Memori itu datang kembali, sebuah lokasi di seberang sisi barat Ujung Kulon, Banten, yakni Pulau Peucang. Pulau indah dengan keragaman objek dan hewan liar yang jinak. Sebuah ingatan indah yang membuat daku addict traveling. Sepertinya daku yang pernah mengunjungi pulau itu ditahun 2009 dan 2013 suatu saat harus kembali lagi kesana untuk ketiga kalinya.
Tempat wisata ini kurang begitu dikenal oleh masyarakat umum, tidak bagi yang berpergian bergaya backpacker. Bagi yang sudah kesana Pulau Peucang bagaikan surga yang tersembunyi. Karena di pulau ini kita tidak hanya menikmati keindahan alam dan adventure saja, tetapi juga menperoleh keheningan yang amat langka didapatkan pada lokasi wisata populer.
Pulau Peucang berada di Selat Sunda yang merupakan selat penghubung antara Samudra Hindia dengan Laut Jawa. Ombak dan arus yang tidak bisa diprediksi membuat sensasi menuju pulau tersebut. Daku ingat sekali ketika dua kali kesana, selama pelayaran mengucap kalam Illahi sampai menuju dermaga Pulau Peucang. Ombak setinggi atap kapal kayu tampak dipandangan, dengan deru mesin terdengar dan percikan api terlihat dari rotor nya.
Wisata Indonesia ini memberi banyak pengalaman dan memories ketika daku bertualang ke Pulau Peucang, pulau idaman bagi penikmat keheningan.
Menikmati Wisata Tanpa Diganggu Social Media.
Kenikmatan traveling yang sulit kita nikmati saat ini yaitu kesunyian dan keheningan dari social media. Manusia modern tidak bisa lepas dari gadget sehingga mengurangi komunikasi personal. Pulau Peucang memberi kesempatan kepada kita benar-benar menjadi mahluk sosial, itu yang daku rasakan.
Ketika daku berada disana mengalami kesulitan untuk mendapatkan sinyal internet. Walaupun kita memanjat pohon kelapa sampai ke puncak nya, kita tidak akan mendapatkan internet satu bar pun. Daku memang dibuat benar-benar menikmati tempat wisata ini.
Pulau ini juga tidak ada sinyal telepon/ komunikasi, sebaiknya lupakan smartphone dan nikmati saja keheningannya. Daku dibuat tenggelam dengan pemandangan, adventure, interaksi dengan hewan liar yang jinak, hutan lebat dan eksotisme yang di berikan Pulau Peucang. Hal inilah yang membuat daku dan teman-teman traveler lainnya menikmati Pulau Peucang dan membuat daku ingin kembali lagi kesana untuk ketiga kali.
Lokasi Wisata Yang Cocok Bagi Keluarga dan Trip Berkelompok.
Walaupun Pulau Peucang dikenal dikalangan backpacker namun tidak banyak yang bisa kesana dengan mudah. Karena tidak ada kendaraan umum langsung ke lokasi wisata Indonesia itu. Para traveler dapat menggunakan kendaraan pribadi yang dilanjutkan menyewa kapal kayu atau mendaftar open trip.Â
Waktu  perjalanan sekitar sembilan jam dari Jakarta untuk sampai ke Pulau Peucang. Bagi yang membawa anak kecil, daku menyarankan ada baiknya transit dahulu di kota Serang untuk mencari penginapan / hotel disana. Kalian bisa mencari hotel / penginapan di kota Serang yang murah dengan searching website Pegipegi (DISINI). Bisa makin asyik travelingnya bila ngetrip dulu di Serang lalu final destination ke Pulau Peucang.
Tempat ini menyediakan penginapan / homestay untuk keluarga yang berada di area cagar alam Pulau Peucang dekat dermaga. Bagi yang ingin berwisata untuk akhir tahun sebaiknya segera memesan penginapan jauh hari karena penginapan untuk keluarga sangatlah terbatas.
Pengunjung yang ingin ke Pulau Peucang, menurut daku sebaiknya menghubungi pihak Taman Nasional Ujung Kulon untuk memudahkan perjalanan ke sana. Pihak Taman Nasional dapat menyiapkan akomodasi berupa penginapan, makanan serta pemandu bila diperlukan.Â
Menikmati Pasir Putih Yang Private
Bila kita mendatangi sebuah pulau ditengah laut dengan tujuan wisata, ada satu hal yang wajib yakni menikmati pantainya. Pasir putih kekuningan yang lembut merupakan jenis pasir yang menjadi buruan para pelancong dari dalam dan luar negeri.
Buat daku itu kenikmatannya, bagaikan pantai yang private. Sehingga pada saat itu daku dapat bercanda, bermain air laut dan berinteraksi secara berkualitas dengan teman seperjalanan dan calon gebetan.....eehhhh...
Pasir putih dengan karakteristiknya yang lembut merupakan hiasan yang ditawarkan pantai di Pulau Peucang. Airnya dihiasi dengan gradasi warna biru muda di tepi dan biru tua pada bagian tengah. Keindahan warna-warna air ini seakan memanggil-manggil para traveler untuk merasakannya. Bagi pecinta fotografi jangan lupakan membawa Kamera karena kalian akan mendapatkan banyak spot keren di pantai Pulau Peucang.
Pada pagi hari, sambil duduk di pantai menunggu terbitnya matahari dari ufuk timur memberi rasa damai. Sesuatu momen yang harus didapatkan pada saat daku berada dipulau itu.
Snorkeling Menikmati Keindahan Bawah Laut
Letak pulau yang di-impit dengan daratan Pulau Jawa dan Pulau Panaitan membuat ombak disini relatif sangat kecil dan tenang. Hal ini tentu saja membuat traveler yang ingin berenang atau sekedar bermain air menjadi sangat nyaman dan aman.
Pulau Peucang menjadi tempat favorit untuk snorkling dan menyelam karena keindahan dasar laut dan keanekaragam ikannya. Tidak hanya itu saja, pulau ini menjadi tujuan bagi wisatawan yang menyukai olahraga memancing. Pada saat pertama kali ke pulau ini, kamar kami bersebelahan dengan para mancing mania.
Trakking Menyusuri Hutan
Pulau Peucang memiliki ukuran yang tidak begitu luas. Namun pulau ini memberikan pesona alam yang begitu indah dan natural. Selain memiliki pantainya putih bersih yang lembut, bagian dalamnya dirimbuni dengan hutan hujan tropis yang begitu terjaga.Â
Objek wisata yang tidak kalah menariknya dengan pesona pantai adalah Karang Copong. Untuk menuju ke sana, daku merasakan menerobos hutan dengan jarak tempuh tiga kilometer dan memakan waktu kisaran 45 sampai dengan 60 menit. Disana kita akan menemui panorama matahari tenggelam sebagai sajian utama destinasi pulau.
Pada saat trekking menyusuri hutan, kami pun bertemu monyet dan babi hutan liar. Entah kenapa reaksi mereka biasa bertemu dengan manusia. Ada baiknya untuk trakking ditemani oleh polisi hutan yang selalu berjaga di Pulau Peucang. Pengalaman daku ada teman yang tersesat, untungnya dirinya dapat menemukan jalan yang dia lewati sebelumnya.Â
Flora di kawasan ini di antaranya merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (Lagerstroemia speciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), dan ki hujan (Engelhardia serrata). Keanekaragaman hayati yang daku nikmati di Pulau Peucang ini membuat daku tersadar, bahwa begitu penting menjaga keberlangsungan hutan.
Bercengkrama Dengan Hewan Liar Namun Jinak
Bercengkrama dengan hewan yang tidak dikurung bahkan dapat menyentuhnya sesuatu yang  amat istimewa bagi daku orang kota. Bila kita biasa memegang kambing, kucing atau ayam merupakan hal yang tidak aneh. Bagaimana bila itu menyentuh dan berinteraksi dengan kijang yang memiliki tanduk yang besar, babi yang gemuk dan kera nakal ? ... pastinya amat jarang bagi masyarakat metropolis.
Pulau Peucang berada didalam kawasan Taman Nasional Ujung  Kulon. Pulau Peucang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, bersama dengan Pulau Panaitan dan Pulau Handeuleum. Sebagai bagian dari kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, di pulau ini dapat dijumpai berbagai satwa dilindungi seperti Rusa (Cervus timorensis), Banteng Jawa (Bos sundaicus), Merak Hijau (Pavo muticus), Lutung (Trachypithecus auratus auratus), Kijang, Babi Hutan (Sus verrucosus) dan Biawak.
-------------------------------------------------------------------------------
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Web [DISINI] , Blog [DISINI] , Twitter [DISINI] , Instagram [DISINI]
Email : mastiyan@gmail.com
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H