"Harapan adalah mimpi yang tidak pernah tidur"
-Aristoteles-
Â
Harapan menurut aku adalah bentuk dari sebuah kepercayaan yang diinginkan dan bisa digapai serta menjadi tujuan masa depan. Kekuatan harapan ini dapat diyakini, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Pada prakteknya banyak orang mencoba mewujudkan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa dan berusaha.
Kejadian ini seperti Takdir dimana ALLOH SWT memberi jalan untuk menyaksikan Film "I am Hope', salah seorang kompasianer yang aku kenal dibeberapa acara nangkring, coverage, dan nobar yang aku panggil Kang Obay yang memberi jalan itu. The power of Connection, itu kenapa kita sebagai seorang pribadi harus sering bersilahturahim, berbagi apakah material atau non material, dan tegur sapa.
"Selasa, 9 Feb, jam 15 ada nobar di epicentrum XXI bersedia hadir ??? " tanya kang Obay kepada ku via Whatt Apps (WA)
 aku pun menjawab "Bersedia mas" , walaupun aku tidak mengetahui film yang akan disaksikan.
Pertanyaan itulah yang membawa aku menonton Film "I am Hope" sebuah film yang menceritakan seorang gadis pengidap penyakit cancer paru yang memperjuangkan harapannya untuk menyelesaikan sebuah pertunjukkan theater.Â
Hari selasa ( 9/2/16 ), Gala Premiere film "I am Hope" diadakan di XXI Epicentrum, Jakarta pada pukul 16.00 WIB. Pemutaran perdana film ini disaksikan oleh para media dan nitizen yang di undang salah satunya Koalisi Pesona Indonesia (KOPI).
Film ini seperti  refleksi yang belum tuntas dari perjuangan kakak ku "Satria Adhi" dalam menjalani pengobatan sunnah Rosul (Bekam) dan jamu tradisonal kulit magis + daun sirsak terhadap penyakit Tumor di kepalanya.Â