Sekelompok seniman yang menamakan diri Bro Teater menampilkan seni teaternya di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki Pertunjukan seni yang mereka bawakan  bertajuk "Chaos Foot Trilogy" dan terdiri dari tiga seri Yakni Memfermentasi Hujan di Sepatu, Belajar Tertawa, dan Portal Ketiga
 Seluruh rangkaian akan ditampilkan selama tiga hari berturut-turut
 Akan ada juga diskusi teater pada hari keempat.
Di balik kegelapan panggung teater, suara-suara bergema silih berganti,Â
`` Gelap
 Terang
 Gelap
 Terang"
'' Akhirnya lampu sorot menyala, dan keempat sosok itu muncul di atas panggung
 Saya melihat :
 Dua pria berkemeja putih, celana jeans pendek, dan sepatu boots  bergantian berbicara
 Roy Julien dan Mame, keduanya berbicara puitis"
Kami adalah kombinasi, atau makna, kepalsuan dan kebenaran, yang diaduk dalam campuran kegelapan," kata Mamesandria, yang berbicara di atas panggung Kemudian Roy yang  berdiri di belakangku perlahan maju ke depan dan berkata, Apa yang ingin kamu banggakan.
 "...Surga dan Neraka adalah tempat yang sama dengan dua nama yang berbeda, dan Dia ada di dalamnya.
Saat keduanya berbicara, Atenx membuat suara dengan alat dan benda yang tidak biasa di sisi kanan panggung
 Ia duduk bersila di atas panggung kecil yang dilapisi kain hitam, dengan drum, mangkuk bernyanyi, dan galon air isi ulang diletakkan di depannya.
 Di tengah panggung terdapat alat peraga yang dimainkan  Roy dan Mame
 Tangga panggung  dilapisi alumunium foil.
 Kadang-kadang mereka bermain-main dengan tangga, memanjatnya, dan masuk ke lubang di tengahnya
 Sedangkan di sisi kiri panggung ada seorang wanita yang mengenakan pakaian berwarna hitam dan sarung tangan berwarna putih
 Setiap kata yang keluar dari mulut Roy dan Mame ia terjemahkan ke dalam bahasa isyarat.
 Wanita itu adalah Marina Novianti.
terdengar seperti suara mata pisau yang sedang diasahÂ