Salah satu juri Ifa Isfansyah mengungkapkan bagaimana  film - film pendek di nilai "Yang dinilai ada 20 film dan berujung  pada10  film yang menjadi nominasi. Ada beberapa item yang dipakai dalam mempermudah penjurian termasuk originalitas, durasi, kesesuain dengan tema, persepektif tema, dan beberapa aspek tehnis. Film bukan hanya gagasan, akan tetapi bagaimana unsur-unsur termasuk aspek teknis digunakan dalam menyampaikan gagasan. Film yang bagus tetap saja film yang bagus tetapi unsur-unsur secara tehnical dibobot 60 persen dalam penilaian juri. Penilaian ini pada akhirnya berujung diskusi pada sesuatu yang tidak tehnical, karena suka ya suka. Juara nya yaitu film pendek yang memiliki unsur-unsur yang saling mengisi dan pas terhadap gagasan yang sebetulnya sederhana"
Sebuah festival tentu saja dirancang atas dasar penilaian yang sudah ditetapkan. Setiap festival memiliki karakter, kekhasan dan kepentingannya masing-masing. Ia tak pernah berada pada objektivitas yang sejati. Toh memang tak pernah ada ruang-ruang bagi objektivitas sejati, yang ada adalah objektivitas subyektif.
Â
Nominator Festival Film Pendek 2016
Bhineka tunggal Ika apa yang bisa kita lihat dari para nominator. Tidak hanya berasal dari Jakarta saja tetapi dari berbagai daerah. Ini sangat membanggakan bahwa kita diperlihatkan di luar sana banyak anak bangsa berpotensi menghasilkan karya-karya yang bagus. Â
Untuk Kategori Pelajar yang lolos final Kompetisi FFPI 2016 antara lain, "Izinkan Saya menikahinya" karya SMA Rembang, Purbalingga, "Terminal" karya SMK Negeri 2 Kahuripan Nusa Tenggara Barat, "Kihung (Jalan Menikung)" karya SMK Negeri 5 Bandar Lampung,, "2 Hari" Karya SMA Negeri 1 Muara Enim Palembang, dan "Mata Hati Djoyokardi" karya SMA Khodijah Surabaya.
Adapun untuk kategori Mahsiswa yang berhasil masuk ke final antara lain ; "Different" karya Universitas Bina Nusantara, "Merengguk Asa di teluk Jakarta" karya Universitas Negeri jakarta, "I Love Me" karya Institut Kesenian Jakarta, "Omah" karya Sekolah Tinggi Multimedia MMTC Yogya, dan "Di Ujung Jari" karya Universitas Bina Nusantara.
Semua film yang lolos ini daku tonton dan cermati di Bentara Budaya, Pal Merah sambil berdiskusi dengan beberapa kompasianers. Ternyata ada yang tidak sesuai dengan yang daku pikirkan ketika salah satu nominator menjelaskan perspektif tema dan gagasan terhadap film pendek yang mereka produksi. Itulah film pendek yang hidup di dunia visual tidak hanya gambar tetapi ada pesan tersirat didalamnya yang disesuaikan dengan keterbatasan durasi.
Â
Sang Pemenang FFPI 2016
Film - film pendek yang menjadi nominator menurut daku semuanya pemenang. Hasil karya mereka terlihat original dan penyampaian pesan mudah dicerna. Tetapi dalam sebuah kompetisi tidak semua pemenang bisa menjadi juara dan itu patut dipahami oleh peserta dan kami pecinta sinema yang menyaksikkan