Mohon tunggu...
Rakhmasari Kurnianingtyas
Rakhmasari Kurnianingtyas Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba melukis cerita lewat aksara

belajar dari mendengarkan dan melihat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hebatnya Sakit Hati

4 April 2022   10:00 Diperbarui: 4 April 2022   10:05 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sakit Hati (Foto : pixabay.com/anemone123)

Rasa sakit apapun bentuknya pasti tidak menyenangkan. Tapi semua manusia pasti akan pernah merasakan sakit. Dengan bentuk dan kadar yang berbeda-beda, dan cara mengatasi sesuai keyakinan penderitanya.

Sakit fisik sudah jelas sumbernya. Tinggal bagaimana upaya kita untuk menyembuhkannya. Diobati sendiri atau meminta bantuan dokter.

Tapi bagaimana dengan sakit hati? Suatu keadaan yang kadang dianggap sepele. Orang banyak berpikir itu hanyalah rasa sakit sejenak yang akan hilang seiring berjalannya waktu.

Sakit hati adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan karena kita dilukai hatinya. Entah dihina, direndahkan, disepelekan, ditipu, dikhianati atau hal-hal lain yang tidak kita inginkan. Suatu rasa sakit yang datang dari perkataan atau perbuatan.

Ada dua reaksi yang berlawanan dari orang-orang yang merasakan sakit hati.

1. Terpuruk  

Sedikit perkataan yang sangat menusuk bisa meninggalkan jejak rasa sakit yang dalam bagi seseorang yang tidak bisa menerimanya. Baik disengaja ataupun tidak, perkataan buruk yang ditujukan kepada seseorang sangatlah tidak pantas.

Apapun situasi dan masalah yang melatarbelakanginya, perkataan buruk akan meninggalkan luka yang sulit sembuh. Bahkan bagi sebagian orang akan meninggalkan trauma yang mendalam. 

Trauma sering dikaitkan dengan tekanan emosional dan psikologis yang muncul karena suatu perbuatan yang tidak menyenangkan. Suatu keadaan yang bisa membuat guncangan batin yang berkepanjangan bagi penderitanya. Mereka akan terus terbayang dengan peristiwa yang menyakiti hatinya sepanjang waktu.

Seseorang yang tidak bisa melepaskan diri dari sakit hati yang dipendam akan berakibat juga kepada fisiknya. Seperti dilansir dari alodokter.com, luka hati yang tidak diobati akan menyebabkan sistem saraf tubuh bereaksi dan membuat rasa tidak nyaman seperti rasa sesak di dada.

Banyak kita dengar orang yang menjadi rendah diri, tidak percaya kepada kemampuan sendiri atau bahkan sampai menarik diri dari pergaulan karena sesuatu perkataan yang telah merendahkan dia. Padahal bisa saja orang yang mengatakannya tidak ingat atau tidak merasa pernah mengucapkan sesuatu yang menyebabkan luka hati seseorang. Ibarat pepatah 'sudah ketengah makan api'. Suatu perkataan yang sudah terlanjur terucap, tidak bisa ditarik lagi tetapi telah membuat luka yang dalam.

Sulit bagi orang-orang yang mengalami luka batin dan sakit hati untuk bangkit dan melupakan suatu kejadian. Butuh waktu lama dan bahkan bantuan dari ahli untuk kembali menjadi pribadi yang kuat dan sehat mental.

2. Semangat yang bergelora

Reaksi sakit hati yang kedua bisa menjadi suatu hal yang positif. Ucapan yang kurang bersahabat dari seseorang bisa menjadi pemacu semangat bagi orang-orang yang berkepribadian terbuka. Rasa sakit atau luka hati yang dirasakan tidak dia biarkan dalam waktu yang lama.

Tidak mudah menjadi pribadi pemaaf. Dan merubah kata-kata yang membuat sakit hati menjadi motivasi untuk terus bergerak. Dia tidak membiarkan dirinya dijerat dalam perasaan terpuruk yang dalam.

Banyak kisah orang sukses yang diawali dari keragu-raguan orang lain atas kemampuannya. Direndahkan dan dianggap tidak pantas justru membuat orang tertantang untuk melakukan pembuktian. Bahkan mungkin pembuktian yang dilakukan cenderung berlebihan hingga kita banyak menemui perilaku flexing seperti yang sedang marak belakangan ini.

Apapun perkataan orang tentang kita, kitalah yang paling bisa mengatur bagaimana menyikapinya. Tersinggung adalah sesuatu yang manusiawi dan reaksi wajar orang yang tersakiti. Namun ingat, cintailah diri kita dan selalu merasa kita adalah orang yang berharga. Tidak ada satu orang pun berhak menghancurkan kebahagiaan kita. 

Begitupun sebaliknya, jika kita tidak ingin terluka, orang lain pun demikian. Menjaga lisan adalah hal paling utama tetapi sulit bila kita cenderung mudah menilai orang lain. Menjadi pribadi yang bisa menerima segala perbedaan sepertinya adalah cara yang bisa dicoba agar kita tidak mudah mencela orang.

Semoga sebulan ini berpuasa, kita juga bisa berpuasa 'julid'. Fokus saja pada diri kita, biarlah orang dengan urusannya masing-masing. Kita tidak tahu ucapan kita yang mana yang bisa membuat orang trauma karena sakit hati sepanjang hidup mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun