Mohon tunggu...
Rakhmasari Kurnianingtyas
Rakhmasari Kurnianingtyas Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba melukis cerita lewat aksara

belajar dari mendengarkan dan melihat

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menyikapi Generation Gap di Lingkungan Kerja

9 Februari 2023   21:14 Diperbarui: 12 Februari 2023   16:55 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Generation Gap (Shutterstock via KOMPAS.com)

Bagi generasi senior, mereka terbiasa dengan budaya workaholic dan kompetitif yang dimiliki dengan tetap menjaga loyalitas dan nilai-nilai etika dalam dunia kerja.

Anak zaman sekarang yang sejak lahir hidupnya sudah dikelilingi dengan hal-hal modern dan kemudahan teknologi, memunculkan pola pikir terbuka dan praktis.

Mereka juga melewati masa krisis ekonomi,PHK massal dan pandemi. Pengalaman ini membentuk mereka menjadi pribadi yang harus fokus pada diri sendiri dan menjaga keseimbangan antara karir dan pribadi.

Lantas bagaimana cara meminimalisir rasa kekurangnyamanan satu sama lain dalam berinteraksi?

Kalau kita amati, pola komunikasi lah yang paling banyak memberi andil dalam perbedaan atmosfer penerimaan dalam interaksi.

Anak muda sekarang lebih mengedepankan kepraktisan dan efisiensi bahasa dalam berbicara. Mungkin jadi terkesan kurang sopan bagi segelintir orang.

Suatu situasi antara dua orang yang masing-masing ingin menjadi dominan dalam satu pola komunikasi tidak akan memberikan kenyamanan. Masing-masing harus menyadari bahwa menurunkan standar adalah yang terbaik yang bisa diupayakan.

Bagi para senior, tidak ada salahnya untuk mengikuti pola pikir dan komunikasi anak milenial yang lebih praktis dan efisien. Sepanjang masih dalam koridor wajar dan normal secara etika, cara mereka berinteraksi terkadang bisa membuat suasana diskusi menjadi lebih rileks. 

Pemilihan kata yang jauh dari makna diktator, menggurui atau menghakimi akan lebih bisa diterima. Posisikan diri tetap sebagai partner yang saling membutuhkan dan mendukung. Istilah-istilah zaman sekarang pun tidak ada salahnya dipakai untuk menjadi bridging komunikasi dengan anak milenial. 

Sedangkan bagi anak milenial, berusaha sedikit bersabar untuk mengemukakan pendapat. Seringkali semangat untuk mengaktualisasikan diri jadi mengesampingkan rasa respect kepada senior. 

Pada akhirnya, berusaha memahami ekspektasi masing-masing dapat menyelaraskan proses mencapai tujuan bersama. Tanpa menurunkan ego dan berusaha menerima perbedaan, selamanya tidak akan tercapai hubungan yang baik antar rekan kerja yang berbeda generasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun