Bagi penggemar film peperangan, pecinta dirgantara, pembaca informasi dunia militer, dan kolektor mini kit militer pastinya tidak asing dengan helikopter serbu legendaris asal Amerika ini yaitu Apache. Helikopter ini begitu di branding di film-film kolosal peperangan. Kita dapat melihat dalam film-film Hollywood bagaimana tangguhnya helikopter serbu bernama salah-satu suku Indian ini. Helikopter ini memiliki tugas melindungi konvoi pasukan atau melakukan penyerangan terhadap target musuh.
Tidak hanya di dunia perfilman, di dunia nyata pun helikopter ini sangat teruji dan menunjukkan tajinya sebagai salah-satu helikopter serbu paling modern dan efektif saat ini. Beberapa operasi militer Amerika Serikat melibatkan helikopter serbu ini yaitu ketika beraksi dalam operasi-operasi militer Amerika Serikat ke Panama 1989, Perang Teluk, Afghanistan, dan Iraq.
Indonesia patut berbangga dapat memiliki helikopter tangguh ini, dilansir dari situs resmi Kemenhan DISINI , Secara resmi helikopter serbu Apache AH 64E Guardian memperkuat TNI AD pada Rabu, 16 Mei 2018 di Pangkalan Udara Utama TNI AD Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah. TNI-AD telah sah menerima dan dapat menggunakan 8 unit helikopter serbu Apache AH 64E Guardian.
Heli tempur itu secara simbolis diserahkan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu kepada TNI-AD yang diwakili Aslog Panglima TNI Laksda TNI Bambang Nariyono. Dalam serah terima itu hadir pula Wakil Dubes AS untuk Indonesia Erin Elizabeth McKee. Pembelian helikopter serbu Apache merupakan bentuk kemitraan strategis Amerika Serikat dan Indonesia yang diprakarsai pembeliannya di era Presiden Susilo Bambang Yudoyono.
Menhan pun berpesan pada saat penyerahan helikopter serbu ini kepada Personel TNI AD untuk merawat dan menjaga helikopter ini agar masa pakainya dapat seoptimal mungkin. Pengadaan ini juga bentuk terima kasih dan tanggungjawab Pemerintah kepada rakyat Indonesia yang telah menghadiahkan alutsista yang tercanggih saat ini.
Pada tahun 2014, Dua helikopter Apache AH 64E Guardian buatan Amerika Serikat bahkan telah diperkenalkan dan ikut memeriahkan defile kekuatan Tentara Nasional Indonesia dalam perayaan hari ulang tahun TNI di Dermaga Madura Mako Armatim TNI AL, Surabaya, Jawa Timur. 2 (dua) Apache tersebut bergabung dengan formasi helikopter-helikopter tempur lainnya yang dimiliki Indonesia. Padahal saat itu Apache secara resmi belum dimiliki oleh Indonesia.
Dapur Pacu Apache AH 64E Milik Indonesia Terbaik di Kawasan
Bisa dibilang saat ini untuk jenis helikopter serbu dalam pelayanan dan produksi (tidak termasuk prototype dan pengembangan), Apache AH 64E salah-satu yang tercanggih dan terbaik. Patut diketahui terdapat deretan helikopter serbu terbaik dalam layanan selain Apache baik dari blok barat maupun blok Timur yaitu AH-1Z Viper (USA), Kamov Ka-52 (Rusia), Mil Mi-28 Havoc (Rusia), Eurocopter Tigre (Prancis/Jerman), Helikopter CAIC Z-10 China, Denel AH-2 Rooivalk (Afrika Selatan), A129 Mangusta, (Italia), dan Mil Mi-24 Hind / Mil-Mi 35 versi ekspor (Rusia).
Indonesia saat ini telah memiliki 2 (dua) jenis helikopter tempur terbaik yaitu Apache AH 64E (USA) dan Mil Mi 35 (Rusia). Keberadaan Apache dan Kereta Perang Iblis (Mil Mi 35 Hind) akan memberikan daya getar dikawasan. Kedua helikopter tempur ini dalam dunia militer diketahui memiliki pengalaman tempur yang tinggi dan melegenda.
Uniknya kedua jenis heli yang diproduksi sebagai musuh bebuyutan itu, jika dioperasikan bersama oleh TNI AD dalam peperangan maka kedua heli justru akan menjadi sahabat karib. Kedua helikopter ini sama-sama sebagai heli penghancur tank, heli penghancur sesama heli tempur, pendukung dan bantuan tempur pasukan darat, penghancur sasaran berat seperti bunker musuh, heli anti gerilya, dan lainnya
Helikopter serbu Apache milik Indonesia merupakan yang terbaik di kawasan. Saat ini di Asia Tenggara yang menggunakan Apache baru Indonesia dan Singapura. Pengguna pertama Apache di Asia Tenggara memang Singapura, Negara Singa tersebut telah mengoperasikan 20 unit AH-64D Apache Longbow sejak tahun 2006, yang dikirim dalam dua gelombang pada tahun 1999 dan 2001.
