Daku hanya tersenyum kecil ketika seorang yang merasa keren pernah jalan-jalan ke suatu daerah yang jaraknya jauh menganggap travelling dalam kota bukanlah travelling. Daku sering sekali jalan sendiri ( solo travelling ) atau berkelompok menikmati suasana kota. Mungkin pandangan itu benar menurut mereka yang menganggap travelling itu harus berpergian ke lokasi yang jauh dari tempat dia tinggal. Bagi daku jalan-jalan dalam kota juga merupakan travelling walaupun daku sering kali berpergian ke luar kota.
Travelling menurut daku tidak hanya sekedar jalan-jalan tetapi juga menikmati sambil mendapatkan values. Daku pernah merasakan trip antar stasiun dengan komunitas Tau Dari Blogger (TDB). Belajar dari museum ke museum bersama Komunitas Backpacker Jakarta (BPJ). Menikmati semaraknya Jakarta Food festival di salah satu mall ternama bersama komunitas Kompasiana Pecinta Kuliner (KPK), menyusuri hutan mangrove di utara Jakarta, dan masih banyak lagi. Dari perjalanan dalam kota ini pasti ada kesenangan nya apalagi bila berkelompok, tetapi selain itu juga daku juga mendalami perjalanan dan berujung menuliskannya.
Bisa jadi ini bukan di anggap travelling oleh sebagaian besar pecinta jalan-jalan. Mendatangi ke sebuah pusat perbelanjaan dengan sebutan Trade Mall (TM). Pasti ada saja yang berkata "Ya ellah ke mall aja lu anggap travelling". Daku hanya bisa bilang "ini pendapat ku, kalian boleh menggapnya bukan". Pusat perbelanjaan yang daku potret sebagai bahan untuk ngeblog perjalanan adalah Blok-M Square. Kenapa Blok-M Square ???? ...... karena daku rasa pasar modern ini memiliki sesuatu yang tidak banyak dimiliki oleh pusat perbelanjaan modern lainnya. Disana kita akan menemui bagaimana pasar modern yang terintegrasi dengan pusat seni, pasar kue, dan usaha kecil menengah (UKM).
Blok M Square adalah salah satu pusat perbelanjaan yang berada di kawasan Blok-M, Jakarta Selatan yang lokasinya berada bersebelahan dengan Terminal Blok-M. Pusat perbelanjaan ini merupakan milik PD.Pasar Jaya. Pengelolaan diserahkan pada Group Agung Podomoro. Pasar Modern ini menawarkan konsep Trade Mall dimana sebagai 'One Stop Shopping’ yang menyediakan segala kebutuhan masyarakat kebanyakan.
Â
Tawar Menawar Hal Yang Lazim.
Masih banyak masyarakat yang belum percaya kepada sistem belanja online karena takut tertipu. Untuk itu mereka datang pasar tradisional, pasar modern, mall, plaza dan pusat perbelanjaan lainnya. Adapula yang sebetulnya selain suka belanja online tetapi tetap membeli barang di toko offline, untuk beberapa jenis barang yang belum diketahui kualitasnya. Salah satu hal yang membuat seseorang datang ke pusat perbelanjaan adalah rekreasi.
Untuk space / toko di Mall ukurannya besar sedangkan di Trade Mall berkisar 3 x 4 meter persegi kecuali tenant kuliner (AW, KFC, Pizza Hut, dll ) dan hyper market (Carrefour, Giant, Hypermart, dll). Lebar koridor di Trade Market hanya selebar 2 s/d 3 meter saja sedangkan di Mall lebih lebar. Pada saat berjalan di koridor-koridor setiap lantai di Blok-M Square, daku lihat bagaimana banyak space / toko / kios terisi dan begitupun di sisi area koridor. Tetapi ada sesuatu yang menarik ketika kita melewati toko / tenant dan kita memandang toko tersebut maka kita akan dipanggil oleh penjaga toko "Mari mampir" ucap mereka.
