Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dedengkot Pemulihan Pecandu Narkoba Menjadi Kompasianers

11 Agustus 2019   13:31 Diperbarui: 11 Agustus 2019   18:52 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dedengkot Pemulihan Pecandu Narkoba (RSKO Jakarta) Menjadi Kompasianers berawal dari kisah daku yang dipindahkan unit kerja. Kompasiana saat ini sudah mulai diakui sebagai platform menulis atau blog oleh brand yang menyelenggakan blog competition. Ini bukan karena blog competition  nya tapi bagaimana brand / company menyadari bahwa Kompasiana merupakan platform menulis sama seperti blogspot dan wordpress. 

Sebagai blog competition hunter daku mulai banyak melihat dalam persyaratan lomba blog tertulis " dapat menggunakan blog non Top Level Domain (TLD) misal blogspot, wordpress, Kompasiana". 

Kompasianers atau user Kompasiana saat ini tidak hanya pribadi saja. Bahkan institusi atau company sudah mulai memiliki akun di Kompasiana dan rutin mengisi konten di platform menulis ini, sebut saja BPJS Kesehatan. Untuk itu daku berfikir untuk membuat akun RSKO Jakarta sebagai bagian dari keterbukaan informasi publik one stop service bidang penanganan pecandu narkoba ini.

RSKO Jakarta bisa dibilang dedengkot pemulihan pecandu narkoba secara sah dan meyakinkan. RSKO Jakarta berdiri sejak 1972 dengan nama Drugs Dependence Unit (DDU) sebelum Badan Narkotika Nasional (BNN) dibentuk. Pada tahun 1974 akhirnya DDU berganti nama menjadi Lembaga Ketergantungan Obat (LKO). Pada tahun 1978 status LKO merubah status menjadi Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO). 

Mungkin saja bila RSKO Jakarta masih menggunakan nama Lembaga Ketergantungan Obat (LKO) bisa jadi BNN yang dibentuk saat ini tidak menangani rehabilitasi narkoba dalam skala nasional. Bisa dibilang RSKO Jakarta merupakan sesepuh, karena banyak pusat rehabilitasi yang belajar di RSKO Jakarta termasuk rehabilitasi narkoba, Lido, BNN. Karena sudah berbentuk Rumah Sakit maka persyaratan akreditasi rumah sakit (melayani layanan kesehatan lainnya) harus terpenuhi dan berada disatu tempat tidak seperti Lembaga.

_

Menjadikan RSKO Jakarta sebagai Kompasianers

Sejak pertengahan Januari 2019 daku sudah tidak berkerja lagi di rumah rehabilitasi narkoba di RSKO Jakarta. Daku di rotasi ke bagian Unit Marketing dan Humas RSKO Jakarta dimana mulai bulan Agustus 2019 berubah nama menjadi Instalasi Humas dan PKRS.

Sebetulnya dalam diri daku merasa bahwa rumah rehabilitasi narkoba merupakan tempat yang tepat bagi daku yang memiliki perangai eksplosif & mood swing, dibandingkan bila daku berkerja di Humas. Pringai daku bisa diredam dan stabil di rumah rehabilitasi narkoba. 

Sedangkan menurut daku seseorang yang berkerja di kehumasan sebaiknya lebih kepada individu yang senang melayani, tidak mudah terpancing emosi, halus tutur kata dan berwajah bersahaja plus good looking.

Ternyata ada sebuah alasan kenapa daku dipindah. Direktur Utama RSKO Jakarta, dr.Azhar jaya, SKM MARS pada pekan ke 4 desember 2018 memanggil daku secara pribadi. Beliau menyampaikan bahwa akan terjadi pemindahan daku ke unit yang baru dibentuk yaitu Unit Humas dan Marketing. Hal tersebut lebih kepada kebutuhan organisasi untuk Sumber Daya Manusia yang memiliki kemampuan content creator di unit tersebut.

dr.Azhar menugaskan untuk daku mengembangkan sosial media dan content di dunia maya. Daku diberi kebebasan berkreatifitas asal tidak melanggar norma hukum. Bahkan daku diberi keleluasaan untuk berkerja dimana saja di RSKO Jakarta untuk bisa mendapatkan konten dan mampu memberi kenyamanan bagi diri daku dalam membuat konten.

Pemimpin RSKO Jakarta ini berkata kepada daku dan masih daku ingat pernyataannya sampai tulisan ini dibuat "kamu mau kerja di rehab tempat kamu dulu, perpustakaan, atau dimanapun di RSKO Jakarta, saya nyatakan boleh. Kamu bisa mengambil segala aspek di rumah sakit ini untuk dijadikan konten" ungkapnya di ruang kerja Dirut dilantai 3 RSKO Jakarta.

Sepertinya Dirut RSKO Jakarta yang daku lihat sebagai individu memiliki wawasan luas dan termasuk seseorang yang out off the box. Bisa dibilang kalau netizen ucap " ini orang maen nya udah jauh nggak cuma maen di kampung nya sendiri aja". Ia baru menjabat satu tahun pada saat berdiskusi dengan daku saat itu. 

Era industri 4.0 sudah tidak terbantahkan lagi membutuhkan tenaga pekerja kreatif dan ahli Informasi teknologi (IT) termasuk di industri Rumah Sakit. Bahkan bila sebuah industri saat ini mengindahkan kehadiran divisi kreatif dan juga IT maka akan bisa terperosok pada kisah oplet nya si doel.

Bos nya RSKO Jakarta ini memahami bagaimana seorang pekerja kreatif berkerja. Seorang pekerja kreatif bukanlah pekerja yg harus duduk selama jam kerja di sebuah ruangan tapi lebih kepada hasil dan impact dari karyanya. Pribadi-pribadi pekerja kreatif tidak bisa berkembang kreatifitas di ruangan yang bergaya administratif.

Bahkan pimpinan daku di instalasi Humas dan PKRS, drg.Bagus Ario Wibowo, MM pun memiliki cara berfikir yang sama dengan Pak Dirut RSKO Jakarta. Baginya tugas daku ialah membuat sosmed dan konten didunia maya lancar tidak kosong. Ia berucap dengan bahasa tongkrongan "gue kagak mau memaksa lu duduk di lantai 3 di ruangan gue, itu sama aja gue membunuh kreatifitas lu gan (panggilan daku di RSKO Jakarta)".

Pekerja Kreatif menghilang dari ruang kerja nya bukan karena kabur-kaburan. Tapi sedang mencari konten, bisa jadi sedang membuat diri mereka rileks agar membuat konten yang bagus. Pekerja Kreatif adalah seorang seniman butuh kenyamanan sesuai kriteria nya agar menghasilkan karya.

Dedengkot penanganan narkoba menjadi Kompasianers (memiliki akun Kompasiana) pun akhirnya daku tawarkan ke Pak Dirut RSKO Jakarta. Daku bilang "Pak saya akan mencoba membuat berbagai kanal komunikasi yang belum di optimalkan seperti sosmed (facebook, twitter, instagram), forum Kaskus, forum menulis Kompasiana dan kanal lain".

Dirinya pun mempersilahkan karena itu ranah daku mengeksplore nya. Akhirnya di minggu ke 4 di bulan Januari 2019 secara resmi RSKO Jakarta memiliki akun di Kompasiana (DI SINI) dan menjadi Kompasiners. Sejak minggu ke 4 Januari sampai dengan tulisan ini dibuat telah di upload 27 tulisan di Kompasiana dan banyak diantara nya bila menggunakan kata kunci masuk di halaman pertama pencarian google, contoh 'Surat Keterangan Bebas Narkoba'. 

Untuk beberapa artikel RSKO Jakarta berada di pencarian halaman pertama Google, salah-satu faktor karena kekuatan platform Kompasiana di search engine selain itu juga penguasaan teknik Search Engine Optimizer (SEO) yang diterapkan ditulisan. 

Menurut daku ada baiknya perusahaan dan institusi pemerintah lainnya menjadi Kompasianers. Karena ketika orang merasa punya channel video sendiri, mereka lupa itu berada di Youtube. Begitupun dengan menulis ada baiknya memiliki akun user generated content  seperti Kompasiana / Kaskus / Kumparan / Youtube / dll ,selain memiliki website sendiri untuk keterbukaan informasi publik.

_____________________________________________

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Instagram I Twitter I web I Email : mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun