Acara offline Kompasiana yang kemudian disebarkan oleh Kompasianers membuat banyak orang ingin belajar menulis di Kompasiana. Entah kenapa kalau daku sendiri temui, yang bertanya ialah orang-orang yang belum pernah menulis di dunia maya. Ada beberapa teman, baik teman kantor, traveller, coiners ingin seperti daku yang mampu menulis.Â
Sebuah impact yang sebetulnya potensi besar bagi Kompasiana bahwa masih banyak orang yang mau menulis bukan karena materi saja. Pangsa pasar terbesar Kompasiana bila daku perhatikan bukanlah full time blogger tetapi para individu yang ingin menulis yang memberi wadah untuk menyalurkan kata-kata.Â
Bahkan diri daku terkaget, ada beberapa Kompasianers yang menghubungi dan mengucapkan meminta maaf mau membantu finansial. Jumlahnya bisa terbilang besar untuk seseorang yang hanya kenal sepintas di acara offline. Salah-satu Kompasianers yang membantu daku dengan nilai finansial yang besar salah-satu penerima award spesific interest Kompasianival 2016, yaitu mbak Rahayu. Entah kenapa saat ini sudah tidak terlihat aktif lagi di kegiatan Kompasiana secara offline.
Itu kenapa daku saat ini masih setia dengan platform ini. Daku mungkin sedikit dari ratusan ribu Kompasianers yang merasakan kedekatan dan impact secara nyata dengan para Kompasianers. Namun tidak banyak juga kompasianers yang mau bertahan untuk tidak menggunakan platform lainnya. Satu persatu bisa jadi berujung menghilang.
Merangkul yang Bisa Dirangkul
Kompasianival 2017 dengan tema "Kolaborasi Generasi", pada Kompasianival 2018 bertema "Beyond Generation". Sangat terlihat bahwa Kompasiana mencoba meraih pasar generasi milenial, generasi X, dan Kids Zaman Now. Daku sangat yakin dari 380 ribu user tidak semuanya masih aktif, perlu strategi khusus menjangkau para kaum milenium yang gemar bersosial media menjadi Kompasianers baru.
Dian Gemiano (Gemi), Chief Marketing Officer dari KG Media menyampaikan "Kita berubah karena bukan semata-mata alasan finansial, karena founder kita memiliki visi mulia mencerdaskan kehidupan bangsa. Bila kita tidak relevan dengan jaman maka visi misi founder Kompas Gramedia akan terhenti. Sangat pentingnya bertransformasi sesuai perkembangan jaman" ungkapnya.
Pernyataan Gemi sama persis dengan yang disampaikan Kang Pepih dan koh Nurul bahwa untuk produk digital 10 tahun itu waktu yang panjang. Dirinya sepertinya bertanya kepada kami yang hadir, mau dibawa ke mana Kompasiana?Â
Ia pun berujar bahwa sangat penting sumber informasi yang dijadikan acuan yang berbasis fakta. Di Kompasiana yang menulis bukannyalah tim Kompasiana tapi para Kompasianers. Kompasiana itu milik bersama, termasuk dimiki oleh Kompasianers. Akselerasi ke depan mau ke arah mana ?
Berdasarkan pengalaman dirinya di dunia marketing, hadirnya para blogger dan vlogger makin relevan saat ini. Ketika ketersediaan data semakin spesifik, marketing pun berubah dari one to many  menjadi to personal. Channel-channel komunikasi yang sifatnya spesifik seperti blogger dan vloger makin relevan dan diminati brand.Â