Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 104 x Prestasi Digital Competition (69 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sineas Muda Daerah Unjuk Gigi di Festival Film Pendek Indonesia 2016

26 Januari 2017   11:00 Diperbarui: 27 Januari 2017   07:00 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu juri Ifa Isfansyah mengungkapkan bagaimana  film - film pendek di nilai "Yang dinilai ada 20 film dan berujung  pada10  film yang menjadi nominasi. Ada beberapa item yang dipakai dalam mempermudah penjurian termasuk originalitas, durasi, kesesuain dengan tema, persepektif tema, dan beberapa aspek tehnis. Film bukan hanya gagasan, akan tetapi bagaimana unsur-unsur termasuk aspek teknis digunakan dalam menyampaikan gagasan. Film yang bagus tetap saja film yang bagus tetapi unsur-unsur secara tehnical dibobot 60 persen dalam penilaian juri. Penilaian ini pada akhirnya berujung diskusi pada sesuatu yang tidak tehnical, karena suka ya suka. Juara nya yaitu film pendek yang memiliki unsur-unsur yang saling mengisi dan pas terhadap gagasan yang sebetulnya sederhana"

Sebuah festival tentu saja dirancang atas dasar penilaian yang sudah ditetapkan. Setiap festival memiliki karakter, kekhasan dan kepentingannya masing-masing. Ia tak pernah berada pada objektivitas yang sejati. Toh memang tak pernah ada ruang-ruang bagi objektivitas sejati, yang ada adalah objektivitas subyektif.

 

Nominator Festival Film Pendek 2016

Bhineka tunggal Ika apa yang bisa kita lihat dari para nominator. Tidak hanya berasal dari Jakarta saja tetapi dari berbagai daerah. Ini sangat membanggakan bahwa kita diperlihatkan di luar sana banyak anak bangsa berpotensi menghasilkan karya-karya yang bagus.  

Untuk Kategori Pelajar yang lolos final Kompetisi FFPI 2016 antara lain, "Izinkan Saya menikahinya" karya SMA Rembang, Purbalingga, "Terminal" karya SMK Negeri 2 Kahuripan Nusa Tenggara Barat, "Kihung (Jalan Menikung)" karya SMK Negeri 5 Bandar Lampung,, "2 Hari" Karya SMA Negeri 1 Muara Enim Palembang, dan "Mata Hati Djoyokardi" karya SMA Khodijah Surabaya.

Adapun untuk kategori Mahsiswa yang berhasil masuk ke final antara lain ; "Different" karya Universitas Bina Nusantara, "Merengguk Asa di teluk Jakarta" karya Universitas Negeri jakarta, "I Love Me" karya Institut Kesenian Jakarta, "Omah" karya Sekolah Tinggi Multimedia MMTC Yogya, dan "Di Ujung Jari" karya Universitas Bina Nusantara.

Semua film yang lolos ini daku tonton dan cermati di Bentara Budaya, Pal Merah sambil berdiskusi dengan beberapa kompasianers. Ternyata ada yang tidak sesuai dengan yang daku pikirkan ketika salah satu nominator menjelaskan perspektif tema dan gagasan terhadap film pendek yang mereka produksi. Itulah film pendek yang hidup di dunia visual tidak hanya gambar tetapi ada pesan tersirat didalamnya yang disesuaikan dengan keterbatasan durasi.

 

Sang Pemenang FFPI 2016

Film - film pendek yang menjadi nominator menurut daku semuanya pemenang. Hasil karya mereka terlihat original dan penyampaian pesan mudah dicerna. Tetapi dalam sebuah kompetisi tidak semua pemenang bisa menjadi juara dan itu patut dipahami oleh peserta dan kami pecinta sinema yang menyaksikkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun