Bila kaum milenial pernah menonton film Avatar The Legend of Aang ada sebuah negara yang disebut dengan julukan negara api. Ternyata di dunia nyata negara api itu ada, Republik Demokratik Azerbaijan nama negara itu.Â
Azerbaijan merupakan negara sekuler yang mendapat julukan 'The Land of Fire' atau "negara api Odlar Yurdu "Negeri Api (Abadi). Pada 1873, minyak (emas hitam) ditemukan di kota Baku, ibu kota Azerbaijan. Pada awal abad ke-20 hampir separuh cadangan minyak dunia disuling di Baku. Sampai saat ini negara Azerbaijan kaya akan minyak dan gas.Â
Cadangan minyak dan gas alam di bawah Semenanjung Absheron sangat berlimpah, sehingga banyak celah-celah di tanah yang mengeluarkan gas yang mudah terbakar. Fenomena api spontan akibat rembesan gas turut pula memperkuat lahirnya julukan "Negeri Api" bagi Azerbaijan.Â
Negara Azerbaijan yang terletak di wilayah Pegunungan Kaukasus (daerah di Eropa Timur dan Asia Barat yang berada di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia), berbatasan dengan Rusia dan Georgia (di bagian Utara), Lautan Kaspia (di bagian Timur) Armenia (di bagian Barat), dan Iran serta Turki ( di bagian Selatan).Â
Republik Demokratik Azerbaijan berdiri pada tanggal 28 Mei 1918. Pada tahun 1920 negara tersebut jatuh dalam serangan Bolsevik dan menjadi bagian dari Uni Soviet. Azerbaijan meraih kembali kemerdekaannya setelah runtuhnya Sovyet, dan kedaulatan kembali lahir pada 18 Oktober 1991.Â
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Azerbaijan telah terjalin sejak tahun 1992. Kedua negara terbilang memiliki hubungan yang dekat bidang sosio-budaya. Pendirian Pusat Studi Indonesia di Baku dan terdapatnya sudut Azerbaijan di Jakarta, serta pengembangan Pencak Silat di Azerbaijan menunjukkan hubungan dekat itu. Aktor-aktor Indonesia dan atlit Pencak Silat salah-satunya Iko Uwais ternyata memiliki banyak penggemar di Azerbaijan
--------------------------------
Berdiri dibelakang hiasan es berbentuk bangunan Baku flame tower, Azerbaijan, yang unik, saya melihat satu-persatu tamu undangan memasuki ruangan nan megah, 29 April 2019, di ballroom, Hotel Indonesia Kempinski.Â
Dengan senyuman yang ramah Charge d'affaires Duta Besar Republik Azerbaijan Ruslan Nasibov bersama istri dan Emil Ahmadov (Second Secretary Embassy of The Republic of Azerbaijan) & Istri menyambut para tamu yang hadir didepan pintu masuk. Kehangatan itu hadir dari awal para tamu datang sebelum dimulainya acara perayaan.
Ini tahun ke-2 bagi saya mendapatkan kesempatan ini, yang pertama saat Perayaan 100 tahun Republik Demokratik Azerbaijan di lokasi yang sama Hotel Indonesia Kempinski. Saat Perayaan 100 tahun yang saya rasakan agak berbeda dengan perayaan 101, kemegahan itu tampak di Perayaan 100 tahun.
Menggunakan Bahasa Indonesia dalam kata penutup sambutannya, Ruslan Nasibov berucap "semoga Azarbaijan tetap berjaya dan semakin makmur, Semoga Indonesia tetap berjaya dan semakin makmur"
Turut hadir dan memberi sepatah dua patah kata, Menteri Agraria dan Tata Ruang RI, Sofyan Djalil mewakili pemerintah Indonesia mengatakan, bahwa Indonesia sangat senang dengan hubungan bilateral dengan Azerbaijan. Indonesia komitmen berkerjasama dan memperkuat sejumlah kemitraan strategis dengan Azerbaijan.Â
Sebuah aksi simbolik persahabatan coba diperlihatkan oleh Republik Demokratik Azerbaijan, Ruslan Nasibov mengajak Sofyan Djalil memotong kue ulang tahun dimana terdapat hiasan bendera Azerbaijan dan Indonesia. Aksi ini menciptakan kehangatan persaudaraan, sebuah ikatan dari dua negara dengan mayoritas penduduk Muslim.
Second Secretary Embassy of The Republic of Azerbaijan, Emil Ahmadov bercerita kepada saya didepan meja-meja VVIP bahwa Azerbaijan menjadi sebuah negara selama 101 tahun (28 Mei 1918). Namun setahun setelah menjadi negara, Azerbaijan baru membuka hubungan diplomatik dengan negara lain untuk pertama kalinya (100 tahun hubungan diplomatik).Â
Azarbaijan merupakan saudara bagi Indonesia menurut Mr.Emil. Lanjutnya untuk mempererat persaudaraan antara Azerbaijan dan Indonesia diselenggarakan program pertukaran pelajar .Tidak hanya itu saja ternyata seni beladiri Pencak Silat begitu digemari oleh masyarakat disana.
Setelah ngobrol singkat dengan Mr.Emil, diri ku melihat seorang gadis cantik berwajah eropa timur dimana untuk postur wanita eropa terbilang tidak tinggi. Saya pun menghampiri wanita cantik berpakaian krem bermotif bunga ini. Saya tatap matanya dan mendengarkan ucapannya dengan Bahasa Indonesia yang cukup terdengar fasih bagi orang asing "saya mahasiswa Azerbaijan yang kuliah di Universitas Negeri Jogjakarta jurusan Bahasa Indonesia dan Kesenian".
Ia baru menetap di Indonesia selama tujuh bulan. Perayaan 100 tahun Republik Demokratik Azerbaijan baru pertamakali ia rasakan di Indonesia. Ia merasa senang karena bisa bertemu orang-orang dari negaranya. Tidak hanya itu saja, ia pun senang adanya lagu kebangsaan, musik dan makanan dari Azerbaijan. Bahkan ia berpesan kepada saya agar orang Indonesia harus mencoba makanan Azerbaijan seperti kebab dan Shawarma jangan makan mie saja.
Dalam kurun waktu tujuh bulan Sanubar telah mengunjungi berbagai daerah di Indonesia yakni Jakarta, Jogjakarta, Surabaya, Purwokerto, Kebumen, Medan, Madura, dan Gili Labak. Gadis cantik ini ternyata tidak hanya menggemari traveling, ia juga menyukai makanan Indonesia berbahan dasar ayam tapi favoritnya tetap nasi goreng. Â
Makanan yang terkenal di Azerbaijan adalah Kebab, Plov, Dolma, Kutab, Dushpara, Piti, Dogha, dan Pahlawa. Sesuatu yang menarik bagi saya dapat mendapat referensi kuliner khas Azarbaijan yang tersedia.
-----------------------------------
Blog [ DISINI ] , Twitter [ DISINI ] , Instagram [ DISINI ]
Email : mastiyan@gmail.com
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H