Namun dalam spesifikasi, jika merujuk dari serinya (AH-64E) maka Apache milik Indonesia punya kemampuan lebih dibanding Apache milik Singapura. Sebagai pengguna Apache, Indonesia mempunyai seri helikopter yang lebih baru dibanding kepunyaan Singapura. Walaupun unit Apache yang dibeli hanya delapan unit, Apache milik Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) TNI-AD adalah AH-64E Apache Guardian yang merupakan versi teknologi terbaru.
Sejatinya AH-64E adalah seri AH-64D yang telah di upgrade yang dikenal sebagai seri AH-64D Apache Longbow Block III. AH-64E Apache Guardian ini terbilang baru karena dirilis perdana pada tahun 2012. Setahun kemudian 2013 Indonesia menjajaki untuk membeli versi terbaru dari Apache ini dan kemudian mulai menerima lengkap 8 (delapan) unit di tahun 2017 dan 2018.
Ketangguhan Helikopter Serbu Apache
Helikopter yang canggih dan memiliki fitur-fitur terkini ternyata berbanding lurus dengan harganya. Helikopter Apache 64E Guardian untuk satu unit heli dibandrol dengan harga 41 juta dollar AS atau sekitar Rp 576,2 miliar. Setengah trilyun untuk satu buah hikopter serbu. Kehadiran Helikopter Apache AH-64E Guardian merupakan bagian dari program modernisasi Alutsista TNI sesuai Rencana Strategis Pertahanan Negara dan program Minimum Essential Force (MEF).
Apache seri terbaru diberi panggilan "Guardian" dikarenakan Apache mendepankan peran sebagai pelindung bagi nyawa pasukan darat di dalam pertempuran. Pemberian nickname “Guardian” diusulkan oleh Gina Gill, logistics management specialist di Army Aviation and Missile Command Logistics Center, Redstone Arsena.
Sebagai versi terbaru dari Apache pastinya mendapatkan teknologi terbaru. Apache AH64-E Guardian mengadopsi mesin baru, yakni menggunakan sepasang mesin T700-GE-701D dari General Electric. Mesin baru ini punya kekuatan lebih besar dari mesin AH-64D, yakni 1.994 shp (1.487 kW). Transmisi mesin pun diubah menjadi coupe dengan tenaga ekstra.
Dengan perbaikan teknologi ini bedampak pada kecepatan maksimum AH-64E bisa mencapai 300 km per jam. Untuk versi sebelumnya AH-64D kecepatan maskimumnya 293 km per jam. Meningkatnya kecepatan pada AH-64E tidak hanya karena mesin dan transmisi juga berkat penggunaan material komposit baru pada pada baling-baling. Dengan kecepatan 300 km per jam maka kecepatan Apache menyamai Kereta Cepat.
Tidak hanya memperbaiki dari sisi kecepatan dan material, Boeing juga melakukan perbaikan pada elemen landing gear. Di AH-64E Guardian, Boeing telah menyematkan sistem datalink MUM-TX lansiran L-3 Communications. Penggunaan datalink ini memungkinkan awak Apache dapat sekaligus mengendalikan drone (UAV) lewat frekuensi C, D, L, dan Ku-band. Drone saat ini merupakan bagian dari Alutsista yang membantu dalam pertempuran yaitu pengawasan dan pemantauan target melalui udara.
Ketangguhan Apache tergambarkan dengan penggunaan sensor M-TADS/PNVS (Modernized Target Acquisition Designation Sight/ Pilot Night Vision Sensor ), pertahanan diri pasif inframerah, (GPS), Sistem Paparan Bidikan dan Helmet Terpadu (IHADSS) dan radar AN/APG-78.
--------------------------------------
Kehadiran Apache membuat Indonesia memberikan daya getar di kawasan. Setelah menandatangani pembelian jet tempur tercanggih Rusia yang di operasionalkan & produksi saat ini yaitu Su-35 Super Flanker, Indonesia pun telah menghadirkan secara nyata helikopter serbu Apache 64E Guardian yang merupakan versi terbaru dari keluarga Apache yang legendaris.
Sumber [ 1 ] [ 2 ] [ 3 ] [ 4 ]
.
Artikel terkait alutsista lainnya
1. Pembelian SU 35 Indonesia : DISINI
2. Calon pengganti Hawk 109 & 209 : DISINI
3. Kereta Perang Iblis (Helikopter Tempur Mil-Mi 35 Hind) : DISINI
.
Salam Hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Web I Instagram I Twitter I email : mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H