Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Memetik Potensi Produk Halal Sebagai Negara Penduduk Muslim Terbesar

7 Januari 2018   20:55 Diperbarui: 8 Januari 2018   20:07 2373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Produk Halal sekarang tidak hanya diminati umat muslim tetapi non muslim juga banyak yg minat I Sumber Foto : Mastercard

Halal sebuah kata yang harus terpatri bagi diri seorang Muslim baik itu di negara mayoritas atau minoritas berpenduduk Muslim. Mengkomsumsi, menggunakan produk Halal merupakan kewajiban bagi setiap individu yang beragama Islam. Karenanya produk dan industri Halal memiliki potensi dimana bisa digarab oleh anak bangsa Indonesia yang mayoritas berpenduduk Muslim.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, selayaknya Indonesia menjadi pusat industri Halal terbesar, baik itu produk atau pariwisata Halal. Bila berbicara potensi industri Halal sebaiknya kita harus berbicara data. Karena potensi itu bukan di awang-awang yang ada di otak kita lalu disampaikan ini ada potensinya.

Potensi pasar produk Halal dunia kemungkinan akan meningkat tajam dengan bertambah nya populasi Muslim dunia pada tahun 2030. Estimasi dari Global State of Islamic Economic nilai transaksi umat Muslim akan mencapai sebesar 3,7 triliun dollar AS pada tahun 2019. Lembaga survei dari Pew Research Center's Forum on Religion & Public Life memproyeksikan total penduduk Muslim dunia akan meningkat dari 1,6 milyar jiwa di tahun 2010 menjadi 2,2 milyar jiwa di tahun 2030.

Bagi kita yang berada di Indonesia, peningkatan populasi Muslim di Indonesia dan negara lain di dunia merupakan sebuah peluang bagi industri produk dan pariwisata Halal. Namun, potensi terbesar untuk produk Halal tetap berada di Indonesia, karena Indonesia merupakan negara mayoritas Muslim terbesar di dunia dengan populasi lebih dari 250 juta dimana 90 persen adalah Muslim.

Sertifikasi dan Label Halal Menjadi Potensi Utama

Bila dibilang sertifikasi dan label Halal menjadi potensi utama produk Halal. Kita jangan melihat sisi negatif nya bahwa berarti negara kita memperjualbelikan sertifikasi dan label Halal, bukan itu.

Menurut daku ini bisa menjadi kesempatan para ulama di Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadikan Indonesia pusat kajian dan rujukan sertifikasi Halal dunia. Dengan menjadi rujukan dunia tidak hanya ulama, pemerintah pun akan serius memperlakukan sertifikasi dan label Halal. Sebagai contoh bagaimana produk pesawat terbang komersil terbaru harus mendapatkan sertifikasi dari lembaga penerbangan Amerika.

Deskripsi : portal resmi LPPOM MUI I Sumber Foto : LPPOM MUI
Deskripsi : portal resmi LPPOM MUI I Sumber Foto : LPPOM MUI
Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menyebut standar Halal Indonesia dipakai di banyak negara. Sebanyak 20 negara telah menerima standar Halal Indonesia per november 2017.

Informasi pengurusan sertifikasi Halal dari produk negara lain dapat meningkatkan transaksi produk Halal Indonesia. Produk -produk Indonesia yang sudah disertifikasi Halal bisa masuk perdagangan internasional sesuai demand (kebutuhan) akan produk Halal di negara - negara tersebut.

Dengan informasi yang tepat ke masyarakat dunia, Produk Halal bisa lebih dipercaya karena lebih aman untuk dikonsumsi. Selain itu Juga lebih sehat bukan hanya bagi masyarakat Muslim tetapi juga bagi umat manusia secara umum. MUI dan negara bisa meyakinkan dengan sosialisasi bagaimana mendapatkan sertifikasi dan label Halal dengan proses uji laboratorium dan disana ada peran ulama yang terlibat.

Potensi Produk Makanan Halal Indonesia

Apakah kalian pernah mendengar bahwa produk makanan kita yang sudah bersertifikasi Halal sebagai makanan favorit sebuah negara ?? .... Negara tersebut terletak di benua Afrika yang penduduknya mayoritas Muslim yaitu Nigeria. Indomie di negara tersebut menguasai pangsa pasar hingga 70%.

Deskripsi : Indomie tersohor di Nigeria I Sumber Foto : Hipwee.com
Deskripsi : Indomie tersohor di Nigeria I Sumber Foto : Hipwee.com
Indomie memang sudah sangat tersohor disana, bahkan di negara tersebut ada organisasi pecinta Indomie yang bernama Indomie Fans Club (IFC). Tidak hanya di Nigeria, Indomie yang di sana diproduksi oleh Dufil Prima Foods Plc juga memperoleh status mie instan yang paling laris di Afrika. Indomie bisa menjadi jalan pembuka bagi produk makanan Halal lain dari Indonesia untuk diminati.

Saat ini sudah terbukti bahwa pasar produk Halal terus berkembang bukan hanya di negeri-negeri berpenduduk mayoritas Muslim, tetapi juga di negara-negara Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Bila kalian yang biasa mengakses di social media pastinya pernah melihat video bagaimana tempe dan sate diperjualbelikan ala pedagang kaki lima di Jepang dan Inggris.

Menjelang Olimpiade Tokyo yang akan dilaksanakan pada tahun 2020 jumlah restoran, kafe dan kedai di Tokyo yang mengantongi sertifikat Halal semakin bertambah. Beberapa yang sudah memiliki sertifikasi Halal yaitu ; Kedai Tanden, Kedai Sumiyaki-ya, Kedai Hanasaka-Jisan cabang Sakuragaoka, kafe Ko-so Biorise, toko Nakahora Bokujo, Hotel Sakura cabang Hatagaya, dan Karaoke Manekineko.

Deskripsi : Produk dengan sertifikasi halal bisa di ekspor untuk memenuhi kebutuhan negara lain akan produk halal I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Produk dengan sertifikasi halal bisa di ekspor untuk memenuhi kebutuhan negara lain akan produk halal I Sumber Foto : Andri M
Produk yang mereka luncurkan berupa produk Jepang dari makanan-minuman, hiburan, hotel, dan perlengkapan. Apabila ada pengusaha berkocek tebal, event ini bisa dilirik dengan membuat frenchise makanan produk Halal yang matang dan kaya dengan rempah di Jepang. Pada saat event olahraga banyak wistawan yang datang untuk melihat perlombaan bukan wisata. Pastinya mereka butuh makanan yang pada umumnya matang. Apalagi rendang dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia di ikuti dengan nasi goreng dan sate.

Thailand juga bisa menjadi tempat dijajakannya produk Halal dari Indonesia. Sebagai negara yang mayoritas beragama Budha banyak wisatawan dari negara-negara Islam mengunjungi negeri itu. Tahun lalu, lima juta turis dari Indonesia, Malaysia dan Uni Emirat Arab (UEA) visit ke Thailand.

Negara gajah Putih ini terus gencar memperkenalkan layanan wisata Halal untuk menyambut lebih banyak wisatawan Muslim dan menjual produknya kepada dunia Islam. Walaupun satu kawasan tetapi Halal nya makanan & minuman belum terjamin. Karena Halal juga dinilai bagaimana mengolah dan memproses makanan. Salah satu langkahnya pemerintah Thailand kini berupaya mengimpor banyak bahan dari Indonesia, Malaysia dan negara Arab.

Sebaiknya ada yang bisa menangkap ini sebagai potensi. Bila dikota-kota besar Indonesia menjamur minimarket, ini sebuah peluang minimarket Indonesia dibangun di Thailand dengan produk Halal Indonesia. Selain minimarket, frenchise makanan cepat saji juga sebuah peluang. Jujur, teman daku bercerita ketika visit ke Thailand khawatir terhadap apa yang dia makan. Agar aman dia membeli makanan di frenchise makanan cepat saji ternama, tapi apakah disana frenchise tersebut menggunakan produk Halal !!!.

Fashion Muslim Bagi Umat Muslim di Negara Berpenduduk Muslim Minoritas dan Mayoritas

Saat ini fashion Halal Indonesia sukses merambah pasar Moskow. Jumlah penduduk Rusia saat ini mencapai 143,5 juta jiwa, dengan 9,4 juta di antaranya beragama Islam. Hal tersebut tentu menjadi pangsa pasar memasuki perdagangan produk Halal di negara penghasil pesawat tempur Sukhoi ini. Tekstil dan garmen Indonesia ternyata masuk dalam daftar 10 besar produk ekspor Indonesia ke Rusia.

Warga negara Rusia pada akhir tahun 2017 terlihat meminati produk fashion Halal Indonesia. Dalam kegiatan Collection Première Moscow (CPM) yang diadakan tanggal 30 agustus - 2 september 2017 atensi pengunjung terhadap parade Indonesia cukup tinggi. Fashion Indonesia dikenal dengan corak pakaian yang cerah, bergaris-garis, kotak-kotak atau bernuansa etnik nan unik. Hal ini tentu sangat berbeda dengan pakaian wanita muslim Rusia yang pada umumnya yang cenderung polos, kurang bermotif dan modelnya relatif sama.

Sudah saatnya ada yang mengambil potensi ini baik itu di Rusia ataupun negara lain yang memiliki penduduk Muslim walaupun minoritas. Keunggulan fashion Muslim Indonesia ialah kekinian yang menarik bagi umat Muslim maupun non Muslim. Fashion bisa menjadi jalan dakwah sama seperti gamelan dan wayang yang diperkenalkan oleh para Sunan di Jawa.

Deskripsi : store Wardah di bangladesh I Sumber Foto : Kemenlu RI
Deskripsi : store Wardah di bangladesh I Sumber Foto : Kemenlu RI
Wardah merupakan Kosmetik Halal asal Indonesia dimana saat ini telah menembus pasar baru, yaitu Bangladesh. Sejak akhir 2016 resmi Wardah dipasarkan di Bangladesh. Kini Wardah telah memiliki 2 (dua) outlet di Dhaka, yaitu di Police Plaza, Gulshan dan di AR Plaza, Dhanmondi. Belum banyak produk kosmetik yang bersertifikasi Halal dan Wardah memiliki kekuatan itu yaitu label Halal.

Bangladesh berpenduduk lebih dari 160 juta jiwa dimana lebih dari 140 juta masyarakatnya beragama Islam. Oleh karena itu, Bangladesh memiliki potensi pasar yang sangat besar dan menjanjikan. Indonesia yang dikenal sebagai negara yang demokratis dan moderat, mampu menampilkan citra Islam yang baik, santun dan fashionable, sangat pas menjual produk Halal ke Bangladesh.

Wisata Halal Indonesia Yang Mendunia

Pada bulan september 2017, video pariwisata Indonesia baru saja terpilih sebagai yang terbaik di UNWTO 2017. Lewat video berjudul Wonderful Indonesia: The Journey to a Wonderful World berdurasi sekitar tiga menit, Indonesia mengalahkan 63 video wisata milik negara lain. Indonesia memenangkan kategori video pariwisata terbaik kawasan Asia Timur dan Pasifik, serta People Choice Award.

Deskripsi : Global Muslim Travel Indeks urutan berdasarkan negara I Sumber Foto : Mastercard
Deskripsi : Global Muslim Travel Indeks urutan berdasarkan negara I Sumber Foto : Mastercard
Berdasarkan data Global Muslim Travel Index (GMTI) 2017, Indonesia berada di posisi ketiga sebagai negara tujuan wisatawan Muslim dunia. Posisi pertama dan kedua masing-masing diisi oleh Malaysia dan Uni Emirat Arab (UEA). Padahal negara kita memiliki jumlah penduduk Muslim terbanyak dengan label negara yang memiliki keindahan alam tropis.

Keindahan Indonesia begitu tersohor tetapi kenapa masih di urutan 3 (tiga) GMTI 2017 ? .....

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) di tahun 2016, total jumlah wisatawan Muslim dunia mencapai 117 juta pada 2015. Jumlah itu akan bertambah mencapai 168 juta wisatawan pada 2020 dengan pengeluaran di atas 200 miliar dollar AS. Bahkan GMTI memproyeksikan bahwa total pengeluaran perjalanan umat Muslim akan mencapai 300 miliar dollar AS pada tahun 2026.

Bila melihat dalam konteks pariwisata Halal, berdasarkan data World Travel Tourism Council (WTTC), Indonesia mendatangkan devisa negara dari pariwisata Halal sebesar 11,9 miliar dollar AS. Masih terbilang belum menyedot potensi pendapatan dari pariwisata Halal yang terbilang besar.

Pelaku usaha di tempat pariwisata selama ini terlihat lebih banyak bermain di industri makanan dan minuman. Padahal Halal tidak hanya itu saja, ada lifestyle, fashion, sistem keuangan, dan home stay. Potensi ini perlu digarap dilokasi-lokasi wisata seperti Bali, Lombok, Jogjakarta, dan lainnya agar menyediakan reklame besar terdapat produk atau hotel dengan pelayanan Halal.

Selama ini pelaku usaha pariwisata belum terlihat mempraktekkan reklame Halal. Sepertinya mereka masih yakin anggapan wisatawan asing bahwa sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, produk-produk kita sudah pasti Halal. Padahal pemikiran para wisatawan asing tidak begitu, mereka butuh kejelasan. Sama seperti ketika umat Muslim Indonesia berwisata ke Bali dan Manado.

-----ooo000ooo-----

Salam hangat Blogger Udik - Andri Mastiyanto

Instagram

Twitter

Web

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun