Mohon tunggu...
Rakhmat Koes
Rakhmat Koes Mohon Tunggu... Aktor - Performance Art, Photography & Vintage Motorcycle Enthusiast (IG & Twitter: @rakoes)

follow me: @rakoes @gengtriltua_indonesia Editorial Officer, CHIP FOTO VIDEO - Group of Magazine Kompas Gramedia. Photography Enthusiast, Artist, Actor, Theatre Director, and now Journalist.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menggugat "Anjay"

31 Agustus 2020   09:22 Diperbarui: 2 September 2020   10:44 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anjay menjadi sebuah Trending Topic di Twitter setelah viralnya rilis dari sebuah lembaga yang melarang penggunaan kata "Anjay"/tangkapan layar pribadi

Para orangtua akan melarang anak-anaknya berkata Anjing dan Goblog. "Eeeeh, Tong Unjang-Anjing, Jang!"

Setiap kelompok selingkung bisa memiliki gaya ungkapan penghalusan kata sendiri-sendiri.

Jadi, ANJAY itu tercipta sebagai kata yang lebih halus, sebagai kata pelengkap kalimat lisan dalam suatu lingkungan, dan bisa saja tidak memiliki makna apapun, selain sebagai kata ekspresif spontan yang tersisip dari sebuah dialog.

------------

DEVIASI MAKNA ANJAY

Ketika kata-kata tersebut "me-nasional", ada deviasi makna dan ekspresi pengungkapannya. Hal tersebut bisa menimbulkan salah kaprah antara komunikator dengan komunikan. Seperti halnya penggunaan kat "Aing" oleh kalangan Millenial Ibu Kota Jakarta. Padahal, bagi orang Sunda, "Aing" merupakan penyebutan untuk diri sendiri (bersifat kasar), biasa digunakan untuk rekan sebaya yang selingkung, (bahasa halusnya Abdi, Sim Kuring, Urang, Kaula). Sangat keliru jika kata "Aing" digunakan seperti, "Kamu ke mana saja sih, Beb? Aing tuh rindu tau.." 

Back to Anjay! Per tanggal 29 Agustu 2020, kata "ANJAY" rupanya telah dianggap sebagai ancaman moral yang lebih berbahaya dari tipu daya laten korupsi. Anjay telah dianggap sebagai bentuk ujaran kebencian yang merendahkan. Anjay memiliki urgensi yang tinggi untuk dilenyapkan dari Bumi Pertiwi. Padahal, sejatinya Anjay merupakan bentuk kata yang dihaluskan daripada ungkapan "Anjing!"

Se-urgent itukah si Anjay?

Tapi, ANJAY, bagaimana pun juga tidak bisa dan tidak enak digunakan sebagai ungkapan merendahkan, atau ungkapan kemarahan.
Masa iya orang ngamuk bilang, "Kamu tuh Anjay, Yey!" Berkesan sedang becanda, bukan marah.

------

Buat saya sih, Anjay tak ubah sebuah kata tak sarat makna. Ke dalamannya hanya bisa diukur dari ekspresi ketika sedang mengungkapkannya. Dan, Anjay tidak memiliki urgensi bagi sebuah generasi, sebab setiap generasi memiliki bahasa slang sendiri-sendiri, tentunya tidak akan merusak kaidah Bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun