"Presiden setelah pulang dari Eropa, kita laporkan. Pada prinsipnya, seneng bahwa masalah itu tidak berubah jadi bola panas yang berbahaya. Memang Ahok ini temen lama saya, menang kadang2 tidak bisa mengendalikan omongannya dan bikin musuh terlalu banyak. Nah selama itu Ahok pribadi tidak ada masalah. Jadi saya sendiri memang bilang sama Ahok 'harus belajar tahan mulut kalau enggak bisa menjadi masalah sosial politik yang merugikan kita semua'" jawab Rizal Ramli
Don bosco melanjutkan pertanyaannya dengan dimulai kalimat "ada yg mengatakan waktu itu 'anda datang, ahok save by the belt'. Sekarang kita lepaskan persoalan hukumnya, kalau ini kan berarti Pemerintah menginginkan Reklamasi kan?"
"Seperti yang kita sampaikan, reklamasi itu biasa di seluruh dunia. Tapi harus dikelola. Misal ada pulau disitu yg digabungkan karena greedy, harusnya kan dipisahkan sekian meter. Ini harus dibongkar krn harus ada kanal. Pertimbangannya smaa, harus ada kontrol, arus kapal, lingk hidup. Yang kedua, manfaatnya harus dirasakan semua. Tidak hanya manfaatnya hanya untuk kalangan bisnis. Kalau kata Presiden 'jangan hanya didrive oleh kalangan bisnis. Tetapi juga harus didrive juga oleh kepentingan negara'. Misal soal kontrol banjir, lingkungan hidup. Dan harus juga memberi manfaat untuk rakyat, terutama nelayan. Jadi 3 prinsip ini harus kita kombinasikan didalam kebijakan publik yang transparan", tegas Rizal Ramli.
Demikian penjelasan dan klarifikasi yang dapat saya sampaikan sebagai bentuk tanggungjawab saya secara pribadi yang juga menonton dialog DBS To The Point yang disiarkan oleh BeritasatuTV pada 7 Juni 2016. Semoga penjelasan dan klarifikasi ini dapat menjadi perhatian pihak-pihak yang ingin menyeret dan menarik pemerintah pusat, dalam hal ini Presiden Jokowi dan Menko Rizal Ramli dalam Pilkada DKI Jakarta yang mulai memanas. Sudah sepatutnya kita menjadi barisan publik partisipatif yang kritis dan objektif dalam melihat perkembangan situasi politik.Â
Terima kasih,
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H