Persiapkanlah diri kita
Kita bukan Anda, karena butuh patner dalam melakukan pendampingan tidak bisa sendiri. Jangan merasa mampu sendiri menangani penderita tumor karena bisa stres dibuatnya. Berdiskusilah dengan keluarga bagaimana kita bersikap kepada anggota keluarga yang menderita tumor otak. Atur jadwal dengan keluarga yang lain untuk sama-sama menangani bersama.
Sebaiknya kita mencari tahu mengenai jenis penyakit tumor yang dideritanya baik dengan berkonsultasi dengan dokter maupun referensi lainnya. Dengan mengetahui informasi sebanyak-banyaknya mengenai penyakit tumor otak, tentu akan membuat kita lebih siap dan tidak kaget jika melihat keadaan medis dan mental penderita.
Daku mengaku bersalah pernah membatasi almarhum kakak minum. Saat itu daku melihat dirinya terlalu banyak minum dan buang air kecilnya pun banyak. Hampir 15 menit sekali buang air kecil. Padahal, menurut informasi yang daku dapat bahwa tumor otak dapat menekan hipotalamus yang membuat penderita akan mengeluarkan cairan. Kurangnya informasi pada saat itu membuat daku salah bertindak. Maafkan daku ya Mamas, membuatmu menderita....
Jadilah diri kita seperti dirinya
Ketika diri kita memiliki masalah apakah itu masalah kesehatan atau pun finansial pinginnya orang lain mengerti kita. Itupun yang diinginkan para penderita tumor otak untuk diperlakukan.
Pasien dengan tumor otak biasanya memiliki perubahan fisik dan mengalami perubahan aktivitas. Oleh karena itu, berusahalah untuk tetap menjadi diri kita sewaktu diri mereka masih sehat dan memperlakukannya seperti biasa saja.Â
Buatlah mindset bahwa memang tidak ada yang berubah dari hubungan kita dengan dirinya, sehingga anggota keluarga kita yang menderita tumor otak tidak merasa diberlakukan berbeda. Kecuali bila sudah memasuki fase perburukan dimana jalannya sudah tidak stabil, kita harus memaksa untuk menuntun karena bisa resiko jatuh.
Jangan bicarakan biaya perawatan di depannya
Daku tidak bisa bohong bahwa pengeluaran biaya pengobatan, perawatan, penunjang, dan lainnya  tumor otak sangat besar. Sampai saat ini daku masih menanggung utang ke kerabat, keluarga, teman dan bank. Namun untuk membahas piaya perawatan, jangan pernah berbicara di depan anggota keluarga yang menderita tumor otak. Hal ini akan membuat dirinya stres dan merasa sebagai individu yang tidak berguna.
Selain itu, janganlah menunjukkan muka stres dan kusut di depan mereka, kalau memang ada property, barang dan apapun itu yang bisa dijual maka lakukanlah. Kalau perlu berutang di bank, lakukanlah. Jangan sampai diri kita menyesal tidak melakukan yang terbaik, karena namanya umur kita tidak pernah tahu. Namun Allah SWT tidak pernah tidur, Dia akan memberikan bantuannya di saat-saat umatnya kritis.
Apalagi bila anggota keluarga menderita tumor otak masih memiliki orang tua yang sudah tua, jangan juga menambah beban pikiran mereka. Pengalaman membuat daku menutup rapat pengeluaran perawatan kakak kepada Ibu, bahkan melakukan tindakan berbohong agar dirinya mau menginap di salah satu kamar kost yang kami sewa pada saat kakak di rawat di Rumah Sakit Dharmais. Karena seorang Ibu akan memaksakan diri selalu di samping anaknya saat anaknya sakit. Bahkan sampai hari ini ibu masih merasa dan melihat daku tercukupi kebutuhan hidup.Â
Berkomunikasi dengan temannya untuk berkunjung
Hal ini perlu dilakukan agar dirinya tidak merasa sendiri walaupun penderita tumor otak yang telah lama menderita memiliki keengganan dilihat oleh teman-temannya dalam kondisi yang buruk. Awalnya pasti anggota keluarga kita yang menderita akan menolak, tetapi ketika teman-temannya datang akan membuat dirinya lebih baik secara mental.Â
Patut diketahui orang yang sakit tumor otak memiliki perasaan dan emosi yang mudah berubah. Oleh karena itu lebih baik bertanya kapan waktu yang tepat temannya berkunjung agar ia merasa nyaman dan jangan memaksakan diri jika memang dirinya tidak ingin ditemui saat itu. Biarkan anggota keluarga kita yang sakit tersebut yang menentukan sendiri kapan waktu yang tepat dan nyaman untuk dikunjungi.