Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kompasiana Harus Berbenah, Bila Ingin Tetap Dicintai

20 November 2018   19:57 Diperbarui: 20 November 2018   20:24 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Sulit Login menjadi persoalan yang bikin pening Kompasianers, apalagi via mobile I Sumber Foto : Kompasiana

Sudah menjadi pembicaraan umum bahwa Kompasiana dalam beberapa bulan terakhir mengalami permasalahan sulit LOGIN. Hal tersebut bukan hal yang bisa dibilang sepele,  menurut daku maslah ini fatal. Isu ini begitu kencang berhembus dikalangan Kompasianers bahkan blogger paltform lain.

Deskripsi : Sulit Login menjadi persoalan yang bikin pening Kompasianers, apalagi via mobile I Sumber Foto : Kompasiana
Deskripsi : Sulit Login menjadi persoalan yang bikin pening Kompasianers, apalagi via mobile I Sumber Foto : Kompasiana
Bagaimana para Kompasianers akan menulis dan memberi konten serta comment  (berinteraksi) di Kompasiana bila sulit untuk masuk. Sama seperti bila kita mau masuk rumah ternyata kunci nya rusak sehingga sang penghuni rumah harus menginap di rumah orang lain. Kalau smartphone ada pulsa dapat menghubungi dan menunggu penghuni lainnya yang memiliki kunci. Itu yang  dialami admin Kompasiana dimana mendapatkan bombardir WA chat di WA Group dan private massage.

Ada baiknya segera pihak Kompasiana menyelesaikan masalah ini karena dapat membuat para kompasianers berpindah ke lain hati. Bahkan calon kompasianers baru atau kompasianers lama yang ingin membuat konten lagi di Kompasiana akhirnya gigit jari dan benar-benar tidak mau lagi menggunakan Kompasiana.

2. Memaksimalkan Nama Besar KOMPAS dalam Branding

Banyak Kompasianers diawal menulis di Kompasiana terjebak oleh nama besar KOMPAS Gramedia, begitupun daku saat memulai menulis di Kompasiana tahun 2010. Bisa jadi hadirnya para kompasianers yang saat ini berjumlah 381.000,- awalnya terpancing karena dianggap tulisan mereka akan di publish di KOMPAS.com.

Daku memiliki pengalaman ketika di tahun-tahun awal menggunakan Kompasiana. Pada saat menulis/posting di Kompasiana lalu share ke social media kemudian dibaca oleh teman-teman di RSKO, mereka mengira daku Kontributor KOMPAS.com. Kompasiana dianggap bagian dari rubrik KOMPAS.com.

Deskripsi : Tidak bisa dipungkiri nama besar Kompas membawa Kompasiana bisa bertahan I Sumber Foto : Google
Deskripsi : Tidak bisa dipungkiri nama besar Kompas membawa Kompasiana bisa bertahan I Sumber Foto : Google
Hal ini membuat daku harus menjelaskan kepada mereka bahwa Kompasiana merupakan platform menulis bukan portal berita. Namun nama platform ini 'kompas'iana memberi daya tarik bagi pembaca baik yang sudah tau atau belum tau apa beda antara KOMPAS.com dengan kompasiana. Bagi kompasianers menempelnya kata KOMPAS bisa jadi akan memberi nilai lebih dan prestise yang berujung mempertahankan diri menulis di platform ini.

Sebaiknya petinggi dan manajeman Kompasiana tidak perlu gengsi untuk tetap mendompleng nama besar KOMPAS. Dian Gemiano (Gemi), Chief Marketing Officer dari KG Media mungkin memahami itu juga, itu kenapa ia menggunakan kata 'Akselerasi'.

Mungkinkah  bertahannya Kompasiana selama 10 tahun ini ada keterlibatan secara  tidak langsung dari branding KOMPAS.com !!!!...bisa jadi.

Untuk menguatkan branding KOMPAS menurut daku penulisan "kompasiana" dengan  huruf kecil ada baiknya dirubah dengan kombinasi huruf besar dan kecil  seperti ini "KOMPASiana". Bisa jadi jalan terjal Kompasiana saat ini karena masalah engine dapat ditambal dengan penguatan branding agar masih bisa berjalan sambil menunggu perbaikan.

Untuk logo sendiri yang membentuk huruf "O" menurut daku lebih pas dirubah  dengan symbol huruf "K". Pastinya admin Kompasiana sudah tau bahwa penyebutan kompasiana diluaran sana disingkat dengan sebutan "K". Jaman saat ini sudah tidak mementingkan arti dari bentuk-bentuk dari logo, seperti arti dari padi dan kapas...yaelaah, jaman sudah berubah guy's.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun