Status sebagai Aparatur Sipil Negara seolah memberi batas untuk menerima apapun tugas yang dibebankan kepadanya.Â
Lantas bagaimana dengan mental health atau kesehatan mental?
Menurut WHO, kesehatan mental adalah kondisi sejahtera seseorang, ketika seseorang menyadari kemampuan dirinya, mampu untuk mengelola stres yang dimiliki serta beradaptasi dengan baik, dapat bekerja secara produktif, dan berkontribusi untuk lingkungannya.
Dari standar yang ditetapkan WHO di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental diharapkan akan membuat orang menjadi lebih produktif sehingga bisa berkontribusi lebih banyak lagi. Bagaimana orang yang stres bisa bekerja dengan baik kan?
Jadi jangan takut untuk mengungkapkan segala keluhan dan beban mental yang dirasakan kepada pihak-pihak yang berwenang di kantor.Â
Keadaan fisik dan mental yang sehat akan meningkatkan kinerja kita. Tentu saja itu akan memberi manfaat juga kepada kantor.
Adakalanya orang menganggap seseorang kurang berintegritas karena 'meminta' untuk dimutasi sebenarnya memiliki masalah yang sama namun tidak memiliki cukup keberanian untuk mengungkapkan.
Apa yang harus Anda lakukan menghadapi pandangan orang semacam itu?Â
- Terimalah dengan lapang dada karena di manapun orang semacam itu akan selalu ada
- Tetaplah profesional dengan setiap pekerjaan yang ditugaskan di manapun Anda berada
- Buktikan bahwa keputusan Anda tepat dengan berusaha meningkatkan kemampuan dan pengetahuanÂ
- Selalu menjaga hubungan baik dan tetaplah bahagia
Mengapa kita harus bahagia? Karena indikator sukses kita di kantor bukan hanya diukur dari gaji dan jabatan. Tetapi kesehatan mental, kesehatan fisik, rasa penerimaan kita dengan pekerjaan yang kita lakukan dan memiliki cukup waktu luang yang bisa kita habiskan tanpa stres.
Jadi...berjuanglah untuk sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H