Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Film untuk Kakak Ku: ''I am Hope''

10 Februari 2016   11:43 Diperbarui: 18 Januari 2022   20:13 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 "Harapan adalah mimpi yang tidak pernah tidur"

-Aristoteles-

 

Harapan menurut aku adalah bentuk dari sebuah kepercayaan yang diinginkan dan bisa digapai serta menjadi tujuan masa depan. Kekuatan harapan ini dapat diyakini, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Pada prakteknya banyak orang mencoba mewujudkan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa dan berusaha.

Kejadian ini seperti Takdir dimana ALLOH SWT memberi jalan untuk menyaksikan Film "I am Hope', salah seorang kompasianer yang aku kenal dibeberapa acara nangkring, coverage, dan nobar yang aku panggil Kang Obay yang memberi jalan itu. The power of Connection, itu kenapa kita sebagai seorang pribadi harus sering bersilahturahim, berbagi apakah material atau non material, dan tegur sapa.

"Selasa, 9 Feb, jam 15 ada nobar di epicentrum XXI bersedia hadir ??? " tanya kang Obay kepada ku via Whatt Apps (WA)

 aku pun menjawab "Bersedia mas" , walaupun aku tidak mengetahui film yang akan disaksikan.

Pertanyaan itulah yang membawa aku menonton Film "I am Hope" sebuah film yang menceritakan seorang gadis pengidap penyakit cancer paru yang memperjuangkan harapannya untuk menyelesaikan sebuah pertunjukkan theater. 

Hari selasa ( 9/2/16 ), Gala Premiere film "I am Hope" diadakan di XXI Epicentrum, Jakarta pada pukul 16.00 WIB. Pemutaran perdana film ini disaksikan oleh para media dan nitizen yang di undang salah satunya Koalisi Pesona Indonesia (KOPI).

Film ini seperti  refleksi yang belum tuntas dari perjuangan kakak ku "Satria Adhi" dalam menjalani pengobatan sunnah Rosul (Bekam) dan jamu tradisonal kulit magis + daun sirsak terhadap penyakit Tumor di kepalanya. 

Alhamdulillah saat ini mulai sudah ada perbaikan kondisi fisik walaupun baru 35 % dari kondisi normal. Kondisi fisiknya sebelumnya yang sangat drop dengan kaki kanan yang diseret, pandangan yang kabur, dan fisik yang lemah, saat ini dua kakinya sudah bisa dilangkahkan dan mampu keliling taman walaupun terlihat masih belum stabil. Sedangkan dalam film I am Hope, Mia yang menjadi tokoh utama melakukan pengobatan dengan kemoterapi secara medis.

Apa yang membuat kakak aku mau memperjuangkan hidupnya yaitu harapannya agar bisa berkerja kembali dan memberangkatkan kedua orang tua aku naik haji. 

Harapan itu tema yang diangkat oleh film I am Hope The Movie (http://iamhopethemovie.com/)

 

SCREENING FILM "I am HOPE"

Film ini diproduksi oleh Alkamia Production yang dikawal oleh Wulan Guritno, Amanda Soekasah dan Janna Soekasah-Joesoef selaku tim produser dengan sutradara Adilla Dimitri serta peraih piala Citra, Yudi Datau selaku Director of Photography. Berdasarkan keterangan Sutradara Adilla Dimitri saat pers conference bahwa film ini dibuat sekitar setahun. Setelah melalui proses kreatif dan produksi, film I Hope akan siap tayang serentak pada 18 Februari 2016 mendatang.

Deskripsi : Mia yang diperankan Tatjana Saphira I Sumber Foto : Wardah
Deskripsi : Mia yang diperankan Tatjana Saphira I Sumber Foto : Wardah

"I am Hope" mengkisahkan seorang gadis usia 23 tahun yang bernama Mia yang diperankan oleh Tatjana Saphira yang divonis cancer paru. Sebelumnya bunda Mia juga menderita cancer dan penyakit itulah yang merenggut nyawanya. 

Sang Bunda adalah seorang sutradara pertunjukkan theater sedangkan sang ayah seorang komposer musik. Feby Febiola memerankan sang bunda adapun Tio Pakusadewo memerankan sang ayah.

Ayah Mia kehilangan kekuatan saat istrinya meninggal karena cancer. Harta benda harus direlakan demi pengobatan sang istri. Biaya tersebut tersedot dalam proses terapi cancer seperti kemoterapi dan radioterapi serta operasi. 

Pada saat masuk meja operasi inilah bunda dari Mia meninggal dunia. Kemudian karena putri cantiknya kekuatan itu timbul dan bangkit kembali.

Ternyata nafas harapan sang bunda di dunia theater tak pernah mati. Bakat sang bunda menular ke Mia. Harapan sang bunda menggarap pertunjukkan theater hanya tertidur sesaat menunggu Mia dewasa. 

Hasrat pertunjukkan theater sang bunda memanggil kembali dan Mia merasakan itu. Dengan penyakit ditubuhnya Mia merasa penting untuk menjalankan passionnya yaitu menjalankan hidup didunia theater.

Perjuangan Mia dalam mewujudkan harapannya untuk mengisi waktu menjelang ajal dan pertunjukkan theater tidak dilalui sendirian. 

Maia sahabatnya selalu ada pada saat Mia membutuhkan. Gadis periang Maia diperankan oleh Alessandra Usman yang menjadi penstabil semangat dan pendorong untuk tetap menjalankan hidup melalui problema penyakit cancer dan memperjuangkan mimpi Mia berkarya di dunia pertunjukkan Theater.

Tehnik pengambilan gambar terlihat cukup baik tidak seperti beberapa film nasional sebelumnya yang terlihat seperti sinetron. Pencahayaan pada film sudah menunjukkan level internasional untuk film drama. 

Itu dapat aku lihat pada saat pengambilan gambar diruang makan, kamar, rumah sakit dan diluar ruangan. Aku patut bangga terhadap apa yang aku saksikan.

Film ini sepertinya berusaha menguras air mata penontonnya tetapi kenapa aku tidak menangis. Suguhan kesedihan dari awal cerita sampai menjelang akhir yang bertubi-tubi membuat air mata aku tidak bisa meleleh. 

Mungkin diri aku yang tidak sensitif sehingga tidak bisa menitikkan air mata. Bisa jadi karena lonjakan emosi yang dibangun dalam film ini antara kondisi senang, perjuangan hidup dan sedih kurang dibuat naik turun.

Aku mengacungkan jempol terhadap para pemeran di film ini seperti Tatjana Saphira (Mia), Alessandra Usman (Maia), Tio Pakusadewo (Ayah) yang mampu membawa film ini menjadi film yang tidak biasa. 

Entah kenapa Fachry Albar yang berperan sebagai David dengan ketampanannya terlihat melankolis. Sosok David sebagai pria yang dekat dengan Mia dengan status PDKT dalam film ini bagaikan pria tampan dengan muka murung.

Secara keseluruhan film ini sangat baik dari plot, alur, cerita, dan tokoh yang ditampilkan. Sebuah film yang berkelas andaikata didaftarkan ke festival film internasional aku harapkan menyabet penghargaan.

 

PESAN TERSIRAT DARI FILM “I am HOPE”

Film yang baik adalah yang berkesan bagi penontonnya. Kesan itulah yang nanti dibawa pulang dan membuat ia menonton kembali serta disampaikan ke orang lain. 

Apa yang aku saksikan 9 februari 2016 lalu memberi banyak pesan bagi masyarakat. Cancer sebuah penyakit yang dapat merenggut kesehatan dan kebugaran fisik kita secara absolute.

Epilog dari Buku “I am Hope”  tulisan Gayatri Djajengminardo– “Saya pun yakin bahwa di ujung lorong gelap sekalipun pasti ada sebuah titik cahaya, cahaya hidup yang dapat membangkitkan semangat, bahwa hidup tidak akan berakhir disini”

Wulan Guritno dalam Pers Confrense menjawab pertanyaan seorang jurnalis menyangkut terapi Kemoterapi “Saya bukan ahli dibidang ini, tetapi menurut saya cancer adalah penyakit yang ganas, maka perlu penyembuhan yang ganas juga untuk mematikan sel cancer”

Cancer adalah penyakit yang ganas tetapi selalu ada harapan. Dalam film ini Mia akan merasakan Happy Ending karena dia mewujudkan harapannya dengan mewujudkan mimpinya dan juga rutin melaksanakan pengobatan. Bagaimanapun pengobatan rutin itu tetap penting dalam proses penyembuhan penyakit cancer.

Deskripsi : Mia menjalankan hidupnya I Sumber Foto : I Am Hope
Deskripsi : Mia menjalankan hidupnya I Sumber Foto : I Am Hope

Dalam film ini menunjukkan bahwa dukungan orang terdekat sangat penting dalam menyeimbangkan moral sang penderita cancer. Memberikan semangat untuk tetap hidup dan mengisi waktu hidup yang tersisa. Kita tidak pernah tau kapan kita mati yang bisa menjawab hanya ALLOH SWT dengan suratan Takdir.

Maia dalam salah satu scene film ‘I am Hope’ membentak Mia “Kalau hidup lu tinggal 8 bulan terus mao ngapain, jalanin hidup lu yang tinggal 8 bulan”.

Karena celotehan dari Maia pula yang membuat Mia dapat berkenalan dengan David yang nantinya akan menjadi suaminya dan memiliki putra. Memang bagi penderita cancer akan mengalami emosi yang tidak stabil. Perlu orang-orang yang berada disampingnya untuk membangkitkan semangat bahwa masih ada hari esok dan isilah hari esok dengan melakukan apa yang kita bisa.

Ayah Mia berusaha terbuka terhadap penyakit Mia kepada David. David meminta Mia untuk membuka tabir penyakit cancernya. Mia tidak ingin pertunjukkannya batal karena dianggap tidak mampu menjalankan projectnya. 

Tetapi yang terjadi malah Mia dirawat dirumah sakit. Akhirnya dengan terbuka tabir penyakit Mia banyak pihak membantu project mimpi Maia.

Penyakit itu bukan aib, terkadang masih banyak orang yang menyembunyikan penyakitnya. Keluarga, kerabat, dan teman sebaiknya tau agar banyak doa yang mengalir ke kita apabila sedang sakit. 

Alloh SWT yang memberikan penyakit kepada kita dan dia pula yang bisa mencabutnya. Bahkan orang-orang terdekat tersebutlah yang mungkin bisa membantu apabila kita membutuhkan bantuan, seperti financial, tenaga, kendaraan atau apapun itu. ….Jadi terbukalah…..

Penyakit cancer itu bukan hanya perjuangan penderita cancer semata tetapi juga perjuangan keluarga dan kerabat terdekat. Bantuan itu tidak hanya dibutuhkan untuk penderita saja tetapi juga keluarga penderita cancer yang menjaga, pesan lain yang ditonjolkan dalam film ini. 

Official Trailer (Cuplikan) dari Film I am Hope The Movie bisa lihat DISINI dan Soundtrack DISINI

 

Film I am Hope dan Aksi Kemanusian

Film I am Hope memang dihadirkan sebagai salah satu kepedulian dan kelanjutan gerakan Bracelet of Hope dimana sebagian keuntungan juga akan disalurkan melalui Yayasan Kanker dengan tujuan akhir membuat rumah singgah “House of Hope”

Gelang harapan (http://gelangharapan.org/) hasil kerjasama antara Dunia Kasih harapan dengan designer Indonesia, Ghea Panggabean. Kain yang digunakan adalah kain jumputan yang identik dengan warna pelangi sebagai symbol harapan. Gelang ini adalah sebuah gerakan untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit kanker, dengan misi untuk menyebarkan kesadaran mengenai penyakit kanker, menyentuh sebanyak-banyak hati masyarakat.

Dalam siaran pers “Tak ada kata yang tepat selain terima kasih yang dapat kami ucapkan kepada seluruh pihak yang bersama kami membangun visi inspirasi dan harapan melalui film I am Hope ini. Semoga masyarakat Indonesia berkenan untuk menikmati film ini dan juga membantu menyebarkan harapan melalui misi social yang juga kami bawa “ Ungkap Wulan Guritno mewakili Alkimia production.

Uplek.com (http://www.uplek.com/) sebagai media patner juga berperan dalam mensosialisasikan gelang harapan ke masyarakat. Saat ini dibutuhkan banyak peran serta masyarakat dan media dalam mendukung film yang mempunyai sisi sosial didalamnya. 

Film I am Hope merupakan film yang menurut saya pantas untuk di rekomendasikan untuk ditonton. Bagi saya yang memiliki keluarga penderita Tumor memahami apa pesan yang ada di film. Film tersebut merupakan film yang mendidik, memberi pesan yang baik, ajaklah keluarga untuk menonton film ini yang akan ditayangkan di bioskop seluruh Indonesia mulai tanggal 18 februari 2016. 

“PRE SALE @IAmHopeTheMovie yang akan tayang di bioskop mulai 18 februari 2016. Dapatkan @GelangHarapan special edition ?#?IAmHope? hanya dengan membeli pre sale ini seharga Rp.150.000,- (untuk 1 gelang & 1 tiket menonton) di http://bit.ly/iamhoperk.Dari ?#BraceletOfHope 100% & sebagian dari profit film akan di sumbangkan untuk yayasan & penderita kanker sekaligus membantu kami membangun rumah singgah .

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Instagram I Twitter I kompasiana.com/rakyatjelata

 

Deskripsi  I Am Hope I Sumber Foto : I Am Hope
Deskripsi  I Am Hope I Sumber Foto : I Am Hope

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun