Di awal presentasi sosok itu memperlihatkan tulisan yang sudah di upload di Kompasiana. Terdapat empat judul yang sudah  rilis yaitu ; Saatnya PLN Rangkul Netizen, Karyawan PLN Bukan Superman, Kartini Itu bernama Tiara, dan Kompasiana My New Starting Point. Apabila melihat dari judul-judul tulisannya akan membuat pembaca tertarik mengklik artikelnya.Â
Sosok itu mengungkapkan bahwa dirinya baru pertama kali menggunakan Kompasiana. Dia bercerita bahwa sungguh mendapatkan ilmu yang bermanfaat selama pelatihan 'Akademi Menulis PLN - Kompasiana'.  Lidahnya bergetar dan berucap "Menulis itu tidaklah mudah, terutama bagi saya yang  'moody'. Untuk menuliskan kata pertama di laptop susahnya minta ampun. Pikiran harus fresh dulu, dulu saya punya blog http://opisnotdead.blogspot.co.id/ bisa tetapi saya tidak produktif dan pengunjungnya sedikit. Pada saat saya menggunakan Kompasiana melihat jumlah pengunjung akun Kompasiana begitu banyak (ratusan) / artikel, itu yang membuat saya semangat menulis lagi" ujar sosok itu.
Apa yang dirasakan Sosok itu sama seperti 4 (empat) pemagang lainnya yang daku dengar presentasinya apakah itu di ruang Dipenogoro ataupun Teuku Umar. Mereka merasa muncul semangatnya menulis ketika menggunakan Kompasiana. Bahkan ada salah satu peserta bernama Suargina yang baru menggunaakan social media dan smartphone berjenis touchscreen pada saat pelatihan "Akademi Menulis Kompasiana - PLN". Dengan kegiatan ini Suargina terpacu untuk mengakrabkan diri dengan social media dan Kompasiana. Dua tahun lagi Suargina akan pensiun, kegiatan ini begitu berharga bagi dirinya.
Ketika Daku Bertanya sebagai Kompasianers
Sosok itu dingatkan oleh dewan juri "Posisi tubuh anda sebagai orang yang presentasi kurang tepat, sebaiknya jangan disebelah kiri  tetapi sebelah kanan audiens. Karena ketika anda menggunakan pointer, anda akan membelakangi audiens" Dia pun merubah posisi berdirinya mengikuti anjuran yang disampaikan.
Pertanyaan pertama pun daku sampaikan setelah dewan juri bertanya dan memberi penyataan. Daku mengucap dengan mic hitam ditangan sambil menahan getar. Daku memiliki masalah di syaraf sehingga daku mudah tremor, mungkin karena pada saat kecil mengalami trauma kepala berat dan koma. Pertanyaan yang daku sampaikan merupakan pertanyaan yang mendasar sebagai seorang Kompasianers.
Daku bertanya "Sebelumnya mas menggunakan Blogspot lalu kemudian menggunakan Kompasiana. Dengan Kompasiana, mas merasa nyaman karena banyak pengunjung artikel yang membaca dibandingkan saat menggunakan Blogspot. Bagaimana mas memandang Kompasiana sebagai wadah ???? ..... Karena saya bergabung di tujuh group Blogger seperti ; Film, Kuliner, Netizen, dan lainnya. Ketika bertemu para blogger di group tersebut ada saja yang bertanya apa untungnya menulis di Kompasiana, emang lu dapet duit dari sana !!! ... karena saat ini saya hanya menulis di Kompasiana"Â
Bangkit perwakilan Kompasiana sebagai MC di ruangan Dipenogoro langsung mempersilahkan sosok itu (Muhammad Taufiq) untuk langsung menjawab. Raut muka tegang masih terlihat di wajahnya. Gugup dengan memegang erat mic hitam yang diserahkan Bangkit kepadanya.Â