5. Biasakan Literasi Menulis Menggunakan Otak Kanan
Saya pernah bertanya kepada beberapa teman yang merasa sulit untuk menulis "kenapa tidak mau mencoba menulis ?". Salah-satu jawabannya ialah kesulitan memulai di paragraf pertama / awal tulisan. Â
Pernah saya coba dengan memberikan secarik kertas dan saya berikan kata kunci sesuai minat teman saya tersebut yakni traveling. Dalam kurun waktu 15 menit tidak ada satu kata pun yang ditulis dikertas tersebut. Ia berucap ia bingung memikirkan mau menuliskan apa.
Kemudian saya sampaikan "sekarang tulis yang mau kamu curhatin kepada saya tentang perjalanan terakhir kamu". Ternyata 15 menit waktu yang saya berikan 2 paragraf sudah dihasilkan.
Masih banyak individu yang dalam tahap menulis acapkali menggunakan otak kiri, belum menggunakan otak kanan. Menurut saya, bila dalam menulis kita bagaikan curhat maka kata dan narasi kan hadir di otak kita.Â
Anggap saja kertas, telepon pintar, layar laptop / komputer merupakan teman ngobrol sehingga seluruh isi dalam pikiran kita akan muncul. Apakah tulisan kita sudah benar atau belum, bisa kita edit setelah tulisan itu selesai.Â
.
6. Literasi Menulis Jadikan Bagian Melepaskan Stres
Pada periode 2011 s/d 2016 merupakan periode cobaan hidup bagi diri saya. Banyak cobaan yang hadir, dari usaha bangkrut berkali-kali, mengurus dan membiayai keluarga yang sakit berat (Almarhum Bapak dan Almarhum Kakak) kemudian meninggal, masalah di tempat kerja, dan menutup hutang-hutang usaha dan keluarga.
Alloh SWT, keluarga, sahabat, tulisan dan traveling membuat saya bertahan dan tidak mengalami masalah kejiwaan. Saat saya menunggu almarhum kakak selama 86 hari di rumah sakit saya melahirkan puluhan tulisan. Bahkan tulisan itu curhatan saya menunggu di rumah sakit tidak pulang-pulang ke rumah. Saya pun menulis fasilitas rumah sakit dimana kakak di rawat.