pekerjaan yang sering kali pekerjaan dibawa pulang ke rumah setelah jam kerja. Ada kecendrungan pekerja yang menatap komputer berujung lupa makan / lupa minum, mereka yang berkerja dengan benda mati membuat interaksi sosial kurang.
Bekerja di rumah akan memiliki waktu lebih banyak untuk menyiapkan makanan sehat untuk keluarga. Orang yang bekerja di rumah lebih merasa bebas dalam mengatur waktu, sehingga dapat mudah melakukan olahraga secara teratur dan beristirahat cukup. Mereka juga dapat lebih memerhatikan diri sendiri dan menjalani hidup lebih sehat.
2. Stres Berkurang pada ASN Belakang Meja
Berangkat gelap dan pulang gelap membuat pekerja menjadi mudah stres karena perjalanan yang menguras tenaga, beban keuangan pada transportasi, atau beban biaya penitipan anak. Namun semua itu bisa teratasi jika pegawai bekerja di rumah.
Sebuah penelitian dalam Journal of Health Economics meneliti bahwa perjalanan ke dan dari tempat kerja berdampak negatif pada kesehatan mental wanita, terutama ibu yang memiliki anak usia pra sekolah. Terlebih lagi, 75-90 persen penyakit dipicu oleh stres.
3. Hidup seimbang bagi ASN WFH
Pekerja yang terlalu banyak duduk dan menatap komputer tidak baik untuk kesehatan, maka sangat penting menyeimbangkan antara kerja dan kehidupan lainnya. Salah satu caranya adalah dengan bekerja dari rumah yang membuat seseorang pekerja ada pengawas pribadi (suami/istri, Bapak/Ibu, Kakak/Adik, Anak) yang membuat mereka tidak selalu duduk berada di depan komputer.
Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Staples Advantage, lebih dari 80 persen karyawan mengatakan bahwa mereka memiliki keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik karena bekerja dari rumah.
...
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email : mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H