Menjaga Pertahanan dan Keamanan Sudah Saatnya Pengembangan Radar Militer
Berdasarkan riset yang dilakukan Kemenristek Dikti, Indonesia memerlukan 1.000 unit radar yang digunakan untuk memantau pergerakan kapal di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di daerah perbatasan.Â
Pada saat ini Radar yang sudah beroperasi di Indonesia yaitu Radar Hanud (berjumlah 19 Unit dengan komposisi: 6 unit Radar Thomson TRS 2230 D Radar Generasi Ketiga, 4 unit Radar Plessey AWS II, 3 unit Radar Siemens-Plessey dan 6 unit Radar Master T buatan Thales-Perancis), Radar pesawat tempur dan Radar kapal perang.Â
Radar Hanud, Radar pesawat tempur dan Radar kapal perang sebagian besar merupakan Radar buatan luar negeri. Saat ini industri dalam negeri belum mampu membuat Radar jenis tersebut.Â
Untuk itu Indonesia pada selasa (19/11/2019) telah bekerjasama dengan Leonardo dalam pengadaan Radar Pertahanan Medium Range di Bangkok di ajang Defence & Security 2019 yang diharapkan dalam satu dekade kedepan Indonesia sudah dapat mengembangkan radar militer.
Ketersediaan radar di Indonesia masih terbilang sedikit dibanding dengan luasnya wilayah Indonesia, masih banyak daerah di Indonesia yang tidak terpantau oleh radar yang sudah ada, khususnya didaerah terpencil serta daerah dengan lokasi pegunungan. Masih tidak terpantaunya beberapa wilayah Indonesia bisa menjadi celah pertahanan dan keamanan.
_
Indonesia Negara Kepulauan dan Rawan Bencana Jangan Lupakan Industri Pertahanan MaritimÂ
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan ancaman yang ada sebaik industri pertahanan maritim harus menjadi pilar. Indonesia telah merintis dan mengembangkan dan memproduksi sendiri kapal selam berkerjasama dengan Korea, kapal perusak kawal rudal, kapal rumah sakit, kapal angkut personel & ranpur, tank boat dan kapal induk helikopter.
Sebagai negara rawan bencana alam, sudah saatnya Indonesia fokus mengembangkan kapal induk helikopter dan helikopter militer angkut berat. Untuk mempunyai kapal induk pesawat tempur, rasanya bagai pungguk merindukan bulan,Â