Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Festival Film Pendek Indonesia Mendorong Anak Muda Berkarya

27 Januari 2016   23:04 Diperbarui: 27 Januari 2016   23:47 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Deskripsi : Komik Nobar I Sumber Foto : Andri M"]

[/caption]

FPPI 2015 diselenggarakan oleh Kompas TV dengan mengusung tema "Indonesia Kebanggaanku". Kompasiana memberi tajuk untuk FPPI 2015 dengan sebutan Nobar Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub (KOMIK) FPPI 2015. Acara ini selain di hadiri oleh para Juri juga hadir Bimo Setiawan (Direktur Utama Kompas TV), Anastasia Praditha (News Presenter Kompas TV) sebagai host, David (Comic SUCI 4) mengisi stand up comedy dan perwakilan para finalis yang  diundang oleh Kompas TV.

Sebelum menyaksikan kumpulan film pendek yang terpilih kami dianjurkan menyanyikan lagu kebangsaan INDONESIA RAYA sebagai wujud cinta kita kepada negeri.  Adapun sepuluh film pendek sebagai nominator yang kami saksikan, adalah sebagai berikut:

A. Kategori umum / mahasiswa:

1. Ojo Sok-Sokan di produksi oleh Sebelas Sinema Pictures.
2. Ruwat di sutradarai oleh Bambang C Irawan, di produksi Tanah Hijau Creative.
3. Nilep disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo, mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY, diproduksi Ravacana Film.
4. Bubar Jalan di sutradarai oleh Fery Fairus Insan, di produksi oleh Rumahku Films dari Kabupaten Garut, Jawa Barat.
5. Opor Operan di produksi oleh Sebelas Sinema Pictures.

B. Kategori Pelajar:

1. Samin Surosentoko di produksi oleh Sanggar Seni Sekar Tanjung.
2. Coblosan di sutradarai oleh Putra Sanjaya dari SMK Kutasari Purbalingga.
3. Kotak Pusaka hasil karya siswa -siswi SMK 51 jakarta.
4. Ali-Ali Setan hasil karya siswa-siswi salah satu Sekolah Menengah di Purbalingga.
5. Surya The School Gangs hasil karya SMK Muhammadiah 1, Temanggung.

Dari kesepuluh film finalis ini sebagian besar merupakan film pendek yang mudah kita cerna. Film-film pendek yang jadi finalis ini menampilkan kehidupan social-budaya masyarakat, imajinatif, komedi, sejarah dan aksi laga. Ada yang hanya cukup berlokasi disebuah kedai makanan "angkringan' dengan 3 (tiga) orang saling mengobrol dan bercanda seperti film "Ojok Sok-Sokan. Film tersebut sebagai pembuka screening film nominator FPPI 2015 dan ternyata  mampu memberi pesan tersirat diakhir cerita. Tidak hanya pesan tersirat tetapi juga memicu gelak tawa penonton di auditorium Galeri Indonesia Kaya. 

Film pendek yang tidak banyak menggunakan ruang, mengandung unsur komedi dan pesan tersembunyi lainnya yaitu "Ali-Ali Setan". Film pendek ini bercerita tentang demam batu akik di Kabupaten Purbalingga yang menimbulkan perseteruan dua murid sekolah dasar yang menjadi korban demam batu akik tersebut. Di akhir scene film digambarkan bagaimana kabupaten Purbalingga mewajibkan PNS menggunakan batu akik. Film ini memberikan kritik sosial dimana terjadi problema ketika  disebuah Sekolah dasar (SD) menerapkan peraturan melarang muridnya menggunakan batu akik, sedangkan disaat yang sama gurunya memakainya "Guru adalah seseorang yang bisa ditiru". 

Tradisi ternyata sesuatu yang menarik bagi pembuat film pendek. Sebuah tradisi membagi bagi makanan di Hari Raya menjadi tema film "Opor Operan". Berawal dari seorang ibu rumah tangga yang memasak opor, kemudian mengantarkan kepada salahsatu tetangganya untuk menjalankan tradisi leluhur. Tidak dikira ternyata tetangga tersebut mengantarkan ke tetangga lainnya, dan kejadian tersebut berlanjut ke tetangga lainnya. Oper-operan masakan opor tersebut akhirnya berujung kepada sang pemasak opor. Aku dapat menangkat pesan dari pembuat film pendek ini, yaitu kejujuran dan berbagi.

Film pendek lainnya yang mengangkat tradisi yaitu Film "Ruwat". Kisah seorang anak berambut gimbal di Wonosobo yang akan mengalami tradisi ruwatan. Dimana dalam tradisi ruwatan apabila tradisi tersebut mau dilaksanakan harus diawali dengan mengabulkan permintaan sang anak gimbal. Ternyata anak gimbal tersebut memendam impian berwisata ke Hongkong, ini yang menjadi masalah bagi kedua orang tua. Berbagai cara dilakukan untuk memenuhi keinginan sang anak, tetapi ada sebuah peristiwa yang membuat anak gimbal tersebut mengurungkan niatnya pergi ke Hongkong yaitu makanan yang berasal dari daging Kodok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun