Setiap kali kita berkunjung ke negara maju, saya bertafakur, bukan hanya terhadap alam, tapi terhadap hasil karya buah pikir manusia memudahkan kegiatannya. Salah satunya teknologi transportasi massal.
Pada tahun 1900an menurut sejarah, saat itu manusia memanfaatkan hewan sebagai alat transportasi. Pada tahun 1913 manusia sudah menggunakan mobil sebagai alat transportasi. Dalam waktu 13 tahun manusia sudah menciptakan mobil dan dipakai secara masal dalam waktu yang relatif sangat singkat.
Pada saat telpon selular pertama kali ditemukan, AT&T memperkirakan dalam 15 tahun kemungkinan penggunan telepon selular sekitar 900ribu subscribers. Tapi ternyata yang terjadi terdapat 109 juta subscribers. Contoh seperti ini adalah Efek Disruptive Technology. Disruptive Technology adalah penemuan baru yang membuat perubahan gaya hidup total.
Sekarang disruptive tecnology dibidang transportasi masal contohnya apa ya?
Menurut para peneliti, contohnya adalah ditemukannya kendaraan berbasis listrik dan dikemudikan komputer. Perkiraannya dalam 15 tahun lagi, berapa banyak pengguna mobil listrik tanpa driver? Dan sudahkah kita di Indonesia mempersiapkan diri menghadapi perubahan tersebut?
Industri kendaraan listrik tanpa driver, didukung oleh :
1. Penyediaan listrik murah, Energi Terbarukan
2. Penyimpanan dan transfer energi listrik yang murah dan mobile (bergerak, compact).
3. Produksi barang material yang kuat tapi ringan.
4. Teknologi komputasi, berbicara hardware, software dan internet.
Mobil listrik belum banyak yang menggunakan secara masal di seluruh dunia, karena dunia baru berhasil mengembangkan no 4 dan memproduksinya secara masal.
Sekarang ini banyak negara berlomba lomba mengembangkan no 1,2,3.
Bagaimana dengan bangsa Indonesia, kita sudah mengambil porsi yang mana? Apakah masih cocok kita membanggakan produksi domestik yang dalam 15 tahun akan obsolet? (ketinggalan jaman sehingga tidak dipakai lagi)
Apakah kita sudah ikut start bersama - sama dengan negara - negara lain yang sedang memulai berlari di teknologi 1,2,3 di atas? Atau seperti biasa kita hanya menonton dan 15 tahun lagi sibuk berhutang untuk membeli?
Tahun lalu Pemerintah sudah melakukan kerja sama dengan Tesla dalam hal tambang logam bahan pembuatan batrei. Lanjutannya bagaimana? Apakah di Indonesia Pemerintah sudah memiliki industri untuk menciptakan batrei yang tangguh, murah dan compact untuk berbagai kebutuhan? Termasuk baterai untuk kendaraan umum masal seperti bus, kereta LRT/trem.
Pemerintah sekarang juga memberikan insentif untuk mobil listrik. Apakah sudah ada lembaga Pemerintah yang bergerak dalam menciptakan dan memproduksi mobil dan kereta listrik yang ringan dan tangguh untuk bisa dipakai diseluruh dunia?
Mungkin Pemerintah perlu membuat satu pilot project daerah percontohan bagaimana transportasi masal masa depan berlangsung. Misalnya mungkin bisa di Walini, di Batam, atau Ibukota baru.
Daerah yang terlokalisir sehingga mudah di kontrol dampaknya.
Menurut hemat saya karakteristik transportasi masal masa depan:
1. Eco friendly, ringan
2. Murah sehingga bahkan mungkin bisa gratis menggunakannya.
3. Mampu melayani kebutuhan sehari - hari rakyat dalam hal jangkauan rute.
Contoh ini bisa kita lihat di trem/LRT di Minneapolis city, Katowice city Polandia, Lauzane city Switzerland, Detroit City, Miami City dll.
Misalnya saja berandai andai dilakukan pilot project di kota Batam. Kita bisa bayangkan ada LRT yang menghubungkan Airport - terminal terminal Ferry - Batam Center - Daerah industri - Daerah wisata.
Kalau itu semua Free, masyarakat akan senang memiliki kelebihan budget saving biaya transportasi untuk dimanfaatkan berbagai kebutuhan produktif. Misal dana membeli rumah, pendidikan berkualitas, dll. Dampak multiplier terhadap pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya akan luar biasa terhadap perubahan jaman.
Ini juga akan berdampak membuat investors tertarik masuk Batam dan Kepri, turis internasional diperkirakan akan lebih banyak datang khususnya dari Singapura dan Malaysia, untuk belanja sehari - hari yang jauh lebih murah di Batam.
Selain itu mungkin harus dipikirkan, bagaimana orang - orang yang saat ini bekerja di transportasi konvesional. Mereka perlu disiapkan alih pekerjaan dengan skill baru. Toh sooner or later, kita ikut sebagai Pelaku atau Penonton-pun ini akan terjadi.
Kebijakan lain bisa dibuat untuk membuat lebih atraktif, misalnya biaya mendarat pesawat Internasional dan Domestik yang murah di Batam, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang berstandard internasional. Artinya Kebersihan, Attitude jujur dan Tourists Friendly, seperti tidak sembarangan merubah harga ke turis, sarana hotel dari kelas berbintang sampai light travelers, sarana rekreasi dan olahraga disiapkan dari yang gratis sampai yang mahal, dan secara berkala membuat event Internasional yang sifatnya anchoring, misalnya mengundang artis, klub olahraga kelas dunia perform atau bertanding di kota tersebut.
Sekian dulu nanti disambung lagi pemikiran Disruptive Teknologi on mass transportation dengan bahasan lain.Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H