Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menyerbu Museum di Hari Kemerdekaan

27 Agustus 2015   21:00 Diperbarui: 6 September 2015   18:44 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Didalam bangunan museum terdapat barang-barang pribadi yang masih original bukan replika dari kediaman Jendral A H Nasution. Pada ruang kerja terdapat patung Jendral A H Nasution yang sedang duduk sambil menulis buku di meja kerja. Selain seorang jendral, beliau adalah seorang yang  melahirkan banyak ide dan buah pikiran, baik di bidang militer maupun non militer dimana ditunjukkan dengan banyak buku yang ditulis oleh beliau sejumlah 70 judul buku. Selain menggambarkan peristiwa G30SPKI ada value yang bisa dipetik dari Museum Jendral Besar A H Nasution yaitu bakti kasih sayang istri kepada suami dan anak yang diperlihatkan oleh Ibu A H Nasution.

Deskripsi : Masjid Cut Meutia/ Foto : Andri M 

 

Deskripsi :  Kondisi Dalam Masjid/ Foto : Andri M

 

Destinasi ke 3 (tiga) kami menuju Masjid Cut Meutia dimana kami menunaikan ibadah sholat zuhur dan beristirahat. Sama seperti ketika ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi dan Museum Jendral Besar A H Nasution, kami pun berjalan kaki menuju Masjid Cut Meutia. Masjid ini memiliki keunikan, mighrab dari masjid ini diletakkan di samping kiri dari saf salat. Selain itu posisi safnya juga terletak miring terhadap bangunan masjidnya sendiri karena bangunan masjid tidak tepat mengarah kiblat., berdasarkan catatan sejarah awalnya bangunan ini tidak didesign untuk masjid tetapi didesign sebagai kantor pemasaran perumahan di Gondangdia Menteng pada tahun 1879.  Setelah selesai istirahat dan makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke Gedung Djoang 45 dengan berjalan kaki  yang berjarak sekitar 300 meter. 

Deskripsi : Lukisan Yang Menggambarkan Perjuangan (Gedung Djoang 45)/ Foto : Andri M 

 

Deskripsi : Patung Bung Karno di Gedung Djoang 45/ Foto : Andri M

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun