Daku berdiri di samping Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) dekat shelter Transjakarta depan Cibubur Junction. Sekitar awal bulan April 2019 yang daku ingat setelah turun dari angkot biru 121 jurusan Cileungsi - Kampung Rambutan. Saat itu banyak orang berbaris menunggu bus TransJakarta yang mengantarkan mereka dari kawasan RSON ke BKN.
Tiba-tiba seseorang pria berkulit sawo matang dengan tinggi sekitar 160 cm mendekat. Dari usianya sepertinya orang ini berumur setengah baya. Dia menepuk pundak ku. Daku pun menoleh dan bertanya "Ada apa pak ??..." tanya ku
ia pun mengucapkan sesuatu yang membuat ku kaget " bro, beneran nggak nih RSKO Jakarta mau pindah ke Tangerang ? gue kan pasien Mathadone bagaimana dwonk ? " gurat mukanya terlihat gelisah.
Daku pun berusaha menjawab "Tenang kan sudah ada program tol langit ke Belanda (Belakang Bandara).....he...he" mencairkan suasana
Pria ini pun memukul dengan lembut punggung ku "bisa aja lu bro...ha..ha..., beneran nih pindah nggak ???" tanya nya dengan serius
Berusaha bersikap tenang, daku berucap "emang tau dari mana RSKO mau pindah ? ... nggak halu kan ??..." sambil bercanda
"Beneran, udah bukan rahasia umum lagi, di RSKO Jakarta udah santer" makin serius bertanya
Daku pun memberikan jawaban final "Wacana nya memang begitu tapi kan belum final, jadi santai aja dulu. Nggak semudah itu mindahin institusi" mencoba ngeles bajaj.
Dengan terlihat gusar "ya udah klo gitu, thanks info nya bro....eehhh mau gue anter ke RSKO nggak ???" pria ini menawarkan diri.
Sambil menepuk pundaknya "Terima kasih banyak bro atas tawarannya, gue udah mesen Gojek".
Setelah percakapan itu pria setengah baya ini meninggalkan diri ku. Sambil menunduk terlihat dia masih terlihat gusar. Bisa jadi apa yang dirasakannya juga dirasakan pasien-pasien lain yang mendapatkan pelayanan Rawat Jalan di poli PTRM.Â
Diwaktu yang lain ketika daku naik angkot biru 97 jurusan jalan lapangan tembak - Cibubur Junction, ada pria kurus duduk disebelah supir menyapa ku. Dia menyapa dengan panggilan daku ketika masih bertugas di unit rehabilitasi narkoba "bro agan masih ingat gue kagak ???... yang waktu itu pernah di rehabilitasi", dia menyebutkan namanya "sebut saja X-Man".Â
Daku pun menyapa kembali dengan menanyakan bagaimana kabarnya, dan sedang apa disini. Ia mengungkapkan bahwa dirinya pindah dari kawasan Manggarai sengaja mendekat ke RSKO Jakarta agar bisa selalu clean (bersih dari penyalahguna Narkoba). Dia mengaku sudah memiliki istri saat ini dan bahagia bisa clean.Â
Ia pun menanyakan hal yang sama kabar RSKO Jakarta akan pindah ke Tangerang. Ternyata isu tentang pindahnya RSKO Jakarta ke Tangerang sudah santer dikalangan pasien RSKO Jakarta. X-Man menceritakan keresahan teman-temannya bila RSKO Jakarta benar-benar pindah ke Tangerang dekat dengan Rumah Sakit Sintanala yang terbilang begitu jauh dari Cibubur.Â
Keresahan pasien ini terbilang wajar dengan pelayanan poli Program Therapy Rumatan Methadone (PTRM) bila berpindah ke lokasi lain dimana mereka sudah nyaman beraktifitas baik tinggal dan berkerja di Jakarta Timur berbatasan dengan Depok, Bekasi dan Bogor ini.Â
Bila pasien umum mendengar fasilitas kesehatan pindah / tutup akan dapat dengan mudah berpindah ke fasilitas kesehatan lain karena fasilitas kesehatan banyak. Tapi bagaimana dengan berpindahnya one stop service di bidang Napza / Narkoba ?? ... adakah solusi bagi kepentingan anak bangsa yang menjadi korban zat haram / narkoba ?
Pemerintah sendiri sebenarnya telah menetapkan lokasi PTRM pada awal program pada 2006 melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 494/ Menkes/ SK/ VII/ 2006 tentang Penetapan Rumah Sakit dan Satelit Uji Coba Pelayanan Terapi Rumatan Metadon Serta Pedoman Program Terapi Rumatan Metadon.Â
PTRM ditetapkan di RS Ketergantungan Obat Jakarta, RSUP Hasan Sadikin Bandung, RSU Dr. Soetomo Surabaya, dan RSU Sanglah Denpasar. Sementara, satelit uji coba layanan PTRM ditetapkan di Puskesmas Tanjung Priok Jakarta, Lapas Krobokan Denpasar, dan Puskesmas Kuta I Bali. Dalam perkembangannya, hingga September 2018, terdapat 92 layanan metadon di seluruh Indonesia.
---------------------------
Isu pindah RSKO Jakarta memang begitu santer di tahun 2018 sampai dengan Maret 2019. Kemungkinan 90 % RSKO Jakarta pindah di tahun 2021 /2022 pun disampaikan langsung oleh Dirut RSKO Jakarta di acara Pertemuan Pegawai bulan Maret 2019. Apa yang disampaikan oleh Dirut RSKO Jakarta memberikan kepastian bagi pegawai RSKO Jakarta bahwa kepindahan RSKO Jakarta tidak lagi hanya isu dan informasi Hoax.
Permasalahan ini timbul karena tanah RSKO Jakarta bukanlah tanah Kementerian Kesehatan RI tapi dimiliki Pemda DKI Jakarta. Entah kenapa tidak ada solusi yang bagus bagaimana tanah DKI Jakarta ini bisa dihibahkan atau dibeli oleh Kemenkes RI.Â
Apakah solusi nya bisa dengan merubah status Rumah Sakit ini dibawah Pemda DKI saja agar tidak pindah lokasi lagi !!!!Â
Daku saat pertamakali menjadi pegawai baru di RSKO Jakarta ditahun 2005 menempati bangunan baru RSKO Jakarta. Dimana sebelumnya juga mengalami masalah yang sama di kawasan RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Tahun 2009 secara final seluruh pelayanan RSKO Fatmawati berpindah ke RSKO Jakarta dikawasan Cibubur.Â
Bisa dibilang informasi pindah ini membuat banyak pegawai RSKO Jakarta resah dan gelisah. Banyak pegawai yang sudah membeli rumah dikawasan yang lebih dekat ke RSKO Jakarta dikawasan Cibubur. Bahkan ada yang membeli di kawasan Cileungsi, Cikeas, Gunung Puteri, Bekasi bahkan Jonggol yang juga terbilang jauh dari RSKO Jakarta sendiri namun masih satu jalur jalan.
Bahkan ada pegawai yang sudah memiliki rumah di Tangerang pindah ke kawasan yang dekat dengan Cibubur, tapi sekarang harus pindah lagi. Pindah rumah ternyata bukan hal sepele karena banyak hal yang di urus dari data kependudukan, bpjs, kendaraan, sekolah anak, MENJUALÂ PROPERTY, dll.Â
Buat daku yang tinggal di Cikeas bila menggunakan google map jarak tempuh nya sekitar 61 km ke kawasan Tangerang tempat dimana RSKO Jakarta akan dipindahkan. RSKO Jakarta (Cibubur) ke rumah ku di Cikeas berjarak 18 km. Saat itu daku membeli dikawasan Cikeas karena mendekatkan ke tempat kerja menggunakan pinjaman Bank untuk uang muka dan biaya renovasi yang belum lunas sampai hari ini.
Bagi banyak pegawai yang memiliki keadaan yang sama dengan daku, bila mengikuti sesuai saran manajeman dengan membeli rumah disana berarti membuat kami tidak akan putus dari hutang / pinjaman. Banyak yang berfikir ialah solusi pindah kerja. Bahkan ada yang berfikir mengundurkan diri bila solusi pindah tidak diberikan.Â
Penghasilan kami di RSKO Jakarta bisa dibilang cukup tetapi tidak sebesar Rumah Sakit-Rumah Sakit pemerintah lain. Untuk itu banyak yang memiliki pekerjaan tambahan untuk menambah uang dapur karena sudah bukan hal yang aneh SK PNS disekolahkan.Â
Untuk beberapa pegawai pria (kepala keluarga) solusinya berkerja sambilan dari wirausaha, ojek online, double job di rumah sakit lain, pengajar, blogger, bisnis online dan lainnya. Bahkan penghasilan tambahan tersebut yang daku ketahui ada dari beberapa teman melebihi pendapatan di RSKO Jakarta yang cukup. Apakah mereka mau mengorbankan ini !!!!!
Berkerja sambilan merupakan bagian dari insting manusia untuk bertahan hidup dari sebuah situasi.Â
Apakah ada baiknya Pemerintah Pusat menggunakan analisis SWOT untuk perpindahan lokasi one stop service dibidang Napza / Penyalahguna Narkoba ini ....Â
Sebetulnya pegawai RSKO Jakarta yang masih tersisa sekarang (tidak meminta mutasi/gagal mutasi) merupakan pegawai yang sudah rela berkerja di RSKO Jakarta dengan keadaanya dan pendapatannya. Ada satu hal yang membuat mereka bertahan, dekat rumah dalam arti sesungguhnya.
Yang patut dikhawatirkan ialah konselor adiksi (konselor di unit rehabilitasi narkoba yang menangani perubahan prilaku pasien di rehab) yang baru PNS hanya 1 orang, sekitar 13 orang lainnya masih tenaga kontrak /perjanjian kerja , apakah mereka mau pindah juga ??? .... daku harap sih mereka bersedia pindah.
Kalau daku apakah Pemerintah Pusat bisa membeli tanah di kawasan Bumi Perkemahan Cibubur ?.... ngarep bin ngimpi...he...he..
------------------------------------
Ibu ku meyampaikan hari ini (7/4/2019) Â "dik ibu sudah senang dan nyaman di Cikeas, makam almarhum bapak dan kakak mu dekat rumah kamu. Sebulan sekali ibu bisa ziarah dan membersihkan makam nya". Ungkapan ibu masuk ke otak ku karena beliau tinggal satu-satu nya keluarga inti.Â
Web [ DISINI ] , Blog [ DISINI ] , Twitter [ DISINI ] , Instagram [ DISINI ]
Email : mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H