Rasa sakit apapun bentuknya pasti tidak menyenangkan. Tapi semua manusia pasti akan pernah merasakan sakit. Dengan bentuk dan kadar yang berbeda-beda, dan cara mengatasi sesuai keyakinan penderitanya.
Sakit fisik sudah jelas sumbernya. Tinggal bagaimana upaya kita untuk menyembuhkannya. Diobati sendiri atau meminta bantuan dokter.
Tapi bagaimana dengan sakit hati? Suatu keadaan yang kadang dianggap sepele. Orang banyak berpikir itu hanyalah rasa sakit sejenak yang akan hilang seiring berjalannya waktu.
Sakit hati adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan karena kita dilukai hatinya. Entah dihina, direndahkan, disepelekan, ditipu, dikhianati atau hal-hal lain yang tidak kita inginkan. Suatu rasa sakit yang datang dari perkataan atau perbuatan.
Ada dua reaksi yang berlawanan dari orang-orang yang merasakan sakit hati.
1. Terpuruk Â
Sedikit perkataan yang sangat menusuk bisa meninggalkan jejak rasa sakit yang dalam bagi seseorang yang tidak bisa menerimanya. Baik disengaja ataupun tidak, perkataan buruk yang ditujukan kepada seseorang sangatlah tidak pantas.
Apapun situasi dan masalah yang melatarbelakanginya, perkataan buruk akan meninggalkan luka yang sulit sembuh. Bahkan bagi sebagian orang akan meninggalkan trauma yang mendalam.Â
Trauma sering dikaitkan dengan tekanan emosional dan psikologis yang muncul karena suatu perbuatan yang tidak menyenangkan. Suatu keadaan yang bisa membuat guncangan batin yang berkepanjangan bagi penderitanya. Mereka akan terus terbayang dengan peristiwa yang menyakiti hatinya sepanjang waktu.
Seseorang yang tidak bisa melepaskan diri dari sakit hati yang dipendam akan berakibat juga kepada fisiknya. Seperti dilansir dari alodokter.com, luka hati yang tidak diobati akan menyebabkan sistem saraf tubuh bereaksi dan membuat rasa tidak nyaman seperti rasa sesak di dada.
Banyak kita dengar orang yang menjadi rendah diri, tidak percaya kepada kemampuan sendiri atau bahkan sampai menarik diri dari pergaulan karena sesuatu perkataan yang telah merendahkan dia. Padahal bisa saja orang yang mengatakannya tidak ingat atau tidak merasa pernah mengucapkan sesuatu yang menyebabkan luka hati seseorang. Ibarat pepatah 'sudah ketengah makan api'. Suatu perkataan yang sudah terlanjur terucap, tidak bisa ditarik lagi tetapi telah membuat luka yang dalam.