Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Duet Cantik Mengantarkan Tahun ke-7 (Tujuh) Coin untuk Pendidikan

11 Januari 2016   23:20 Diperbarui: 13 Januari 2016   22:18 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Deskripsi: Founder Coin A Chance "NIa & Hanny" di acara hari Pengumpulan Coin I Sumber Foto : Hanny Kusumawati"][/caption]Banyak masyarakat yang mengatakan bahwa generasi muda saat ini yang mereka pedulikan hanya gadget, nongkrong di café atau mall, atau ber foto selfie / welfie. Memang banyak anak muda yang seperti itu, apakah itu salah !!! ....... menurut ku TIDAK. Apa yang dilakukan oleh Komunitas Coin A Chance chapter Jakarta yang ku ikuti membalikkan hal itu, bahwa itu tidak salah dan gerakan ini menjadi Anti Mainstream. Coin A Chance chapter Jakarta mampu membuat suasana nongkrong di cafe / mall / pusat perbelanjaan dapat dikolaborasikan dengan gerakan sosial.

[caption caption="Deskripsi : Para Coiners Coin A Chance sambil Nongkrong di cafe I Sumber Foto : Coin A Chance"]

[/caption]

[caption caption="Deskripsi : Coiners asal Jogja ikutan ngitung Coin di Resto I Sumber Foto : Andri M"]

[/caption]

[caption caption="Deskripsi : Coiners Wanita Muslimah I Sumber Foto : Coin A Chance"]

[/caption]

[caption caption="Deskripsi : Coiners Kawula Muda I Sumber Foto : Coin A Chance"]

[/caption]

[caption caption="Deskripsi : Coiners dengan Hair Style Kekinian I Sumber Foto : Coin A Chance"]

[/caption]

Coin A Chance chapter Jakarta tidak hanya terdiri dari orang-orang  agamis tetapi juga kawula muda yang kekinian, blogger, profesional, scientis, dll. Penampilan mereka pun berenaka ragam ada yang berhijab, modis kekinian, glamour, dan ada pula yang terlihat jetset. Apa yang membuat diriku berasumsi bahwa Coin A Chance sebuah aksi yang Anti Mainstream, yaitu mereka tidak memandang pribadi yang kekinian, modis itu orang-orang yang tidak peduli kepada yang kekurangan dan cara  mereka berdonasi dengan pengumpulan coin. Sesuatu yang bertolak belakang, seharusnya para profesional, blogger dan kaum menengah keatas ini mampu memberikan tidak hanya sekedar coin tetapi materi yang lebih besar.

[caption caption="Deskripsi : Founder Coin A Chance "Nia Sadjarwo" I Sumber Foto : Nia Sadjarwo"]

[/caption]

Deskripsi Foto : Founder Coin A Chance "Nia Sadjarwo" I Sumber Foto : Nia sadjarwo

"Komunitas Coin A Chance berdiri untuk membantu biaya pendidikan adik-adik yang berasal dari keluarga ekonomi kurang. Banyak individu-individu di negara ini yang mengabaikan uang koin yang nilainya dianggap tidak seberapa (remeh), tetapi bila dikumpulkan oleh banyak orang maka nilainya akan menjadi besar dan bisa merubah dunia. Selain hal tersebut masih banyak dari masyarakat kita yang sebetulnya peduli tetapi terkendala karena hanya mampu memberikan sedikit rezeki" ucap Nia Sadjarwo ketika aku berkenalan dengannya di acara Kompasianival 2012.

AWAL MULA COIN A CHANCE

Coin A Chance berawal dari duet cantik Nia Sadjarwo dan Hanny Kusumawati yang memiliki hobi yang sama yaitu mengumpulkan koin logam sisa kembalian dalam sebuah toples. Berawal dari hobi tersebut kemudian mereka sepakat menggunakan coin-coin yang mereka kumpulkan tersebut untuk membantu orang lain yang sesuai dengan passion mereka, yaitu pendidikan dan anak-anak. 

Berdasarkan pemikiran tersebut maka lahirlah Komunitas Coin A Chance atau gerakan coin untuk pendidikan ini. Diawali di Jakarta pada tanggal 18 Desember 2008, kemudian mereka berdua berusaha mengajak teman-teman, keluarga, kerabat, blogger, netters, dan profesional lainnya untuk mengumpulkan uang coin logam yang dapat mereka sisihkan. Coin yang terkumpul tersebut yang dijadikan sumber  pembiayaan pendidikan adik-adik asuh yang kurang mampu agar mereka dapat melanjutkan  pendidikan sampai dengan jenjang Sekolah Menegah Umum (SMU).

[caption caption="Deskripsi : Founder Coin A Chance "Hanny Kusumawati" I Sumber Foto : hanny Kusumawati"]

[/caption]

Deskripsi Foto : Founder Coin A Chance "Hanny Kusumawati" I Sumber Foto : Nia sadjarwo

Awalnya mereka berdua tidak ada niat khusus ketika kali pertama menggagas komunitas ini. Dimulai dari iseng dan kemudian menjadi besar seperti saat ini yang akhirnya telah berumur 7 (tujuh) tahun pada desember 2015. Berdirinya Coin A Chance! dimulai ketika mereka berdua sedang berbincang-bincang santai di sela-sela mengurusi pekerjaan sebagai konsultan komunikasi. Kebetulan, meja kerja mereka berdua berdempetan. Aku mendengar dari Hanny yang menceritakan kenapa bisa coin,  “Saya dan Nia memandangi celengan koin yang berada di meja kami, terus mao diapakan yaaaa...,” ucap perempuan berwajah oriental kelahiran Bogor, 31 Mei 1983, itu.

Uang recehan cukup ribet jika harus disimpan di saku dan jika disimpan di dompet, bawanya juga akan berat sehingga celengan menjadi jawaban untuk menyimpan uang recehan. Saat celengan Hanny dan Nia dibuka, terkumpul lah uang coin logam sekitar Rp 600 ribu. Nah, ketika itu tebersit pertanyaan dihati mereka digunakan untuk apa uang-uang coin tersebut. Mereka pun membuat keputusan untuk membantu biaya pendidikan anak-anak yang kurang mampu.

Anak pertama yang beruntung itu bernama Bintang Gempur Anarki. Seorang anak dari salah seorang penjual rokok di sekitar rumah Nia di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan. Kondisi pendidikan Gempur saat itu benar-benar dalam masa kritis. Dia hampir putus sekolah karena orang tuanya tidak mampu untuk membiayai kelanjutan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan  memiliki tunggakan biaya SPP sejak kelas V Sekolah Dasar. 

[caption caption="Deskripsi : Gempur, Adik Asuh pertama Coin A Chance I Sumber Foto : Andri M"]

[/caption]

NIa dan Hanny datang menjadi juru penolong untuk kelangsungan pendidikan Gempur. Dia akhirnya bisa melanjutkan bersekolah dimana saat ini dia sudah lulus Sekolah menegah Umum (SMU). Dengan tagline "Drop, collect, send those kids back to school" , Coin A Chance mengajak untuk tidak mengabaikan uang koin walaupun hanya, Rp 100, Rp 200 ataupun Rp 500. Bila dilihat nilainya hanya cukup untuk membeli sebuah permen atau sebuah sedotan, tetapi apabila terkumpul bisa loh dimanfaatkan untuk menolong mereka yang membutuhkan, contohnya Gempur.

BAGAIMANA COIN A CHANCE DIJALANKAN 

Dibawah komando Nia dan Hanny, Coin A Chance dapat bertahan sampai dengan umurnya yang ke 7 (tujuh). Komunitas ini kemudian berkembang tidak hanya di Jakarta tetapi juga di Palu, Semarang, Makassar, Sumatra Selatan, Jogjakarta, Malang, dan Lampung. Bahkan terdapat pendonasi coin yang saat ini berada di Uni Eropa dan Amerika Serikat. Saat ini Coin A Chance menjadi sebuah yayasan yaitu Yayasan Coin Anak Bangsa dan untuk dapat mengetahui tentang Coin A Chance dapat mengunjungi http://coinachance.com/ dan Fanpage FB Coin A Chance

Prioritas utama anak yang dibantu adalah anak-anak usia sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu dan memiliki keinginan besar untuk meneruskan sekolah. Masih banyak diluar sana anak-anak yang putus sekolah, Nia dan Hanny percaya pendidikan adalah modal utama bagi anak tersebut untuk dapat hidup lebih baik kedepannya. Oleh karena itu mereka berdua menfokuskan kepada anak yang hampir putus sekolah agar mereka setidak-tidaknya dapat melanjutkan pendidikan sampai dengan tamat Sekolah Menegah Umum (SMU).

Anak yang dipilih diutamakan yang terlebih dahulu anak-anak yang melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Misal dari kelas 6 SD ke kelas 1 SMP, dari kelas 3 SMP ke Kelas 1 SMU. lalu baru beralih kelainnya, kelas 2 SD mau naik kelas 3 SD atau 2 SMP naik kelas 3, dst. Saat ini ada sekitar 70an adik asuh di seluruh Indonesia yang telah dibantu biaya pendidikannya.

[caption caption="Deskripsi : Coin Collecting Day I Sumber Foto : Andri M"]

[/caption]

[caption caption="Deskripsi : Coin Collecdting Day diadakan disebuah Resto di Jakarta Selatan I Sumber Foto : Andri M"]

[/caption]

Dalam melaksanakan gerakan sosial ini, mereka berdua tidak dibantu oleh pemerintah ataupun lembaga pendidikan dan sosial. Gerakan ini disuburkan oleh para anggota komunitas dan para sukarelawan. Mereka secara rutin mengadakan acara Hari Pengumpulan Coin / Coin Collecting Day (CCD) yang diadakan setiap sebulan atau 2 (dua) bulan sekali. CCD diikuti oleh para Coiners, panggilan bagi para pengumpul coin. Bagi yang tidak ada waktu untuk menghitung coin bisa mengedrop coin yang panggilan droppers. CCD untuk di Jakarta dilaksanakan berpindah-pindah tempat, bisa di mall, pusat perbelanjaan, cafe, event-event sosial, Taman Perkotaan, dll.

[caption caption="Deskripsi : Manager Pendidikan Coin A Chance (Anggia berjibab Hijau & Dhita berjilbab hitam) I Sumber Foto : Coin A Chance"]

[/caption]

Coin Collecting Day di kelola oleh manager pendidikan yaitu Anggia Bahana Putri dan Dhita. Mereka lah yang diberi tanggung jawab mengatur apa saja  keperluan dibutuhkan adik asuh dalam menempuh pendidikan. Selain mengadakan Coin Collecting Day (CCD), bagi mereka yang tidak bisa meluangkan waktu CCD maka Coin A Chance memiliki tempat / lokasi untuk para droppers mengedrop coin dibeberapa lokasi di Jakarta, yaitu : 

  1. Sekretariat Coin A Chance - Senayan Trade Center, lantai 1 Unit 89, Jakarta Selatan
  2. Suryacomm Distribution – Komplek Ruko ITC Roxy Mas Blok D1 No.18, Jakarta Pusat.
  3. Maverick Solusi Komunikasi – Jl. Balitung III No.8, Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
  4. Coca-Cola Indonesia.
  5. The Australian Embassy.
  6. Smart Telecom. 
  7. Accenture Jakarta.
  8. President University – Charity Club.
  9. PT. Multipolar – Lippo Karawaci.
  10. Mandala Tiger Air
  11. RSKO Jakarta

Untuk lokasi dropzone dapat dilihat disini

Nia dan Hanny menciptakan snowball effect dikalangan netters yang kemudian berkembang dari mulut-ke mulut. Gerakan ini dimulai dari digital dan social media, berupa fanpage, blog, dan dibantu beberapa media online. Para coiners yang juga netters membaca blog Coin A Chance atau Fanpage Coin A Chance serta twitter dan kemudian menyebarkannya, ini yang membantu membesarkan Coin A Chance.

Digital media dan social media tidak hanya digunakan untuk mengshare gerakan ini, tetapi juga menceritakan tentang adik asuh yang dibantu, tetapi juga tempat pelaporan keuangan. Dengan pelaporan ini para coiners yang berpartisipasi dapat mengetahui perkembangan uang yang terkumpul dan digunakan untuk apa saja. bagi para donatur yang sifatnya tetap , Nia dan Hanny memberikan laporan secara terpisah.

*******

Komunitas Coin A Chance yang digagas Nia dan Hanny adalah gerakan yang memberikan tambahan pemahaman bahwa berbagi itu tidak perlu menunggu KAYA, dengan sekeping coin yang mungkin beberapa orang dianggap remeh dapat membantu. Komunitas ini memberi pandangan bahwa cara pergaulan anak muda jaman sekarang dapat digerakkan ke arah yang positif misalnya hang-out, nongkrong di cafe, selfie / welfie, kumpul bareng, dan menikmati keindahan taman. Pergaulan seperti itu tidak SALAH apabila dipakai untuk saling bersilahturahim dan aksi sosial, yang salah apabila mengarah kepada kegiatan amoral dan kriminal. 

[caption caption="Deskripsi : Adik Asuh Coin A Chance chapter Jakarta I Sumber Foto : Coin A Chance"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun