Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 104 x Prestasi Digital Competition (69 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cerita Fiksi 'Ibu Kita Kartini' di Film 'Surat Cinta untuk Kartini'

19 April 2016   12:39 Diperbarui: 19 April 2016   22:59 1659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kartini merupakan perempuan yang cerdas, cerewet, dan dekat dengan kaum pribumi non ningrat, itu yang di dapat informasinya. Sarwadi kagum dengan sosok Kartini ini. benih-benih rasa cinta pun muncul dari duda beranak satu ini. Benturan beda derajat tidak menghalangi dirinya untuk memperjuangkan cintanya. Sarwadi berusaha mendekati Kartini dengan berbagai cara. Ia mendapatkan kesempatan ketika Kartini pergi ke pasar dengan adik perempuannya. Di ambillah kesempatan itu untuk berbincang dengan putri ningrat berstatus Raden Adjeng.

Dalam perbincangan itu Kartini punya obsesi ingin mengajar kepada perempuan-perempuan pribumi agar dapat menjadi manusia yang teredukasi. Dengan menjadi wanita terdidik akan berpengaruh ketika menjadi Ibu, karena Ibu merupakan pendidik utama bagi anaknya, itu yang diucapkan kartini dalam perbincangannya dengan Sarwadi. Sarwadi makin kagum atas pemikiran Kartini. Pemikiran bahwa kodrat wanita itu hanyalah untuk dinikahkan dan mengurus keluarga, pupus lah sudah. Cara berfikirnya berubah bahwa Ningrum putri satu-satunya harus bisa menjadi perempuan terdidik dan membatalkan pikirannya untuk menikahkannya cepat-cepat.

[caption caption="Deskripsi : Kartini mengajar para gadis pribumi agar mereka menjadi perempuan teredukasi ketika menjadi seorang IBU I Sumber Foto : Film Surat Cinta Untuk Kartini"]

[/caption]

Sarwadi sang tokoh fiksi inilah yang akhirnya menjadi sosok yang membantu Kartini menjadi seorang guru. Ningrum adalah murid pertama Kartini. Ningrum juga ikut membantu Bapak nya mengumpulkan murid-murid lainnya. Sarwadi membangun lokasi untuk mengajar Kartini dipinggir sebuah sungai dengan aliran air yang tenang dengan sebuah ayunan kayu.

[caption caption="Deskripsi : Kartini mmemohon kepada romo'nya untuk membatalkan pernikahan I Sumber Foto : Surat Cinta Untuk Kartini"]

[/caption]

Konflik dimunculkan dalam film ini ketika Kartini mengajukan biasiswa pendidikan ke Belanda yang ditentang oleh Pakdenya. Tidak hanya itu konflik makin memanas ketika Kartini akan dinikahkan dengan pria ningrat yang sudah beristri tiga. Sarwadi merasa remuk redam dan memutuskan membuat surat cinta untuk kartini yang kemudian dia sampaikan langsung. Surat Cinta inilah yang memberi sisi cerita lain dari IBU KITA KARTINI di Film ini.

 

Film Kartini Yang di Balut Secara Apik

Film 'Surat Cinta Untuk Kartini' (SUCK) dikemas secara apik dengan jalan cerita yang amat baik. Alur cerita dibuat maju-mundur dimana Chico dikisahkan sebagai pendidik sekolah dasar di zaman sekarang yang mencari cara yang kreatif untuk mengenalkan sosok Ibu Kita Kartini. Tokoh emansipasi wanita ini begitu melekat ceritanya di benak anak-anak sehingga mereka menganggap cukup dengan membaca buku saja untuk mengenalnya.

[caption caption="Deskripsi : Penampilan Sarwadi sebagai tukang pos I Sumber Foto : Film Surat Cinta Untuk Kartini"]

[/caption]

Kisah cinta tukang pos yang tertarik kepada perempuan ningrat diceritakan cukup pas dengan alur cerita sang legenda Kartini. Sosok tukang pos masa awal 1900-an, dengan rambutnya hitam kelimis dengan minyak rambut cair dan bertopi kulit ciri khas pria masa penjajahan Belanda. Kulit Sarwadi yang kecoklatan mengayuh sepeda tanpa alas kaki, dan berperawakan tinggi. Penampilan Chico di film ini begitu pas sebagai guru tampan di masa kini dan sosok tukang pos masa penjajahan Belanda, sayangnya logat jawanya kurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun