Sebanyak apapun gagasan atau ide yang ada di dalam otak kita, tak bisa kita lantas mengeluarkannya semua. Apalagi tulisan yang ditujukan untuk publik, perlu adanya prediksi bagaimana respon pembaca ketika membaca tulisan kita. Perlu adanya rem di dalam diri untuk mengelola apa yang kita ketahui untuk diutarakan dalam bentuk tulisan.
Tak hanya tentang mengelola apa yang kita ketahui, nyatanya menulis juga merupakan alternatif untuk menemukan apa yang tidak kita ketahui. Jika kita mau untuk mengambil jarak pandang yang lebih jauh pada setiap persoalan pasti selalu tersedia ruang ketidaktahuan di sana.
Misalnya kita sedang menulis tentang masalah pendidikan sementara yang kita ketahui adalah soal kualitas guru semata karena kita sendiri guru. Padahal masalah pendidikan tak hanya terkait soal kualitas guru semata melainkan juga terkait regulasi, kurikulum, kesejahteraan, seleksi penerimaan dan lain sebagainya.
Tentu Anda akan menulis apa yang Anda ketahui saja bukan? Di sisi lain Anda jadi tahu topik atau bidang apa yang sebetulnya tidak Anda kuasai. Ini justru jadi modal berharga untuk kita tumbuh sebagai penulis. Artinya kita tahu bahwa kita tidak tahu, mengakui ketidaktahuan adalah langkah penting untuk menapaki jalan menuju tahu.
Membuka Ruang Kebijaksanaan
Jika di atas disebutkan bahwa ketika kita menulis tak semuanya kita kuasai sehingga apa yang kita tulis menjadi terbatas. Berbeda dengan poin yang satu ini, yang mana kita tidak menuliskan sesuatu justru karena kita tahu sesuatu tersebut tetapi merasa tidak layak untuk dikonsumsi publik. Karena tidak semua pengetahuan yang diutarakan dapat menjadi kebaikan melainkan bisa sebaliknya.
Sehingga perlu adanya kebijaksanaan dari penulis untuk memilih diksi dan rangkaian kalimat seefektif mungkin dan potensi kemudhorotan sekecil mungkin. Tentu dengan harapan menimbulkan manfaat seluas dan sebesar mungkin. Â
Mengasah Kemampuan Berbahasa
Menulis juga secara tidak sadar akan mengasah kemampuan berbahasa kita sebagai penulis. Menulis merupakan seni untuk membagi pengetahuan agar lebih banyak orang tahu tentang apa yang kita ketahui. Sementara bagi pembaca, membaca tulisan orang lain adalah jalan untuk mengintip cara berpikir penulis dan menambah perpustakaan pengetahuan diri.
Dengan menambah pengetahuan maka diharapkan pembaca akan memiliki opsi pemecahan masalah yang lebih banyak. Menulis adalah media melatih kemampuan berbahasa agar apa yang ditulis oleh penulis semakin mudah ditangkap maksudnya. Atau bisa pula dengan menggunakan berbagai majas agar tidak menyakiti hati orang lain.
Media Berekspresi dan Menuangkan Gagasan