Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 104 x Prestasi Digital Competition (69 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

6 Hal yang Khas di Ruang Tunggu ICU RS. Dharmais

22 November 2016   14:46 Diperbarui: 22 November 2016   14:50 2907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah-satu contohnya Pak Bejo yang berasal dari Lampung, dia merupakan pensiunan anggota POLRI yang istrinya dirawat di HCU RS.Dharmasi. Beliau telah mengorbankan perahu dan mobilnya untuk biaya pengobatan istrinya. Yang membuat daku terenyuh pada pemulangan jenasah istrinya untuk biaya ambulance terpaksa meminjam uang kepada salah satu anggota keluarga yg sama2x menunggu.

Hebatnya lagi beliau hanya menjaga sendiri tanpa pengganti. Ketika banyak keluarga yang menyertakan 1 s/d 4 anggota keluarga, yang daku lihat beliau berani single fighter …. Luar Biasa…. Daku saja harus berpatner dengan Ibu dan dibantu mas Wied. Mas wied adalah sepupu daku yang pernah tinggal bersama kami semenjak daku SD sampai dengan lulus kuliah. Walaupun ia hanya bisa menunggu 2 (dua) kali seminggu tetapi itu sudah sangat membantu.

3. Julukan Kepala Desa dan Kepala Rukun Tetangga

Menurut daku ada sesuatu yang unik bagi anggota keluarga dengan waktu terlama berada di ruang tunggu ICU / HCU RS.Dharmais. Sebutan sebagai Kepala Desa dan ketua RT ruang tunggu ICU / HCU itu yang akan disematkan. Pada saat tiba di ruang tunggu ICU / HCU tanggal 25 oktober 2016 ternyata ada seorang ibu paruh baya bernama Darti dijuluki IBU RT.

Ibu Darti ini sudah 2 bulan menunggu adiknya yang sakit di ICU/HCU yang menderita tumor otak. Di ruang tunggu ini membuat kita akrab satu sama-lain dan Ibu Darti lah yang merekatkan. Sehingga 10 anggota keluarga yang masuk dari periode 25 oktober sampai dengan 31 oktober 2016 membuat sebuah group Hella Nafas Panjang.

Akhirnya daku di tetapkan sebagai Kepala Desa setelah 9 (Sembilan) anggota keluarga penunggu lainnya keluar dari ruang tunggu ICU / HCU. 5 (lima) diantaranya keluarga yang menjadi pasien berstatus meninggal ketika keluar. Pada saat ada yang meninggal kami bahu membahu membantu membereskan barang bawaan dan membawa ke mobil jenasah. Rasa menjadi keluarga muncul di ruang tunggu ini.

4. Bhineka Tunggal Ika 

Berbeda-beda tetapi tetap satu. Kesatuan dari daerah dan suku yang berbeda-beda itu yang daku dapati ruang tunggu ICU / HCU RS.Dharmais. Tidak hanya dari suku Jawa, ada dari sunda, lampung, batak, Palembang, dan juga dari Papua. Dari Sabang sampai Meuroke berada di rumah sakit khusus cancer ini.

Perbedaan yang ada tidak hanya daerah dan suku tetapi juga Agama. Dari Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha bahkan Singh pun ada. Di sini kita bergaul, bercengkrama, berdiskusi, menggoda, bercanda dan menyemangati. Tidak hanya saat sedih kami berbagi kisah, pada saat mengurangi rasa jenuh pun kami bersatu.

Saling memaklumi satu sama lain dalam ruangan ini. Ketika ada keluarga salah satu penunggu yang datang begitu banyak bahkan terlihat seperti pasar, kami mengerti satu-sama lain. Apabila salah satu ingin melihat televisi karena ruangan cukup luas maka volume suara diperbesar itu akan membuat bising. Bahkan dengkuran ngorok akan kita dengar setiap malam.

Disini kita belajar saling memahami satu sama lain dari perbedaan yang ada. Perbedaan itu yang membuat kami saling kenal. Respect Each Other sebuah kewajiban dan ketika nantinya kembali kehidupan normal membuat daku tidak mudah tersulut api karena pandangan yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun