Apa yang terlintas di pikiran kita jika mendengar kata stres?
Tentu yang pertama adalah sebuah situasi yang tidak mengenakkan. Suatu keadaan yang tidak diinginkan semua orang. Namun juga menjadi sesuatu yang kadang tidak bisa kita hindari.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata stres adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar. Arti lainnya dari stres adalah ketegangan.Â
Dalam dunia kerja, stres juga menjadi hal yang sering dialami oleh para pelakunya. Tekanan pekerjaan di kantor yang kadang di luar kemampuan menjadikan seseorang rentan terkena stres. Jika tidak dikelola dengan baik, stres akan menyebabkan masalah yang serius.
Mengatasi stres bukanlah hal yang mudah. Butuh tekad kuat dan logika berpikir yang sehat untuk bisa membangun semangat bangkit dari masalah. Bahkan tak jarang membutuhkan bantuan orang lain yang memberi masukan positif agar memperkuat diri untuk berubah.
Lantas apa hubungannya stres dengan burnout syndrome?
Burnout syndrome adalah kondisi yang menggambarkan stres berat yang dipicu oleh pekerjaan. Jadi jelas bahwa stres lah yang menjadi cikal bakal burnout syndrome ini.
Stres adalah suatu gejala normal yang biasa dialami oleh siapa saja. Dalam hal pekerjaan, stres juga bisa disebabkan karena beban pekerjaan yang berat, target yang tidak tercapai, ekspektasi yang tinggi sulit diraih, masalah dengan lingkungan kerja yang tidak mendukung dan masih banyak lagi.
Stres yang disebabkan oleh hal-hal seperti di atas bisa diselesaikan dengan pendekatan yang tepat. Seseorang yang mengalami stres tetapi masih mempunyai semangat untuk berusaha menyelesaikan masalah adalah suatu hal yang sangat menguntungkan.
Bahkan jika stres dikelola dengan baik akan memberi dampak positif. Misalnya, seseorang yang stres karena dianggap tidak bisa memenuhi ekspektasi pimpinan dengan hasil kerjanya, jika dia mampu mengelola stresnya dengan baik, akan tumbuh semangat untuk mematahkan stigma negatif tentang dirinya.