Mohon tunggu...
Rakka NeefyaniPutra
Rakka NeefyaniPutra Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Universitas Pamulang S1

Hello!my name rakka neefyani putra , u can call me rakka..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kantor Teater: Trilogi Chaos Kaki: Pembatas 3 Portal

3 Maret 2024   20:34 Diperbarui: 3 Maret 2024   20:38 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pov.."Venue berlangsung"

Srek.. Srek.. Srek..
"Apakah pisau yang kau temukan semalam di dalam mimpimu akan kau pakai untuk membuhun dirimu sendiri, setelah kau terbangun dari tidurmu hari ini, Me?",


"Eeee.. kamu ngomong apa, Roy?, Siapa pula yang mengatakan bahwa tuhan lebih dekat kepadamu dari pada urat lehermu sendiri.. Aaa. Aaa.. Aaa..",


"Kamu ngomong apa, Me?"


"Coba tanyakan pada Galileo apa kabar Macbeth?" tanya Roy berkelakar.
"Ngomong apa kamuu?"


Lalu Atenx mengangkat galon yang berisi air dan menungkannya, sehingga menciptakan seperti suara kucuran air yang keluar dari keran. 

"Maka pada suatu hari, Ia pergi ke kamar mandi dan tak pernah kembali lagi. Ada yang bilang ia telah menjelma menjadi bak mandi, ada juga yang bilang kalau dia telah mengubah dirinya menjadi gayung, ada juga yang bilang kalau dia berubah bentuk jadi WC jongkok, yang lainnya lagi mengatakan bahwa ia telah bosan. Semua orang seolah mengetahui peristiwa tentangg kehilanggannya, tapi, tak seorang pun yang menyadari pada saat itu telah bertambah satu bintang di atas langit; kuburan cahaya-cahaya". ucap Roy.


Di tengah-tengan penamilannya, mereka turun panggung dan berjalan ke barisan bangku penonton, mereka menyapa dan berinteraksi orang-orang yang mereka kenal.


"Setiap hari adalah hari keberuntunganmu, Syamil. Tapi kenapa kau selalu merasa sial? Pasti ada yang salah dengan kebenaranmu, yah?" Ucap Mame kepada salah satu penonton.


"Mas Mono!, untuk sementara hindari makan-makan yang mengandung kenangan buruk, karena itu bisa menggangu masa pertumbuhanmu." Kata Mame, dan langsung disambar oleh Roy


"Tapi jangan menunggu hukum karma mendatangimu, Mas". pungkas Roy


"Akbar!, sebisa mungkin tebuslah dosa-dosa di mana kamu berada, Akbar"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun