Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ternyata Semua Peduli Pada Hoax dan Konten Negatif

4 Juni 2018   04:23 Diperbarui: 10 Juni 2018   09:43 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : DR.Paskah Daeli (Kemenko PMK RI), Unggul Sugena ( Relawan TIK ), Bambang Tri S ( KemenKominfo ) dari Kiri ke kanan I Sumber Foto : Dokpri

Hoax & konten negatif ada disekitar kita, itu yang terjadi dijaman dimana informasi digital mudah diakses. Dalam kurun waktu seminggu bagi yang terbiasa menggunakan smartphone dan layanan internet pastinya akan mendapatkan berita 'Hoax' & konten negatif. Konten-konten negatif dan berita bohong (hoax) tersebut tersebar di social media bahkan jejaring komunikasi seperti What Apps (WA), Line, email dan Private Massage. 

Menerima konten 'Hoax' & ujaran kebencian sudah tidak bisa kita mengelak, karena di jejaring pertemanan elektronik itu sudah tersebar. Ternyata konten Hoax di share oleh teman kita sendiri baik di WA group, line dan social media. Mereka ini ternyata percaya kebenaran dari isi dari konten Hoax tersebut tanpa menverifikasi terlebih dahulu. 

Deskripsi : Bapak Presiden RI, Joko Widodo bersilahturahim bersama Ulama dari Jawa Barat I Sumber Foto : Antara
Deskripsi : Bapak Presiden RI, Joko Widodo bersilahturahim bersama Ulama dari Jawa Barat I Sumber Foto : Antara
Maraknya konten hoax & ujaran kebencian ini menjadi perhatian berbagai pihak danternyata semua peduli pada 'Hoax' & konten negatif. Hal tersebut juga sudah menjadi perhatian dari Bapak Presiden RI, Joko Widodo, untuk memerangi Hoax dan ujaran kebencian (konten negatif). Pada tanggal, 3 April 2018, Bapak Joko Widodo bersilaturahim dengan puluhan ulama dari Jawa Barat yang berlangsung tertutup di Istana Negara menyangkut isu tersebut.

Kepala Negara menyampaikan keresahannya dan meminta agar ulama membantu pemerintah memerangi hoax dan ujaran kebencian (konten negatif) serta menolak berita-berita hoax supaya tidak meresahkan masyarakat. Bapak Joko Widodo berbagi pikiran bagaimana penyebaran berita hoax memang telah meresahkan. Sebab itu, para ulama di Jabar berkewajiban mengingatkan kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dan menangkal berita hoax tersebut (Beritanya DISINI).

-------------------------------------------------------

Tidak hanya Presiden RI saja yang peduli, berbagai pihak pun peduli. Daku pun berkesempatan mendengar pandangan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam Kompasiana PERSPEKTIF "Menag Bercerita: Melawan Hoax, Menjaga Hati" yang dilangsungkan Kamis, 31 Mei 2018, D'Consulate Lounge, Jakarta.

Deskripsi : Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam Kompasiana PERSPEKTIF I Sumber Foto : Dokpri
Deskripsi : Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam Kompasiana PERSPEKTIF I Sumber Foto : Dokpri
Bapak Lukman Hakim membagi pikirannya, menurut beliau kita hidup di era yang luar biasa. Abad ini peradaban manusia mengalamai perubahan yang sangat mendasar, manusia hidup di dua alam secara bersamaan. Di jaman dimana orang-orang suci hidup mereka tidak merasakannya. Generasi kita hidup di 2 (dua) dunia yaitu dunia nyata sekaligus didunia maya secara bersamaan. 

Saat ini dunia maya jauh lebih dahsyat pengaruhnya dibandingkan dari dunia nyata. Padahal di dunia nyata kita bisa berdiskusi, berdialog dengan tetap menjaga sisi-sisi kemanusian kita. Pada saat berinteraksi, kita dapat melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Pada saat bertatapan langsung, kita dapat menfilter pilihan kosakata, diksi yang kita pakai, kalimat yang kita atur karena lawan bicara nyata didepan kita.

Sedangkan didunia maya kita tidak bertemu secara langsung dengan lawan bicara, oleh karenanya rasa nyaris hilang dari percakapan di dunia maya. Untuk melawan berita hoax harus dimulai dari hati, hanya hati lah yang menjadi landasan utama kita mampu berdialog dengan diri kita dengan tetap menjaga sisi-sisi kemanusiaan. 

Ketika berada didunia maya nyaris sisi-sisi kemanuasian hilang atau pudar. Kita kehilangan rasa dalam komunikasi di dunia maya sehingga kita tidak menggunakan hati dalam berbicara dengan sesama kita. Cara kita melawan hoax dengan menjaga hati. Hati tidak hanya menjadi landasan tetapi juga sekaligus orientasi kita dalam kita mengekspresikan apa yang ingin kita sampaikan dalam berpendapat baik kata maupun tulisan didunia maya.

Menteri Agama mengajak netizen yang hadir memahani esensi dari Agama dan menjadi duta-duta menjaga kedamaian. Beliau bertanya apakah esensi dari Agama ?... Agama adalah cara Tuhan membuat umatnya untuk kembali mampu memiliki jati diri yaitu kemanusiaan. Manusia sebagai hamba Tuhan ditugaskan untuk mengabdi dengan makna menyeluruh. Manusia merupakan kholifah (pengelola alam semesta), dimana bentuk pengelolaan alam semesta merupakan wujud pengabdian kepada Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun