Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Helikopter Serbu "Apache" Resmi Memperkuat TNI AD

20 Mei 2018   13:49 Diperbarui: 20 Mei 2018   16:48 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Secara Resmi Kemnhan Menyerahkan 8 Unit Apache ke TNI AD I Sumber Foto : Kemenhan

Helikopter serbu Apache milik Indonesia merupakan yang terbaik di kawasan. Saat ini di Asia Tenggara yang menggunakan Apache baru Indonesia dan Singapura. Pengguna pertama Apache di Asia Tenggara memang Singapura, Negara Singa tersebut telah mengoperasikan 20 unit AH-64D Apache Longbow sejak tahun 2006, yang dikirim dalam dua gelombang pada tahun 1999 dan 2001.

Namun dalam spesifikasi, jika merujuk dari serinya (AH-64E) maka Apache milik Indonesia punya kemampuan lebih dibanding Apache milik Singapura. Sebagai pengguna Apache, Indonesia mempunyai seri helikopter yang lebih baru dibanding kepunyaan Singapura. Walaupun unit Apache yang dibeli hanya delapan unit, Apache milik Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) TNI-AD adalah AH-64E Apache Guardian yang merupakan versi teknologi terbaru. 

Deskripsi : Helikopter serbu Apache telah memiliki atribut TNI-AD di ekor I Sumber Foto : reportasenews
Deskripsi : Helikopter serbu Apache telah memiliki atribut TNI-AD di ekor I Sumber Foto : reportasenews
Sebagai informasi AH-64E Apache bisa dioperasikan dalam berbagai medan dan cuaca, Ia dikendalikan oleh dua awak. Helikopter serbu ini dirancang untuk bertahan dalam lingkungan garis depan dan digunakan pada waktu siang atau malam, dan dalam cuaca buruk dengan menggunakan avionik dan elektronik 

Sejatinya AH-64E adalah seri AH-64D yang telah di upgrade yang dikenal sebagai seri AH-64D Apache Longbow Block III. AH-64E Apache Guardian ini terbilang baru karena dirilis perdana pada tahun 2012. Setahun kemudian 2013 Indonesia menjajaki untuk membeli versi terbaru dari Apache ini dan kemudian mulai menerima lengkap 8 (delapan) unit di tahun 2017 dan 2018. 

Ketangguhan Helikopter Serbu Apache

Helikopter yang canggih dan memiliki fitur-fitur terkini ternyata berbanding lurus dengan harganya. Helikopter Apache 64E Guardian untuk satu unit heli dibandrol dengan harga 41 juta dollar AS atau sekitar Rp 576,2 miliar. Setengah trilyun untuk satu buah hikopter serbu. Kehadiran Helikopter Apache AH-64E Guardian merupakan bagian dari program modernisasi Alutsista TNI sesuai Rencana Strategis Pertahanan Negara dan program Minimum Essential Force (MEF).

Apache seri terbaru diberi panggilan "Guardian" dikarenakan Apache mendepankan peran sebagai pelindung bagi nyawa pasukan darat di dalam pertempuran. Pemberian nickname “Guardian” diusulkan oleh Gina Gill, logistics management specialist di Army Aviation and Missile Command Logistics Center, Redstone Arsena. 

Sebagai versi terbaru dari Apache pastinya mendapatkan teknologi  terbaru. Apache AH64-E Guardian mengadopsi mesin baru, yakni menggunakan sepasang mesin  T700-GE-701D dari General Electric. Mesin baru ini punya kekuatan lebih besar dari mesin AH-64D, yakni 1.994 shp (1.487 kW). Transmisi mesin pun diubah menjadi coupe dengan tenaga ekstra. 

Dengan perbaikan teknologi ini bedampak pada kecepatan maksimum AH-64E bisa mencapai 300 km per jam. Untuk versi sebelumnya AH-64D kecepatan maskimumnya 293 km per jam. Meningkatnya kecepatan pada AH-64E tidak hanya karena mesin dan transmisi juga berkat penggunaan material komposit baru pada pada baling-baling. Dengan kecepatan 300 km per jam maka kecepatan Apache menyamai Kereta Cepat. 

Tidak hanya memperbaiki dari sisi kecepatan dan material, Boeing juga melakukan perbaikan pada elemen landing gear. Di AH-64E Guardian, Boeing telah menyematkan sistem datalink MUM-TX lansiran L-3 Communications. Penggunaan datalink ini memungkinkan awak Apache dapat sekaligus mengendalikan drone (UAV) lewat frekuensi C, D, L, dan Ku-band. Drone saat ini merupakan bagian dari Alutsista yang membantu dalam pertempuran yaitu pengawasan dan pemantauan target melalui udara.

Ketangguhan Apache tergambarkan dengan penggunaan sensor M-TADS/PNVS (Modernized Target Acquisition Designation Sight/ Pilot Night Vision Sensor ), pertahanan diri pasif inframerah, (GPS), Sistem Paparan Bidikan dan Helmet Terpadu (IHADSS) dan radar AN/APG-78. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun