[caption caption="Deskripsi : Kabut di Puncak Galunggung / Sumber Foto : Andri M"]
Aku menghirup nafas dalam menikmati kesegaran udara di puncak galunggung, seperti ada bulir-bulir es yang mengalir dari hidung ke ujung tenggorokan dan berakhir di pusat perut. Aku menggerakkan tangan dan badan mencoba melawan hembusan angin yang semilir memberikan suhu dingin menusuk tulang …..ini moment yang bikin nagih….... Aku sudah sering melihat episode matahari terbit yang indah tetapi entah kenapa aku tidak tertarik untuk memandangi prosesnya keluar dari garis horizon, aku lebih menikmati suhu dingin dan pemandangan indah kaldera.
[caption caption="Deskripsi : Kaldera Galunggung dengan danaunya yang hijau toska / Sumber Foto : Andri M"]
[caption caption="Deskripsi : Pemandangan Kaldera / Sumber Foto : Andri M"]
Memandang kaldera dengan kabut yang masih mengelilingi membuat detak jantung bergerak cepat, tebing-tebing ini tidak diberi kayu pengaman sebagai pembatas antara bagian yang aman dengan jurang kaldera. Pemandangan kaldera memancing kami kedasarnya yang kemudian membawa kami kesana.
Para traveller dari Komunitas Backpacker Jakarta (BPJ) terkenal dengan narsis foto, ada yang membawa kamera DSLR dan ada yang menggunakan smartphone serta GoPro. Bahkan agar lebih narsis Tongkat Narsis (Tongsis) tidak lupa ikut serta. Sebelum turun ke kaldera Galunggung, kami menyisiri jalan setapak yang aku perkirakan lebarnya sepuluh meter persegi antara pinggir gunung dengan jurang kaldera. Pada saat menyisir jalan setapak dimana dikanan kiri ditumbuhi ilalang yang mulai menguning karena kurangnya curahan air hujan, para traveller bernasis ria berfoto di pinggir anak tangga yang turun ke danau kaldera dan tonggak-tonggak kayu warung penduduk sekitar yang belum selesai dibangun.
[caption caption="Deskripsi : Admin BPJ trip Galunggung "YUTI" di Puncak Galunggung / Sumber Foto : Andri M"]
Â
[caption caption="Deskripsi : Foto Backpacker Jakarta di Puncak Galunngung"]
Puncak dari sensasi trip galunggung ini ketika kami menuruni tebing kaldera dengan memutuskan melalui jalur alami dibandingkan melalui anak tangga, awalnya terlihat biasa dengan tingkat kemiringan yang masih landai, tetapi lambat laun semakin curam. Tangan-tangan saling berpegangan ketika trek yang kurang kooperatif bagi para traveller yang tidak biasa mendaki. Acap kali pergerakan manusia melambat dan candaan mulai terdengar ketika ada wanita yang meminta pertolongan traveller pria
[caption caption="Deskripsi : Jalan Setapak / Sumber Foto : Andri M"]