Narasumber lainnya Nina Mutmainah Armando mengingatkan bahwa ada pesan yang bertentangan dan bersebrangan dalam audisi badminton ini. Bagaimana bisa anak dan rokok disatukan oleh audisi badminton bahkan dengan jumlah ribuan anak yang terlibat. Ini bukan hanya masalah anak pakai kaos dengan brand rokok saja.Â
Nina menambahkan bila kita lihat di kaos nya, tulisan merek brand rokok lebih besar dibandingkan dengan tulisan audisi bulutangkis itu sendiri. Anak-anak peserta audisi didekatkan, diperkenalkan dan diterjunkan langsung dengan brand rokok pada lokasi audisi yang penuh banner dan spanduk brand rokok. Bahkan anak-anak dijadikan alat peraga. Ini sebuah mekanisme brand image positif dari penyelenggara bagi brand rokok.
Dalam dunia advertising ada istilah brand image yang menyokong citra perusahaan. Brand image berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap sebuah brand. Representasi dari keseluruhan persepsi terhadap brand.Â
Brand image adalah apa yang konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengar atau melihat sebuah brand. Gambaran konsumen yang positif terhadap suatu brand lebih memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian. Brand yang baik di mata konsumen juga menjadi dasar untuk membangun image perusahaan yang positif.Â
Liza Djaprie seorang psikolog yang hadir pada, 30 Maret 2019, dalam kegiatan Focus Group Discussion 'Audisi Badminton: Eksploitasi Anak atau Pengembangan Bakat Anak ?' menegaskan audisi Beasiswa Bulutangkis yang di sponsori oleh brand rokok dapat mempengaruhi psikologi anak. Sebab, daya analisis anak-anak masih minimalis sekali, dan daya logika mereka juga belum berfungsi dengan baik.
"Mereka masih seperti spons dimana semua informasi langsung diserap," tegasnya di ruang diskusi Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Psikolog yang tinggi semampai ini menambahkan sebetulnya memory / ingatan tidak ada kata lupa, namun tersimpan dalam dan butuh stimulus untuk memancingnya keluar.
Ia mencotohkan ketika seseorang yang pernah memiliki mantan pacar yang menggunakan minyak wangi yang khas, lalu orang itu pada suatu waktu mencium bau minyak wangi itu di suatu tempat, yang terjadi di alam bawah dasar orang itu berbicara ini bau minyak wangi yang biasa dipakai mantan saya tuh.
Mengapa anak-anak yang disasar produk rokok ? Karena, kata Liza, text, font, warna pada kaos yang digunakan dalam audisi badminton itu akan menyantol di dalam memori anak, merujuk teori psikologi periklanan.Â
Advertising itu seperti program yang dimasukkan di komputer kita, di memori otak anak ini tinggal nunggu waktu kapan terpencetnya. Jadi ribuan anak-anak ini akan menjadi calon konsumen berikutnya kedepan bagi si produsen rokok tersebut.