Lalu, mana Arema yang "valid"?Â
Saya sebagai Aremania, bahkan memercayai bahwa yang namanya Arema IPL itu sudah bubar dan tidak ada lagi.
Sampai suatu saat, saya berbincang-bincang dengan salah satu kakak kelas saya di SMA dan kebetulan salah satu penggemar sepakbola, lalu saya berkelakar,
"Sampean milih Arema seng liga siji opo Arema sing sijine."
Kakak kelas saya ini menjawab, "Sengndek liga elek, Ka. Aku milih seng sijine ae."
Saya pun tertawa, tapi saya ingin tahu, apakah Arema "satunya lagi" itu masih eksis?
Tidak perlu waktu lama saya menemukan jawabannya. Ternyata Arema "satunya lagi" ini yang menggunakan nama Arema Indonesia, masih ada dan berlaga di Liga 3 Jawa Timur.
Saya mengetahui fakta ini bukan karena saya menonton pertandingan mereka di Stadion Gajayana, tetapi karena mereka membuka akun Instagram sendiri. Mungkin untuk lebih menunjukkan eksistensi mereka di dunia maya.
Masalah lain yang muncul selain krisis identitas adalah krisis suporter itu sendiri. Kakak kelas saya di SMA memiliki pandangan berbeda dengan adek kelas saya yang beranggapan kalau Arema itu ya "yang di Kanjuruhan itu".Â
Mau tidak mau, pecinta sepak bola Malang terpolarisasi menjadi dua kubu. Kubu Arema "liga atas" dan kubu Arema "liga bawah". Seakan-akan tidak ada satu kesatuan Arema yang mencakup seluruh Aremania di Indonesia.
Akhirnya, jumlah suporter yang hadir di Stadion Kanjuruhan menurun. Belakangan ini, fenomena tersebut banyak dibicarakan di media massa.Â