Mohon tunggu...
Rakha Arifrahman
Rakha Arifrahman Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Pembangunan Jaya

bola,politik,gaya hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Perkembangan Digital Terhadap Kehidupan

19 Desember 2023   19:50 Diperbarui: 19 Desember 2023   19:54 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TEKNOLOGI DAN TRANSFORMASI KOMUNIKASI: DAMPAK PERKEMBANGAN DIGITAL TERHADAP KEHIDUPAN

Oleh: Muhammad Rakha Arief Rahman

 

Pendahuluan

Cara kita berkomunikasi telah diubah oleh teknologi di era digital yang semakin berkembang. Dalam artikel ini, kita akan melihat dampak besar dari perkembangan digital pada cara kita berbicara, mengeksplorasi evolusi media sosial, perubahan dalam komunikasi bisnis, masalah etika, efek psikologis, dan dampak pada pendidikan. Kita akan dapat memahami bagaimana teknologi membentuk dan mengubah lanskap komunikasi kita dengan melakukan analisis mendalam.

Evolusi Teknologi Komunikasi 

Dari telegraf hingga internet dan smartphone, sejarah teknologi komunikasi mencatat perkembangan luar biasa. Jauh sebelum Alexander Grahambell memperkenalkan telepon, Antonio Meuccci telah mengembangkan ide dasar dari pembuatan telepon, sayangnya Meucci kekurangan dana untuk merealisasikan ide tekenologi telepon yang telah ia tuangkan dalam beberapa tulisannya.

1.Peningkatan Pengguna Media Sosial di Indonesia 

Media sosial telah menjadi kekuatan dominan dalam komunikasi modern. Dalam bab ini, kita akan menjelajahi dampak media sosial terhadap interaksi sosial dan bagaimana platform ini membentuk pembagian informasi serta pembentukan opini. Sekarang Indonesia memasuki era teknologi digital. Grafik menunjukkan peningkatan persentase penetrasi internet di Indonesia dari tahun ke tahun. Sebagai hasil dari survei yang dilakukan pada tahun 2016 oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (www.kominfo.go.id), jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta orang pada tahun 2017, atau 54,68% dari total penduduk. Menurut data yang dikumpulkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), 87,13% dari pengguna internet menggunakan layanan sosial media. Di sisi lain, berdasarkan pemanfaatan internet untuk tujuan ekonomi, 37,82% dari pengguna internet mencari informasi tentang cara membeli sesuatu, dan 32,19% melakukan pembelian online (Hasil Survey Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia AJII, 2017). Sedangkan, menurut laporan Digital in Southeast Asia 2018 We Are Social, YouTube, Facebook, dan WhatsApp adalah platform media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia.

2.Komunikasi Bisnis dalam Era Digital 

Penggunaan teknologi dalam konteks bisnis tidak hanya mengubah cara perusahaan berkomunikasi tetapi juga mendefinisikan strategi pemasaran dan interaksi dengan pelanggan.  Sekarang, media sosial telah mengubah cara perusahaan berhubungan dengan karyawan, pelanggan, pesaing, supplier, media, dan semua pihak lain yang mungkin atau mungkin tidak mempengaruhi organisasi (Yang & Lim, 2009). Melalui media sosial, korporasi dan publiknya dapat menjalin hubungan interaktif secara langsung. Media sosial dapat dengan mudah memengaruhi opini publik. Media sosial tidak terikat oleh aturan atau kode etik seperti media konvensional; sebaliknya, mereka memberikan lebih banyak kebebasan untuk berinteraksi. Interaksi di media sosial dapat dilakukan secara langsung dengan laptop, ponsel pintar, atau internet, dan dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media sosial tidak hanya digunakan untuk berjejaring, tetapi juga digunakan untuk kegiatan komersial.

3.Tantangan Etika dalam Komunikasi Digital 

Media sosial kadang-kadang tampak seperti fatamorgana, menawarkan keterbukaan dan berbagai fitur baru yang terus menunjukkan kemajuan peradaban manusia. Sebagai makhluk yang berakal budi, dengan rasa dan kehendak bebas, etika seharusnya menjadi alat kontrol dalam ber-media sosial. Dengan menambahkan fitur baru untuk mengakses apa pun di media sosial, prinsip-prinsip moral harus tetap relevan. Selain itu, kita harus waspada karena para penjahat juga menggunakan media yang sama untuk melakukan kejahatan. Seseorang dapat berurusan dengan hukum dengan mengupdate status. Status juga dapat menyebabkan kejahatan. Para pelaku kejahatan juga menggunakan media sosial untuk mencari mangsa. Sebagai makhluk berakal budi, manusia memerlukan kesadaran kritis saat memanfaatkan teknologi. Bukankah manusia berakal budi yang menciptakan teknologi informasi dan komunikasi? Sebagai manusia global, kita harus mampu menggunakan teknologi secara strategis dan efektif. Pemikiran ini jelas menunjukkan bahwa perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat dan semakin canggih selalu ada. Menjaga kesadaran dan meningkatkan kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang baru, termasuk media sosial, secara strategis, efektif, sehat, dan aman adalah sikap yang tepat.

4.Dampak Psikologis dan Sosial 

Media sosial telah menjadi alat penting untuk komunikasi dan interaksi sosial konvensional, terutama online, memungkinkan individu untuk berbagi perasaan dan pengalaman pribadi mereka tanpa harus meninggalkan kehidupan sehari-hari mereka. Namun, model ini diubah oleh teknologi komunikasi baru seperti media sosial. Interaksi sosial buatan yang muncul di situs web seperti Facebook, Twitter, dan Instagram semakin memengaruhi model interaksi sosial konvensional, seperti interaksi tatap muka yang melibatkan bahasa tubuh dan kontak mata. Ini membuat orang lebih fokus untuk berbagi cerita pendek atau kuliah tentang topik atau kelompok melalui media sosial tanpa terganggu. Kritikus berpendapat bahwa media sosial sering dianggap "anti-sosial" dan lebih baik digunakan di ruang gema, di mana orang hanya dapat menerima informasi dari kelompoknya sendiri dan menghindari konflik.

5.Pembelajaran Online dan Komunikasi Pendidikan 

Penggunaan teknologi dalam pendidikan mengubah cara kita belajar.  Dalam proses pembelajaran, terutama dalam pembelajaran online, interaksi sangat penting. Ini mencakup kontak langsung antara siswa dan pendidik, serta berbagai jenis interaksi antara siswa dan pendidik. Tiga komponen utama yang mempengaruhi interaksi ini adalah jadwal pembelajaran, diskusi antara siswa dan guru, dan tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Media yang tersedia dan digunakan juga memengaruhi proses persiapan dan diskusi dalam pembelajaran daring. Interaksi siswa-guru dalam pembelajaran online terutama terjadi secara online. Ini termasuk teknologi untuk interaksi online seperti konferensi video dan obrolan, dan teknologi untuk interaksi offline seperti email dan papan diskusi. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, seperti membaca, menyorot, menyorot, atau mengungkapkan apa yang mereka pahami. Interaksi antara siswa dan guru sangat penting untuk proses belajar.

Interaksi antara siswa dan pendidik akan menghasilkan kehadiran sosial (presensi sosial), kehadiran kognitif (presensi kognitif), dan kehadiran pengajaran yang sistematis (presensi pengajaran), menurut Saadatmand dkk. (2017). Menurut teori ini, interaksi siswa-guru sangat penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang positif.

Kesimpulan 

Dalam menghadapi revolusi digital, kita melihat bahwa kemajuan teknologi telah mengubah cara kita berbicara. Pergeseran dari telegraf ke media sosial mengubah interaksi sosial, komunikasi bisnis, dan pendidikan. Penggunaan media sosial yang meningkat di Indonesia menunjukkan pergeseran paradigma dalam pembagian informasi dan pembentukan opini. Namun, kebebasan berinteraksi di media sosial menimbulkan tantangan etika, yang memerlukan kesadaran yang lebih baik tentang teknologi tersebut. Teknologi telah mengubah cara perusahaan berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam konteks bisnis. Media sosial memengaruhi opini publik dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, menjadikannya alat penting untuk hubungan interaktif. Komunikasi digital membutuhkan keseimbangan antara prinsip moral dan kemajuan teknologi. Karena potensi bahaya kriminal yang terkait dengan penggunaan media sosial, penting untuk meningkatkan kesadaran dalam hal keamanan dan privasi. Interaksi antara siswa dan guru sangat penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang positif, terutama dalam lingkungan pembelajaran online.

Dengan demikian, artikel ini meminta pembaca untuk mempertimbangkan bagaimana teknologi membentuk cara berkomunikasi kita. Transformasi ini bukan hanya tantangan; itu juga menuntut kita untuk berpartisipasi secara aktif dalam mengelola perubahan ini sehingga kita dapat berbicara dengan baik dan efektif di era internet saat ini.

Refrensi:

Marco Nese, F. N. (2015). Communication Booknotes. History of Communication Technology, 48-49.

Dadang Sugiana, A. S. (2019). Komunikasi dalam Media Digital. Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta.

Dian Amintapratiwi Purwandini, I. (2018). KOMUNIKASI KORPORASI PADA ERA INDUSTRI 4.0. Jurnal Ilmu Sosial Vol. 17 |No. 1 |Edisi Januari - Juni 2018|, 53-63.

Medhy Aginta Hidayat, P. (2018). Homo Digitalis: Manusia dan Teknologi di Era Digital. In P. Medhy Aginta Hidayat, Homo Digitalis: Manusia dan Teknologi di Era Digital (p. vii). Yogyakarta: Penerbit Elmatera (Anggota IKAPI).

Prof. Ir. Tian Belawati, M. P. (2019). Pembelajaran Online. In M. P. Prof. Ir. Tian Belawati, Pembelajaran Online (pp. 37-39). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun