Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

'Sukhoi SU-35' Mesin Perang Baru TNI AU Yang Terlambat Datang

15 Juni 2019   07:19 Diperbarui: 15 Juni 2019   19:59 5142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Penampilan Cockpit SU 35 I Sumber Foto : Knapoo

Netizen pecinta dirgantara pasti sudah mendengar bahwa Indonesia akan memiliki mesin perang baru yakni Sukhoi SU-35 super flanker. Burung besi ini merupakan pesawat tempur generasi 4++ dimana saat ini baru digunakan oleh Rusia dan RRC. Indonesia akan menjadi negara ke 3 (tiga) di dunia  yang akan menggunakan pesawat tempur canggih multiperan ini.

Indonesia telah memutuskan untuk membeli 11 unit Sukhoi Su-35 dari Rusia dengan skema pembelian dimana 50 % dengan uang dan 50 % lagi imbal dagang yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pertahanan dan Kementerian Perdagangan. 

Menindaklanjuti keputusan pemerintah itu PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) telah melaksanakan dan meneken nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan Rusia, Rostec. 

Dalam proses  imbal beli Sukhoi SU 35, Indonesia dan Rusia akan membuat kelompok kerja yang mengatur soal mekanisme dan komoditas apa saja yang termasuk dalam kesepakatan. Indonesia membeli 11 Sukhoi Su-35 dari Rusia dengan nilai kontrak seharga 1,14 milar dollar atau Rp 15,3 triliun (kurs 1 dollar AS sama dengan Rp 13.500).

Karena dalam kontrak imbal beli ini Indonesia dan Rusia terdapat 50% imbal dagang, Indonesia menawarkan sejumlah komoditas kepada Rusia senilai 570 juta dollar AS. Saat ini, kedua negara ini masih menyusun aturan main kelompok kerja itu.

Kementerian Pertahanan sejatinya menargetkan Sukhoi SU-35 sudah bisa datang bertahap akhir tahun 2019 ini. Diharapkan kehadiran burung besi Rusia ini bertepatan dengan HUT  TNI 5 Oktober 2019. Namun rencana itu sepertinya tidak sesuai rencana karena masih menemui sejumlah ganjalan, diantaranya jenis komoditi yang dibutuhkan Rusia dalam imbal dagang. . 

Dilansir dari portal berita merdeka.com (12/6/2019) (DISINI), Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Ryamizard Ryacudu menyebut masih ada kendala imbal dagang dengan Rusia di Kementerian Perdagangan. 

Antara Kemenhan dengan pabrikan Sukhoi SU-35 sudah selesai dengan adanya penandatangan kontrak imbal beli. Yang belum selesai dari Kementerian Perdagangan. Dalam pembelian mesin perang ini menggunakan uang dan juga imbal dagang atau 50 pakai uang 50 persen pakai imbal dagang. 

Artinya komoditi yang menjadi bagian dari imbal dagang seperti karet, kelapa sawit, itu masih dalam proses. Ini yang belum selesai menurut keterangan Menhan RI, di Kemhan, Rabu (12/6) kepada Merdeka.com.

Pihak Kemenhan merasa sudah selesai dan menunggu kedatangan pesawat tempur Sukhoi SU-35 saja.

_

Proses Working Group Komoditi Imbal Dagang Sukhoi SU 35 Dalam Proses Berjalan

Sebetulnya keterlambatan hadirnya pesawat tempur Sukhoi SU 35 karena Indonesia tidak membeli 100 persen cash (uang). Kita para netizen tidak pernah tau pertimbangan apa yang membuat Indonesia menggunakan skema ini. Apa yang dilakukan Indonesia juga pernah dilakukan negara tetangga Malaysia di era 90-an dalam pembelian MIG-29 Fulcrum.

Deskripsi : Pembelian Sukhoi SU-35 dengan imbal beli dan imbal dagang I Sumber Foto : theaviationist.com
Deskripsi : Pembelian Sukhoi SU-35 dengan imbal beli dan imbal dagang I Sumber Foto : theaviationist.com
Bagi saya sendiri negosiasi Indonesia dalam pembelian burung besi Sukhoi SU-35 dengan skema pembelian 50% dengan uang dan sisanya 50% imbal dagang merupakan berita baik bagi petani kita. Komoditi pertanian kita dapat diperkenalkan ke pasar Eropa Timur dimana pastinya mereka akan kesulitan memproduksi tanaman tropis seperti sawit, kopi dan rempah-rempah.

Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan melalui Merdeka.com (12/6/2019) mengatakan proses negosiasi imbal dagang alias barter dengan Rusia masih berjalan. 

Dia mengatakan proses negosiasi masih terus berlangsung antara Indonesia dan negeri Beruang Merah tersebut. Terakhir kedua belah pihak telah membuat grup diskusi untuk membahas kelanjutan rencana tersebut.

"Rusia belum mau berunding untuk komoditi apa saja. Bukan belum mau tapi mau, jadi dibuat working grup," ujarnya.

Dalam kelompok tersebut akan disusun komoditas apa saja yang diinginkan Rusia. Juga disusun mekanisme imbal dagang Indonesia dan Rusia. "Dibuat komoditi apa saja yang dibutuhkan Rusia. Jadi akan dibentuk grup pihak Rusia dengan kita buat grup karena kan mekanisme imbal beli harus disusun," tandasnya.

_

Mengenal Sukhoi SU-35 Super Flanker

Dilansir dari portal resmi Kemenhan , 11 unit pesawat tempur Sukhoi SU-35 Flanker E yang dipesan Indonesia dari Rusia dalam konfigurasi bersenjata lengkap. Pembelian Sukhoi SU-35 Flanker E melalui mekanisme imbal beli sesuai UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan. 

35 persen nilai transaksi pada pengadaan Sukhoi SU-35 Flanker E ini dalam bentuk offset dan 50 persen dalam bentuk imbal beli. Dengan demikian, Indonesia mendapatkan nilai ekspor sebesar 570 juta dolar AS dari 1,14 miliar dolar AS total nilai pengadaan.

Baca Juga : Pembelian SU-35, Pengganti terbaik Sang Macan

Apabila mengikuti rencana, pengiriman Sukhoi SU-35 ke Indonesia akan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama, akan dikirim dua unit pada Agustus 2019, dengan catatan kontrak efektif per Agustus 2018. Tahap kedua, enam unit akan dikirim 18 bulan setelah kontrak efektif. Dan, tiga unit sisanya akan dikirim setelah 23 bulan dari kontrak. Namun rencana ini bisa jadi molor.

Banyak kalangan militer dan netizen pecinta dirgantara menganggap Sukhoi SU-35 menjadi jawaban terhadap hadirnya pesawat tempur siluman USA yaitu F22 Raptor. Walaupun saat ini Rusia telah menghadirkan pesawat tempur siluman Sukhoi SU 57, tetapi keunggulan Sukhoi SU-35 ditakuti oleh negara-negara barat karena daya jelajah, jumlah cantelan roket, dan teknologi canggihnya.

Pada Akhir bulan Januari 2016, Rusia, untuk pertama kalinya menurunkan Sukhoi Su-35 dalam misi tempur pertamanya di suriah untuk melindungi Pangkalan Udara Hmeimim, Latakia, Suriah.

Sukhoi SU-35 memang tidak memiliki kemampuan Siluman seperti F22 raptor, calon pesawat tempur terbaru Indonesia ini memiliki beberapa keunggulan. Sukhoi SU-35 merupakan pesawat generasi 4++ yang menggunakan teknologi generasi kelima (Pesawat berteknologi Stealth/Siluman). 

Adapun Fitur-fitur pesawat Sukhoi SU 35 di antaranya badan pesawat yang diperkuat menggunakan bahan-bahan komposit, penanda radar yang diperkecil dari depan. Garis bidang pesawat juga telah dimodifikasi sehingga mengurangi bidang pantulan radar (RCS/radar cross section). Hal ini akan mempersulit terdeteksi radar meskipun belum stealth sepenuhnya seperti F22, F35 dan SU 57.

Deskripsi : Penampilan Cockpit SU 35 I Sumber Foto : Knapoo
Deskripsi : Penampilan Cockpit SU 35 I Sumber Foto : Knapoo
Selain itu Jet tempur ini menggunakan kabin digital dan tidak memiliki peralatan navigasi tradisional yang dilengkapi panah penunjuk. Sebagai gantinya, ada dua penampil kristal cair (liquid crystal display atau LCD) guna memberikan semua informasi yang pilot butuhkan dalam format picture in picture. 

On board mencakup dua komputer digital pusat, perangkat pergantian dan informasi dan sistem indikasi yang dibangun di atas konsep kokpit 'all-glass'. Sistem manajemen informasi (IMS) mengintegrasikan subsistem fungsional, logis, informasi dan perangkat lunak ke dalam satu kompleks yang memastikan interaksi antara awak dan peralatan.

Saking canggihnya jet tempur ini dapat membuat peran pilot semakin berkurang. Sukhoi SU-35 mempunyai sistem kontrol terpadu baru yang dikembangkan oleh MNPK Avionika Moscow-based Research and Production Association. 

Kontrol tersebut secara bersamaan melakukan fungsi beberapa sistem, di antaranya kendali jarak jauh, kontrol otomatis, sistem sinyal pembatas, sistem sinyal udara, dan sistem pengereman roda sasis. Sistem onboard dan persenjataan di kokpit Sukhoi SU-35 yang baru, dikendalikan oleh tombol dan sakelar pada kontrol joystick pesawat dan tuas kontrol mesin serta dengan susunan tombol pada display multi fungsi.

Komputer yang menentukan pada kecepatan berapa dan cara apa mesin akan menemukan targetnya, dan pada momen apa ia akan membuat senjata dapat digunakan oleh penerbang. Sistem elektronik yang ada pada Sukhoi SU-35 memastikan bahwa pilot menggunakan senjata yang aman untuk mesin atau tidak akan membuat pesawat meledak.

Selain itu, jet tempur ini dapat melakukan sendiri sebagian manuver rumit, seperti terbang di ketinggian rendah. Sukhoi SU 35 bisa dibilang sebagai salah-satu pesawat tempur yang mampu melakukan super manuver.

Produsen pesawat ini Rostec membuat Sukhoi SU-35 lebih unggul dari semua tipe pesawat generasi empat lainnya seperti Rafela, Typoon, F16 Viper, dll. Jet tempur ini merupakan pesawat tempur multiperan, kelas berat, berjelajah panjang, dan bertempat duduk tunggal.

Dalam tubuh Sukhoi SU-35 terdapat Radar Irbis-E yang merupakan sistem kontrol radar baru dengan antena array bertahap. Radar canggih ini dapat mendeteksi target yang mendekat dari jarak 350 hingga 400 kilometer, pada jarak tersebut Sukhoi Su-35 juga dapat melihat kapal induk. 

Pada jarak 150 sampai 200 kilometer dapat melihat jembatan kereta api. Di jarak 100 hingga 120 kilometer perahu motor, dan di jarak 60 hingga 70 kilometer sistem misil taktis yang bergerak atau sejumlah kendaraan lapis baja dan tank.

Keunggulan lain radar Irbis-E memiliki kemampuan unik dalam hal jangkauan deteksi target. Irbis-E mendeteksi dan melacak hingga 30 target udara, mempertahankan kontinuitas pengamatan ruang dan melibatkan hingga delapan sasaran. 

Sistem radar akan mendeteksi, memilih, dan melacak hingga empat target dasar dalam beberapa mode pembuatan peta dengan berbagai resolusi pada jarak hingga 400 km, tanpa berhenti untuk memantau wilayah udara. Radar canggih ini menjadi mata dan telinga jet tempur ini.

Deskripsi : Senjata-senjata yang bisa dibawa oleh Sukhoi SU-35 sekitar 8 ton I Sumber Foto : Tribunmews.com
Deskripsi : Senjata-senjata yang bisa dibawa oleh Sukhoi SU-35 sekitar 8 ton I Sumber Foto : Tribunmews.com
Menakutkannya pesawat tempur Sukhoi SU 35 ialah memiliki kemampuan tempur membawa senjata dalam jumlah yang banyak. Secara khusus, Sukhoi SU-35 dapat terbang dengan delapan ton bom dan misil berpresisi tinggi. Sukhoi SU-35 memiliki 12 suspension hitches untuk menyimpan misil dan bom udara berpresisi tinggi ini. 

Ada dua hitches di ujung sayap untuk menampung wadah dengan sistem peperangan elektronik. Jet tempur ini dilengkapi dengan seluruh koleksi misil dan bom udara berpresisi tinggi.

-------------------------------------------------

Sukhoi SU-35 merupakan pesawat tempur canggih yang memiliki daya jangkau tinggi. Hal ini bisa menjadi daya tawar Indonesia di dunia Internasional. Setelah kehadiran Apache type terbaru, Indonesia akan kehadiran burung besi dengan daya getar tinggi. Semoga kehadirannya tidak berlarut-larut.

Salam Hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Web I Blog I Twitter I Instagram I Email : mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun