Totti adalah seorang legenda dan pemain terbaik AS Roma sepanjang masa. Ia dikenal sebagai pemain yang mempunyai visi bermain, tehnik luar biasa dan pencetak gol yang ulung. Tidak salah kalau publik kota Roma menjulukinya sebagai Il Re di Roma atau raja kota Roma.
Ia membela panji I Giallorossi sejak musim 1992 sampai 2017 dengan mengemas 250 gol dan 618 pertandingan di kompetisi Lega Calcio. Sebenarnya Totti kecil bisa saja bergabung dengan Junior Team dari AC Milan, tapi sang ibunda tidak memperkenankan anaknya tersebut tinggal jauh dari rumah.
Yang membuktikan kesetiaan Totti kepada AS Roma adalah ia tetap bertahan pada satu klub profesional saja sepanjang karirnya. Walaupun pemain ini bisa disebut underachieving di Roma, karena sepanjang karirnya, ia hanya bisa memenangkan sebuah piala juara Serie A dan dua piala Copa Italia.
Padahal bisa saja ia menerima tawaran dari tim-tim yang lebih menjanjikan untuk memberikannya gelar dan piala seperti Juventus, Real Madrid, atau juga Barcelona. Bahkan banyak pundit yang berpendapat bila saja ia mau pindah ke duo tim Spanyol tersebut, ia mempunyai kesempatan untuk meraih trophy Ballon D'or.
Pada tanggal 17 Juli 2017, ia memutuskan untuk gantung sepatu alias pensiun dari jersey kebanggaannya. Manajemen AS Roma langsung memberikan jabatan kepada Totti sebagai Direktur Tehnik klub.Â
Hal ini dianggap sebagai perlakuan terbaik dan keputusan tepat klub oleh para fans, karena siapa lagi coba yang mengerti dan mencintai AS Roma seperti layaknya Francesco Totti.
Namun sayang, hanya dua tahun berselang, pada tahun 2019 Totti mengundurkan diri dari posisi tersebut. Menurutnya, Totti hanya dijadikan sebagai simbol saja oleh klub. Ia merasa sering kali tidak disertakan dalam berbagai kebijakan AS Roma. Padahal Totti ini direktur tehniknya loh.
Totti juga menganggap bahwa klub hanya mementingkan faktor keuntungan finansial saja daripada prestasi dan masa depan perkembangan tim. Salah satu pointnya, ia amat keberatan mengapa klub tidak memperpanjang kontrak Daniele De Rossi yang merupakan suksesornya sebagai kapten di Roma.
Hal ini membuat hubungan Totti dengan klub tidak baik. AS Roma bahkan secara resmi mengatakan bahwa segala yang diucapkan oleh sang legenda tersebut tidak benar dan berlebihan. Klub juga kecewa akan sikap yang diambil oleh mantan kapten mereka tersebut.
Terakhir saya membaca bahwa Totti tidak akan pernah lagi menginjakan kaki di stadion AS Roma, selama James Palotta masih menjadi Presiden klub tersebut. Wuaduh. Seriusan kalau sampai begini sih.
Tapi bila kita melihat bagaimana pengabdian seorang Francesco Totti kepada AS Roma dan juga bagaimana kebijakan transfer AS Roma yang rela begitu saja menjual para pemain bintangnya, rasanya sikap Totti dapat dimengerti.
Cerita dari Francesco Totti ini menggambarkan bagaimana kondisi sepakbola sekarang. Bagaimana beberapa manajemen klub lebih melihat sebuah klub sepakbola dari aspek bisnisnya saja. Tidak seratus persen salah memang, tapi masa mau terus-terusan jadi feeder club ?
Tapi yang jelas Francesco Totti masih merupakan Raja di Roma, walau tanpa tahta dan kuasa. Setidaknya begitu jika dilihat dari kacamata para supporter klub.
Terima kasih sudah membaca. Sehat selalu bagi anda dan keluarga.
C'est Tout!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H