Pada pertengahan desember 2016 daku sempat membeli kaos disalah satu tenant di koridor jalan di lantai satu Blok-M Square. Terjadi interaksi antara pedagang dan daku sebagai pembeli. Penjaga tenant menawarkan kaos seharga Rp.50.000, daku pun menawarnya seharga Rp.40.000 dengan kesepakatan akhir tiga kaos dihargai Rp.120.000. Tidak hanya pada saat membeli kaos pada saat menservice smartphone pun demikian. Terjadi interaksi tawar menawar diselingi obrolan ringan yang berujung kesepakatan harga.
Sesuai dengan tagline TM Agung Podomoro sebagai pengelola yaitu " Terus Maju Pasti Untung" sepertinya pengelola mengerti bagaimana budaya masyarakat Indonesia ketika berbelanja masih ingin ada interaksi dan menimbulkan koneksi. Kedekatan dengan pedagang itulah yang membuat daku kembali lagi di awal januari untuk membeli kaos sebanyak 2 pcs di tenant yang sama dan berhubungan baik dengan toko service smartphone.
Â
Pasar Pagi di Selatan Jakarta
Salah satu lokasi yang menghadirkan pasar Subuh di Jakarta yaitu Kawasan Blok M. Lokasi ini menempati pelataran Blok M Square. Walaupun tidak seluas pasar kue di Senen, area ini terbilang cukup lengkap berupa dagangan kue yang beragam. Intensitas dan keragaman produk membuat pasar ini sering digunakan sebagai pusat kulakan / grosir jajanan yang nanti dapat dijual kembali di tempat lain.
Penjual acapkali membolehkan pengunjung mencicipi kuenya sebelum memilih. Selain kue, tersedia pula makanan lain seperti ayam goreng, ayam bakar, sate jeroan dan pepes ikan. Pedagang yang menyediakan sarapan juga ada, seperti nasi gule, lontong sayur maupun bubur ayam. Karena belum sarapan daku pun menyempatkan sarapan bubur ayam terlebih dahulu sebelum menuju RS.Dharmais. Berdasarkan keterangan pedagang disana aktifitas pedagang kue subuh mulai pukul 04.00 sampai 08.00 WIB.
Â
Dari Bursa Batu Akik, Pusat Jual-Beli Buku, Pelukis Jalanan dan Usaha Kecil Menengah
Tahun 2014 Indonesia mengalami demam batu. Baik batu permata hingga batu koral pun laku dijual. Daku cukup kaget ketika di tahun 2015 ketika pulang ke tanah kelahiran DKI Jakarta menggunakan transportasi APTB dari Cileungsi ke Blok-M. Pada saat sarapan di pasar subuh Blok-M Square terdapat plang bertuliskan Bursa Batu Akik di area pelataran. Saat itu daku hanya membacanya saja karena pusat perbelanjaan itu masih di tutup.
----------------------------------------ooo000ooo-----------------------------------------
Â
Travelling itu tidak hanya sekedar jalan-jalan tetapi mengambil pelajaran, memotret destinasi dan menarik values. Dari beberapa perjalanan daku mengunjungi Blok-M Square ternyata pusat perbelanjaan ini selain berkonsep pasar modern juga menggunakan pendekatan memajukan usaha kecil menengah.
Daya tarik dari Trade Mall ini bukan sekedar seperti pusat perbelanjaan lain yang hanya menyediakan pusat belanja saja tetapi terjadi interaksi manusia sama seperti pasar rakyat. Yang membuat daku kagum dan berterima kasih sebagai umat muslim yakni bagaimana pengelola Group Agung Podomoro menyediakan Masjid yang cukup besar dan indah bagi umat muslim melakukan ibadah. Masih banyak pusat perbelanjaan memberi ruang ibadah umat muslim (Mushola / Masjid) dipojokkan bangunan yang sempit atau basement.Â
Belum lengkap rasanya bagi daku seorang blogger apabila menulis travelling jika hanya destinasi keindahan alam, museum, pusat rekreasi, hotel, dan lokasi wisata kuliner saja. Ada pilihan lain yaitu pusat perbelanjaan karena jangan lihat itu akan menguntungkan pihak tertentu tetapi ambil pelajaran dari tempat itu. Self experience yang kita tulis bisa jadi mempermudah orang lain
Salam Hangat Blogger Rusuh berambut Undercut - Andri Mastiyanto
email : mastiyan@gmail.com , FB : Ade Andrie M , Twitter : @AndrieGan , Instagram : @andrie_gan
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H