Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Trade Mall Bagi Masyarakat Kebanyakan di Dekat Terminal Blok-M

29 Januari 2017   07:17 Diperbarui: 29 Januari 2017   18:12 1891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Blok M Square salah satu Trade Mall yang mengintegrasi mall dengan Pasar Rakyat I Sumber Foto : Andri M

Daku hanya tersenyum kecil ketika seorang yang merasa keren pernah jalan-jalan ke suatu daerah yang jaraknya jauh menganggap travelling dalam kota bukanlah travelling. Daku sering sekali jalan sendiri ( solo travelling ) atau berkelompok menikmati suasana kota. Mungkin pandangan itu benar menurut mereka yang menganggap travelling itu harus berpergian ke lokasi yang jauh dari tempat dia tinggal. Bagi daku jalan-jalan dalam kota juga merupakan travelling walaupun daku sering kali berpergian ke luar kota.

Travelling menurut daku tidak hanya sekedar jalan-jalan tetapi juga menikmati sambil mendapatkan values. Daku pernah merasakan trip antar stasiun dengan komunitas Tau Dari Blogger (TDB). Belajar dari museum ke museum bersama Komunitas Backpacker Jakarta (BPJ). Menikmati semaraknya Jakarta Food festival di salah satu mall ternama bersama komunitas Kompasiana Pecinta Kuliner (KPK), menyusuri hutan mangrove di utara Jakarta, dan masih banyak lagi. Dari perjalanan dalam kota ini pasti ada kesenangan nya apalagi bila berkelompok, tetapi selain itu juga daku juga mendalami perjalanan dan berujung menuliskannya.

Bisa jadi ini bukan di anggap travelling oleh sebagaian besar pecinta jalan-jalan. Mendatangi ke sebuah pusat perbelanjaan dengan sebutan Trade Mall (TM). Pasti ada saja yang berkata "Ya ellah ke mall aja lu anggap travelling". Daku hanya bisa bilang "ini pendapat ku, kalian boleh menggapnya bukan". Pusat perbelanjaan yang daku potret sebagai bahan untuk ngeblog perjalanan adalah Blok-M Square. Kenapa Blok-M Square ???? ...... karena daku rasa pasar modern ini memiliki sesuatu yang tidak banyak dimiliki oleh pusat perbelanjaan modern lainnya. Disana kita akan menemui bagaimana pasar modern yang terintegrasi dengan pusat seni, pasar kue, dan usaha kecil menengah (UKM).

Blok M Square adalah salah satu pusat perbelanjaan yang berada di kawasan Blok-M, Jakarta Selatan yang lokasinya berada bersebelahan dengan Terminal Blok-M. Pusat perbelanjaan ini merupakan milik PD.Pasar Jaya. Pengelolaan diserahkan pada Group Agung Podomoro. Pasar Modern ini menawarkan konsep Trade Mall dimana sebagai 'One Stop Shopping’ yang menyediakan segala kebutuhan masyarakat kebanyakan.

Deskripsi : Kategori tenant berdasarkan lantai I Sumber Foto : Wikipedia
Deskripsi : Kategori tenant berdasarkan lantai I Sumber Foto : Wikipedia
Berdasarkan data website resmi Blok-M Square, Trade Mall yang berada di pusat bisnis jakarta selatan ini memiliki rata-rata area terisi 80 %, dengan rata- rata jumlah pengunjung 30.000 orang/hari. Adapun pada saat sabtu dan minggu serta hari libur jumlah kunjungan meningkat hingga 75.000 – 80.000 orang / hari dengan pangsa kelas menengah. Jumlah mobil yang masuk area parkir sebanyak 2.000 mobil / hari. Sedangkan jumlah tenant sebanyak1480 toko dengan 60 Restaurant. Pantas saja daku beberapa kali kesana tidak pernah sepi dibandingkan dengan beberapa pusat belanja lain di pusat kota.

 

Tawar Menawar Hal Yang Lazim.

Masih banyak masyarakat yang belum percaya kepada sistem belanja online karena takut tertipu. Untuk itu mereka datang pasar tradisional, pasar modern, mall, plaza dan pusat perbelanjaan lainnya. Adapula yang sebetulnya selain suka belanja online tetapi tetap membeli barang di toko offline, untuk beberapa jenis barang yang belum diketahui kualitasnya. Salah satu hal yang membuat seseorang datang ke pusat perbelanjaan adalah rekreasi.

Deskripsi : Koridor-koridor yang terisi para penjual sebuah ciri khas dari Trade Mall I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Koridor-koridor yang terisi para penjual sebuah ciri khas dari Trade Mall I Sumber Foto : Andri M
Masih banyak masyarakat yang belum tau bahwa Trade Mall dengan Mall berbeda. Mereka masih menganggap pusat perbelanjaan didalam gedung ber AC, berarsitektur modern disebut Mall. Pembedanya salah satunya adanya tawar menawar barang yang dapat dilakukan di Trade Mall dibanding di Mall. Pada saat belanja di Mall kita akan menemui harga yang fix / tetap / terbandrol. Ternyata Mall hanya menyewakan tidak menjual toko yang digunakanseller sedangkan Trade Mall bisa dibeli oleh seller. Bila kita datang ke Mall koridor-koridor akan bersih dari pedagang tetapi di Trade Mall di lorong-lorong akan mudah kita temui para penjual.

Untuk space / toko di Mall ukurannya besar sedangkan di Trade Mall berkisar 3 x 4 meter persegi kecuali tenant kuliner (AW, KFC, Pizza Hut, dll ) dan hyper market (Carrefour, Giant, Hypermart, dll). Lebar koridor di Trade Market hanya selebar 2 s/d 3 meter saja sedangkan di Mall lebih lebar. Pada saat berjalan di koridor-koridor setiap lantai di Blok-M Square, daku lihat bagaimana banyak space / toko / kios terisi dan begitupun di sisi area koridor. Tetapi ada sesuatu yang menarik ketika kita melewati toko / tenant dan kita memandang toko tersebut maka kita akan dipanggil oleh penjaga toko "Mari mampir" ucap mereka.

Pada pertengahan desember 2016 daku sempat membeli kaos disalah satu tenant di koridor jalan di lantai satu Blok-M Square. Terjadi interaksi antara pedagang dan daku sebagai pembeli. Penjaga tenant menawarkan kaos seharga Rp.50.000, daku pun menawarnya seharga Rp.40.000 dengan kesepakatan akhir tiga kaos dihargai Rp.120.000. Tidak hanya pada saat membeli kaos pada saat menservice smartphone pun demikian. Terjadi interaksi tawar menawar diselingi obrolan ringan yang berujung kesepakatan harga.

Sesuai dengan tagline TM Agung Podomoro sebagai pengelola yaitu " Terus Maju Pasti Untung" sepertinya pengelola mengerti bagaimana budaya masyarakat Indonesia ketika berbelanja masih ingin ada interaksi dan menimbulkan koneksi. Kedekatan dengan pedagang itulah yang membuat daku kembali lagi di awal januari untuk membeli kaos sebanyak 2 pcs di tenant yang sama dan berhubungan baik dengan toko service smartphone.

 

Pasar Pagi di Selatan Jakarta

Salah satu lokasi yang menghadirkan pasar Subuh di Jakarta yaitu Kawasan Blok M. Lokasi ini menempati pelataran Blok M Square. Walaupun tidak seluas pasar kue di Senen, area ini terbilang cukup lengkap berupa dagangan kue yang beragam. Intensitas dan keragaman produk membuat pasar ini sering digunakan sebagai pusat kulakan / grosir jajanan yang nanti dapat dijual kembali di tempat lain.

Deskripsi : Pasar Subuh di pelataran Blok M Square I Sumber Foto : TripAdvisor
Deskripsi : Pasar Subuh di pelataran Blok M Square I Sumber Foto : TripAdvisor
Daku terakhir kali ke pasar subuh Blok-M ini sewaktu mengurus surat resume almarhum kakak minggu pertama Januari 2017 ke RS.Dharmais. Daku tiba pukul enam pagi, saat itu beragam jajanan mulai dari yang tradisional hingga modern, dapat ditemui. Kue, kudapan, kuliner ringan dijual baik dalam bentuk eceran maupun partai besar. Beberapa kue ditawarkan dengan harga terjangkau, mulai dari Rp500 - Rp100 ribu. Mulai dari lemper, puteri salju, risoles, pastel, bika ambon, lumpia, kroket, lapis legit, hingga kue modern seperti bolu, kue ulang tahun, tart dan lainnya.

Penjual acapkali membolehkan pengunjung mencicipi kuenya sebelum memilih. Selain kue, tersedia pula makanan lain seperti ayam goreng, ayam bakar, sate jeroan dan pepes ikan. Pedagang yang menyediakan sarapan juga ada, seperti nasi gule, lontong sayur maupun bubur ayam. Karena belum sarapan daku pun menyempatkan sarapan bubur ayam terlebih dahulu sebelum menuju RS.Dharmais. Berdasarkan keterangan pedagang disana aktifitas pedagang kue subuh mulai pukul 04.00 sampai 08.00 WIB.

 

Dari Bursa Batu Akik, Pusat Jual-Beli Buku, Pelukis Jalanan dan Usaha Kecil Menengah

Tahun 2014 Indonesia mengalami demam batu. Baik batu permata hingga batu koral pun laku dijual. Daku cukup kaget ketika di tahun 2015 ketika pulang ke tanah kelahiran DKI Jakarta menggunakan transportasi APTB dari Cileungsi ke Blok-M. Pada saat sarapan di pasar subuh Blok-M Square terdapat plang bertuliskan Bursa Batu Akik di area pelataran. Saat itu daku hanya membacanya saja karena pusat perbelanjaan itu masih di tutup.

Deskripsi : Salah satu toko Batu mulia yang terdapat di basement I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Salah satu toko Batu mulia yang terdapat di basement I Sumber Foto : Andri M
Blok-M Square merupakan pusat perbelanjaan yang sering daku pijak dibandingkan pusat perbelanjaan lain di Jakarta. Alasannya mudah karena merupakan lokasi terdekat dengan transit bus APTB Cileungsi-Blok-M. Pertengahan februari 2017 daku menyempatkan ke bursa batu akik yang terletak dilantai basement. Memang tidak seramai ditahun 2015 tetapi layanannya masih tersedia. Di area bursa batu para pecinta batu akik dapat potong, bentuk, gosok, poles batu permata dan batu mulia.

Deskripsi : Bursa Buku di Blok M Square I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Bursa Buku di Blok M Square I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Pujasera menjadi tempat kita bisa menikmati kuliner nusantara di Blok M Square I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Pujasera menjadi tempat kita bisa menikmati kuliner nusantara di Blok M Square I Sumber Foto : Andri M
Di area basement ternyata tidak hanya terdapat bursa batu akik tetapi juga ada bursa buku, penjahit, pembuatan plakat, sablon, dan usaha kecil menegah lainnya. Apabila perut kita mulai terasa lapar terdapat pujasera yaitu area yang khusu bagi pedagang kuliner. Dari nasi Padang, olahan ayam, olahan bebek, olahan ikan, makanan tradisional dan makanan khas pinggir jalan pun tersedia. Lantai basement sepertinya memang di setting bagi Usaha Kecil Menegah.
Deskripsi : Salah satu sisi pelataran Blok M Square digunakan oleh para pelukis, ini menjadi ciri khas Trade Mall ini I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Salah satu sisi pelataran Blok M Square digunakan oleh para pelukis, ini menjadi ciri khas Trade Mall ini I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Lukisan-lukisan yang dihasilkan oleh pelukis Blok-M Square I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Lukisan-lukisan yang dihasilkan oleh pelukis Blok-M Square I Sumber Foto : Andri M
Ada yang khas dari pelataran Blok-M Square selain digunakan untuk pasar subuh di dini hari lokasi tersebut juga digunakan bagi pelukis pada siang sampai sore hari, dan wisata kuliner 'Lesehan' pada malam hari setelah ba'da Isya. Blok M Square tidak hanya dikenal sebagai pusat pakaian dan tempat buku murah. Tetapi juga surganya bagi para pelukis yang ada di pelataran pusat perbelanjaan di bilangan Jakarta Selatan itu.

----------------------------------------ooo000ooo-----------------------------------------

 

Travelling itu tidak hanya sekedar jalan-jalan tetapi mengambil pelajaran, memotret destinasi dan menarik values. Dari beberapa perjalanan daku mengunjungi Blok-M Square ternyata pusat perbelanjaan ini selain berkonsep pasar modern juga menggunakan pendekatan memajukan usaha kecil menengah.

Daya tarik dari Trade Mall ini bukan sekedar seperti pusat perbelanjaan lain yang hanya menyediakan pusat belanja saja tetapi terjadi interaksi manusia sama seperti pasar rakyat. Yang membuat daku kagum dan berterima kasih sebagai umat muslim yakni bagaimana pengelola Group Agung Podomoro menyediakan Masjid yang cukup besar dan indah bagi umat muslim melakukan ibadah. Masih banyak pusat perbelanjaan memberi ruang ibadah umat muslim (Mushola / Masjid) dipojokkan bangunan yang sempit atau basement. 

Belum lengkap rasanya bagi daku seorang blogger apabila menulis travelling jika hanya destinasi keindahan alam, museum, pusat rekreasi, hotel, dan lokasi wisata kuliner saja. Ada pilihan lain yaitu pusat perbelanjaan karena jangan lihat itu akan menguntungkan pihak tertentu tetapi ambil pelajaran dari tempat itu. Self experience yang kita tulis bisa jadi mempermudah orang lain

Salam Hangat Blogger Rusuh berambut Undercut - Andri Mastiyanto

email : mastiyan@gmail.com , FB : Ade Andrie M , Twitter : @AndrieGan , Instagram : @andrie_gan

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun